Sukses

Entertainment

Editor Says: Ketika Musik Indonesia Berjaya di Negeri Tetangga

Fimela.com, Jakarta Geliat industri musik tanah air mengalami ketimpangan luar biasa ketika pembajakan merajalela. Toko-toko CD hilang satu per satu menuju punah.

Akhirnya sejumlah musisi memilih menitipkan kumpulan lagu-lagu terbaik yang mereka rancang dengan sepenuh hati ke gerai-gerai ayam. Sah-sah saja, karena musisi perlu survive demi keberlangsungan karyanya.

Namun kondisi yang carut marut itu diimbangi dengan kesuksesan para penyanyi dan musisi negeri ini. Saat ini musik Indonesia semakin banyak diminati oleh penikmat musik dari negara-negara tetangga seperti Malaysia, Brunei Darussalam dan Singapura.

Lagu-lagu yang jadi hits di Indonesia turut meraih sukses di luar sana. Menurut saya pribadi, hal ini kemungkinan besar terjadi sejak merebaknya musik Melayu di Indonesia tahun 2000-an.

Band-band seperti ST12, Kangen Band atau Bagindas membawa musik yang familiar bagi Negeri Jiran. Tak ayal seabrek tawaran manggung diterima oleh band-band beraliran pop melayu.

Exists (Desain: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Menarik sedikit garis waktu ke belakang, musik Melayu juga pernah mengekspansi Indonesia. Sekitar tahun 90an, band-band Malaysia banyak diminati masyarakat kita. Sebut saja Slam, Exists, dan beberapa nama lainnya yang dikenal lewat lagu-lagunya.

Bisa dibilang kini musik Indonesia berhasil membalik keadaan, dan meraih pasar yang menjanjikan di kawasan Asia Tenggara. Ternyata kondisi industri musik Indonesia tak seburuk itu. Apakah demikian?

Musik Indonesia layak saing

Musik-musik Melayu di Indonesia saat ini memang sudah tak seramai dulu. Sejumlah band yang sempat jadi one hit wonder pun kini jarang terdengar lagi kiprahnya.

Saya sendiri memang tak terlalu menggemari musik pop dengan cengkok yang sangat khas itu. Tapi saya sepakat jika genre tersebut turut andil memasarkan musik Indonesia di negara-negara tetangga.

Rossa (Adrian Putra/Bintang.com)

Kalau Malaysia punya Sheila Majid dan Siti Nurhaliza, kita punya Rossa dan Krisdayanti yang punya nama di sana. Tak melulu Melayu, saat ini keragaman musik Indonesia sudah bisa diterima dengan baik di luar negeri.

Beberapa nama yang mampu bercokol di Negeri Jiran antara lain Afgan, Anji, D'MASIV, Rizky Febian, Raisa, Jaz, Tulus, Lesti hingga Payung Teduh. Tentunya masih banyak lagi yang belum disebut, tapi setidaknya nama-nama tersebut cukup mewakili beragamnya genre di Indonesia.

Mau tak mau musisi harus bisa beradaptasi dengan perkembangan zaman. Untungnya persaingan saat ini tak hanya didominasi mereka yang bernaung di bawah major label. Kini mulai sering kita temui label-label mandiri atau management yang bisa lebih menyesuaikan dengan sang musisi.

Rizky Febian (Nurwahyunan/Bintang.com)

Penjualan musik secara digital kini menjadi tantangan baru bagi musisi Indonesia. Terlepas dari melesunya penjualan secara fisik, efek penjualan digital setidaknya bisa memudahkan penikmat musik untuk menjangkau karya-karyanya.

Beberapa musisi yang saya temui juga optimis bisa survive dengan kondisi industri yang cenderung berubah-ubah. Mengutip ungkapan dari Tulus, "Karya yang dibuat dengan hati akan selalu ada pendengarnya."

 

Nizar Zulmi

Redaktur Musik Bintang.com

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading