Sukses

Lifestyle

4 Tanda Cinta Klasik untuk Kado Valentine-mu

Jakarta 4 Tanda Cinta Klasik untuk Kado Valentine-mu

Roti Buaya

Roti ini bisa kita temukan pada upacara pernikahan dengan adat Betawi, dibawa oleh pengantin laki-laki saat seserahan. Di antara barang seserahan lain, seperti peralatan ibadah, uang mahar, dan perhiasan, roti buaya jadi barang paling penting sebagai lambang kesetiaan. Masyarakat Betawi terinspirasi buaya karena seumur hidupnya, buaya hanya mempunyai satu pasangan. Buaya yang dibawa pengantin laki-laki tersebut berjumlah 2 dengan ukuran berbeda, yang besar melambangkan pengantin laki-laki, sedangkan yang lebih kecil�yang ditumpangkan di atas buaya besar�melambangkan pengantin perempuan.Buaya sebagai simbol kesetiaan, sementara rotinya pun punya makna khusus, melambangkan kemapanan ekonomi. Roti buaya jarang kita ditemukan di toko roti, kecuali yang berukuran mini. Merry, pembuat roti buaya di daerah Palmerah mengungkapkan, �Roti buaya kebanyakan dipesan untuk adat, jadi barang baru ada kalau ada pesanan. Harganya macam-macam, tergantung ukuran. Sudah termasuk hiasannya juga, jadi sepaket.� Tertarik menjadikannya kado Valentine buat pasangan? Kamu harus memesannya jauh-jauh hari.

Kelapa Gading

Dalam adat pernikahan Jawa, sepasang cengkir gading (kelapa gading muda) yang masih bersabut wajib ada saat prosesi siraman�upacara pembersihan diri agar suci dan murni. Melambangkan apa sepasang kelapa hijau itu? Cengkir, oleh masyarakat Jawa diartikan sebagai �kencenging pikir� atau penyatuan pikiran kedua mempelai. Ini merupakan simbol harapan orangtua agar calon mempelai terus bersama, tidak hanya terikat secara simbolis, tapi batin mereka pun menyatu dan bisa saling mencintai selamanya. Ternyata kelapa punya makna penting, ya, selain untuk dikonsumsi. 

Coki

Dalam adat Minangkabau, setelah perempuan dan laki-laki resmi menjadi sepasang suami istri, masih ada serangkaian upacara yang dilakukan. Tapi, ada satu yang melambangkan bentuk cinta pasangan tersebut, yaitu bamain Coki (bermain Coki). Coki adalah permainan tradisional Ranah Minang, semacam permainan catur dengan papan yang menyerupai halma. Permainan Coki dilakukan oleh pasangan pengantin sebagai simbol harapan agar kedua mempelai bisa saling meluluhkan kekakuan dan ego masing-masing agar selalu mesra.

Cincin Meneng

Tradisi memberi cincin memang sudah ada sejak berabad-abad lalu. Sejumlah literatur menyebutkan bahwa pada zaman Romawi Kuno sudah banyak pasangan yang menggunakan lempeng besi sebagai tanda ikatan. Rupanya tradisi ini juga berlaku di masyarakat Sunda. Dalam acara Narosan atau lamaran, pihak laki-laki umumnya membawa buah tangan, seperti sirih, pakaian perempuan, beuber tameuh?ikat pinggang perempuan yang biasa dipakai setelah melahirkan�serta cincin meneng, yaitu cincin tanpa sambungan untuk menyimbolkan kasih sayang yang tidak ada putusnya. Tanda cinta ini sekaligus bentuk doa keluarga agar hubungan pasangan langgeng.

Tertarik pakai tanda cinta klasik ini untuk ungkapkan sayang? Share, ya!   

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading