Sukses

Lifestyle

Sibuk Berkarir, Jalur Online Jadi Alternatif Cari Jodoh Bagi Perempuan

Next

Online dating

Jakarta Sayangnya urusan waktu kadang jadi kendala buat jalani pencarian jodoh secara konvensional � bertemu, melakukan PDKT lalu menjalin hubungan bila cocok. Sebagian perempuan kini justru memanfaatkan teknologi internet untuk cari jodoh.

Seorang PR salah satu rumah sakit bernama Dwi (27) misalnya, ia mencoba cara modern dalam menemukan pasangan lewat sebuah situs yang bisa berkomunikasi dengan orang lain dari belahan dunia manapun secara acak. �It�s time saving dibanding buang-buang waktu ketemu sama cowok sana-sini, belum lagi PDKT (pendekatan) yang tidak jelas tapi tahunya mereka belum siap untuk jalin hubungan. It�s easier, cheaper, and you can get to know each other very well by talking and listening,� ucapnya.

Pendapat senada dilontarkan Kiki (27) seorang asisten project manager di sebuah perusahaan swasta. Fokus bekerja membuat ia susah luangkan waktu untuk berkenalan dengan orang baru.  �Lingkungan pertemanan aku itu-itu saja. Kami pun bertemu hanya weekend. Itu pun kalau aku tidak sibuk sama kerjaan. Makanya aku sering mampir ke situs online dating. Awalnya sih kepingin kenalan sama orang baru dan belajar hal baru dari mereka. Tapi tidak menutup kemungkinan kalau suatu saat ada yang suka dan aku pun sebaliknya, kami bisa menjalin hubungan lebih,� tuturnya panjang lebar.

Tuntutan sosial menurut Pingkan Rumondor, M. Psi selaku pimpinan tim psikologi Setipe.com � situs matchmaking pertama di Indonesia yang menggabungkan teknologi dan ilmu psikologi, jadi pemicu banyak perempuan untuk mencoba cyber relationship. �Biar pun zaman semakin modern tapi tuntutan sosial untuk settle down tetap saja ada. �Kapan menikah?� jadi pertanyaan yang sering dilontarkan saat acara keluarga digelar. Selain itu mungkin adanya dorongan dari diri sendiri untuk menjalin hubungan serius. Sayangnya semakin umur bertambah belum juga menemukan pasangan. Para perempuan mulai mencari alternatif lain lewat internet,� tutur Pingkan menjelaskan fenomena cyber relationship

Next

Online datingIs it real?

Siasat cari jodoh melalui online dating memang masih menimbulkan pendapat miring di tengah masyarakat. Pathetic atau desperate, kata itulah yang biasa muncul begitu tahu seseorang lagi coba menjalani pencarian jodoh via online. �Bagi aku semua pasti ada positif dan negatif-nya. Finding a partner on the internet is definitely fine and nothing to be ashamed of. Banyak orang mungkin berpikir tidak laku sampai harus cari di internet tapi menurutku namanya juga usaha. Boleh dong. Asal dapat menjaga diri dengan baik,� ucap Dwi kembali.

Karena basically tidak ada kontak fisik secara langsung � bersalaman, bertatapan langsung, bergandeng tangan, dan lainnya, sebagian orang ragu bahwa hubungan yang akan terjalin real. Untuk hal ini Pingkan berpendapat bahwa hubungan cyber relationship sangat nyata dari segi emosi. Bahkan emosi yang timbul sama halnya dengan pacaran di dunia nyata.

�Kita tidak bisa bilang online communication itu tidak real. Walaupun tidak ada elemen fisik tapi apa yang dimaknai sama dua orang yang terpisah itu nyata. Berdasarkan penelitian aku apa yang mereka rasakan pun nyata. Ada bahkan yang pipinya bersemu merah saat pasangannya keluarkan kalimat manis. Itu yang aku sebut real,� ucap Pingkan coba menjelaskan.

Dwi yang jalin hubungan terlebih dahulu baru bertemu secara langsung setelah tiga bulan berpacaran mendukung pernyataan Pingkan. �Ada masa dimana aku sangat butuh dia disamping aku. Walaupun dia jauh di sana, dia tetap bisa calm me down,� ucapnya.

Tentang kejelasan sebuah hubungan online menuju arah ke tahap lebih serius menurut Dwi tergantung oleh pribadi masing-masing. �Keseriusan hubungan biasanya terpupuk seiring berjalannya waktu. Bagi aku setiap hubungan leads to a thing. Tinggal bagaimana masing-masing orang saja menjalaninya.�

 

Next

Online dating

Do�s and Dont�s

Menurut Pingkan mengenal diri sendiri itu penting sebelum kamu terjun mencari pasangan di dunia online, Fimelova. Ada baiknya kamu observasi diri apakah kamu tipe orang yang nyaman dalam mengungkapkan perasaan dan pikiran lewat teks.

Bila kamu kamu tipe yang kikuk berbicara maupun bertatapan langsung dan lebih bisa mencurahkan perasaan lewat teks, mungkin kamu bisa coba alternatif pencarian pasangan lewat online.

Masih menurut Pingkan ada beberapa aturan dasar yang sebaiknya tidak dilanggar. �Sebisa mungkin jangan mengumbar informasi yang bersifat terlalu pribadi mulai dari nama lengkap, nomor telepon, bahkan e-mail sekalipun. Bila perlu bikin alamat e-mail baru yang khusus digunakan buat online dating. Satu lagi, jangan gampang percaya pada orang. Apalagi kalau pasangan sudah minta dikirimi sejumlah uang atau minta dibelikan tiket sebaiknya jangan dipenuhi,� paparnya.

Next

Online dating

Kiki yang sudah cukup malang melintang dalam urusan mencari pasangan lewat jalur online juga menambahkan agar berhati-hati dengan para pengguna internet yang iseng. �Scammer di situs online dating itu banyak banget. Menurutku kita jangan terlalu cepat percaya dengan lawan bicara. Kalau dari awal sudah diajak ngobrol mesra jangan terlalu dimasukkan ke hati. Anggap saja kamu lagi cari teman jadi lebih rileks dan tidak terlalu punya ekspektasi berlebih. Satu lagi jaga diri dan jangan sampai rela melakukan hal �aneh-aneh�.

Sama halnya dengan mencari pasangan di dunia nyata, kejujuran itu penting saat mencari pasangan di dunia maya. �Jangan sampai kamu merasa dirugikan dengan hubungan tadi karena tidak sedikit yang menyalahgunakannya. lho. Temukan keseriusan dari pasangan terlebih dahulu sebelum kita terlalu jauh berhubungan. Gunakan situs online yang pasti-pasti saja dan jangan yang aneh. Last but not least, don�t lie kalau memang niat mau cari pasangan,� ungkap Dwi membagi pengalamannya.

Nah, urusan bertatap muka sebaiknya dilakukan minimal setelah dua bulan menjalin hubungan dan ketika sudah merasa nyaman dengan pasangan ujar Pingkan. Kurang dari itu gunakan waktu untuk mencari tahu tentang kepribadian pasangan terlebih dahulu, Fimelova. �Sebisa mungkin pilih tempat yang memang ramai,� tutup Pingkan.

Next

online

Their Story

Layaknya sebuah hubungan nyata, sebuah hubungan yang dilakukan secara online juga ada yang berakhir happy ending dan bad ending. Beberapa perempuan ini termasuk Dwi dan Kiki membagi ceritanya.

�Pertama kali mengobrol, aku dan dia langsung klik. We talked for 6 hours long non-stop! Kami akhirnya berteman baik. Setelah merasa nyaman satu sama lain, dia coba menyatakan perasaannya dan aku pun merasakan hal yang sama. PDKT dia lebih kayak ke teman saja, lebih banyak mengobrol, bercanda, dan tukar pikiran. Hal yang bikin saya mau dengannya, he understands me well meski kami belum bertemu. He called me many times and sent me some letters. Setelah 3 bulan berkenalan, dia lantas datang ke Indonesia. It was the moment I fell in love with him in person. Sampai sekarang kami masih pacaran dan semoga bisa bertemu dengannya di Kanada pertengahan tahun ini.� - Dwi (27).

�Aku beberapa kali menjalin hubungan lewat jalur online. Yang paling lama tiga tahun bersama seorang lelaki asal Inggris. Dia seorang geologis dan bekerja di Bogor. Awalnya ia meminta ditemani untuk beli laptop karena kebetulan saya mengerti tentang itu. Setelah pertemuan pertama ternyata komunikasi kami lebih intens. Kami pun berpacaran selama 3 tahun. Sayangnya perbedaan prinsip bikin kami harus berpisah. Tapi sampai sekarang aku dan dia masih berkomunikasi dengan baik.� - Kiki (27).

Next

Online dating

“Cinta menurut aku kurang cukup untuk bisa bikin sebuah hubungan online dating itu lancar. Kepercayaan sangat dibutuhkan di sini. Aku sempat menjalin hubungan dengan William, seorang pria asal Amerika. Kami bertemu di sebuah situs dating. Awalnya aku hanya menganggapnya teman saja namun perasaan sayang muncul sedikit demi sedikit. Kami pun menjalin hubungan lebih serius dari sekedar pertemanan. Enam bulan menjalin hubungan, kami sampai di tahap bimbang. Jarak, komunikasi dan rasa kurang percaya terhadap pasangan menjadi alasan kuat mengapa hubungan kami tidak berhasil.” - Tia (29).

“Aku bertemu suamiku lewat Yahoo Messenger delapan tahun lalu. Dari awal aku jujur bilang ke dia bahwa aku niatnya ingin menikah dan dia ternyata mencari hubungan yang serius juga dan bukan sekedar have fun. Selama kurang dari setahun aku jalani hubungan LDR Jakarta-New York. Ternyata kami memiliki banyak kecocokan dan sangat nyambung. Kami pun akhirnya bertemu di Pakistan karena kebetulan ia memang berasal dari sana. Di Pakistan juga akhirnya kami menikah. Setelah dari situ aku sempat LDR lagi selama kurang lebih setahun karena harus balik ke Indonesia untuk mengurusi banyak hal sedangkan ia juga kembali bekerja. Setelahnya aku dan suami kembali bertemu dan memutuskan tinggal di Kanada.” - Angel (39).

Buat kamu yang memang susah menemukan pasangan karena terpentok kesibukan dalam bekerja mungkin pertemuan secara online bisa jadi alternatif yang patut dicoba. Semoga beruntung, Fimelova!

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading