Sukses

Entertainment

Tiga Puluh Lima Perempuan Korban Kekerasan Seksual Bill Cosby Difoto dan Berbagi Kisah

 

Jakarta Pandangan dan sikap menanggapi korban kekerasan seksual sudah mengalami banyak perubahan dari tahun-tahun. Dulu, jangankan bercerita, mengaku pun masih tabu untuk dilakukan. Tidak jarang korban kekerasan seksual justru mendapatkan stigma buruk dari lingkungan setelah mengakui hal yang terjadi kepadanya.

Tapi di era digital dan keterbukaan seperti sekarang ini, Fimelova, semua sudah berubah. Sebanyak 35 orang korban kekerasan seksual yang dilakukan komedian terkenal Amerika serikat, Bill Cosby, justru berani difoto dan menceritakan detil kejadian yang mereka alami kepada publik melalui New York.

Kemunculan para korban ke publik sebenarnya sudah dimulai sejak lama. Pada 2005 yang lalu, sebanyak 14 perempuan mengaku sudah menjadi korban kekerasan komedian yang terkenal lewat sitcom The Cosby Show ini. Di tahun yang sama, seorang perempuan bernama Andrea Constand mengaku dia sudah diperkosa Cosby saat dia bekerja di Athletic Department di Temple University. Andrea memaparkan, Cosby sudah memberinya obat yang membuatnya berada dalam kondisi setengah sadar dan kemudian diperkosa. Sayangnya apa yang dilakukan Constand sia-sia. Tuntutannya perlahan menghilang dari ingatan publik, terlebih karena Constand dianggap tidak memiliki bukti. 

Fimelova, sedih banget ya mengetahui hal ini. Sudah menjadi korban pemerkosaan, perempuan justru semakin dilecehkan karena pengakuannya tidak mendapatkan tindak lanjut yang seharusnya. Padahal, setelah tuduhan ini diketahui publik secara terbuka, seorang pengacara asal California yang bernama Tamara Green, menceritakan kalau 30 tahun sebelumnya, Cosby juga sudah melakukan hal yang sama kepadanya! 

Menanggapi tuduhan Constand, Cosby akhirnya mengakui dia sudah melakukan kekerasan seksual kepada para perempuan dengan menggunakan Quaaludes. Quaaludes adalah sejenis zat kimia yang bisa membuat seseorang tidak bergerak. Di beberapa kejadian, Cosby mencampurkan zat tersebut ke dalam minuman yang kemudian diberikan kepada korban-korbannya. Dengan jelas bisa ditangkap, dia memberikan zat ini kepada perempuan yang ingin dia paksa untuk berhubungan seksual dengannya, Fimelova.

The National Enquirer sebenarnya berencana untuk menuliskan kisah salah satu perempuan korban pelecehan seksual tersebut. Tapi rencana itu terhenti setelah Cosby setuju untuk memberikan penjelasan secara eksklusif mengenai tuduhan tersebut. Hal ini, sayangnya, juga semakin menggiring opini publik soal pengakuan para korban dan membuat publik menjadi misinterpretasi atas apa yang terjadi sebenarnya. 

Cosby akhirnya mengakui dia sudah melakukan kekerasan seksual kepada 17 orang perempuan yang sudah menuduhnya secara terang-terangan di muka publik. Ia mengakui peristiwa tersebut terjadi dalam beberapa dekade yang lalu. Dilihat dari jumlahnya, lebih dari 17 orang perempuan sudah mengaku secara terang-terangan sudah menjadi korban pemerkosaan Cosby. Hanya saja mereka terkendala satu hal, yaitu ketentuan waktu yang membatasi mereka untuk melaporkan Cosby kepada pihak yang berwenang. Dia tidak bisa dituntut atas perbuatannya karena para korban terlalu lama diam dan baru melaporkan kejadian tersebut setelah bertahun-tahun lamanya.

Di salah satu negara bagian yaitu Penssylvania, seorang korban pelecehan seksual diberikan waktu selama 12 tahun untuk mengumpulkan bukti dan melaporkan pelakunya kepada polisi. Sementara para korban mengalami peristiwa ini, kebanyakan, sejak puluhan tahun yang lalu.

 

Next

Selain 35 orang korban yang bersedia difoto dan menceritakan kisahnya ini, ternyata masih ada sembilan orang lagi yang juga menjadi korban yang juga dihubungi oleh New York. Hanya saja, mereka menolak tampil di muka umum. Yah sebuah pilihan yang sulit memang. Apalagi hal ini menyangkut kisah yang membawa trauma dan rasa sakit.

New York membagi 35 korban ini berdasarkan usia mulai dari early 20 hingga 80. Profesi mereka beragam, di antaranya sebagai model, waitressesjournalist dan pembawa acara. Mereka bercerita, masih ada nama-nama lain yang juga mengalami hal yang sama, tapi lebih memilih untuk diam. New York memulai project ini sejak enam bulan yang lalu dengan mulai menghubungi 30 perempuan yang sudah membeberkan kisahnya ke muka publik. Lima nama lainnya kemudian ikut serta. Selain difoto sendiri-sendiri, mereka juga difoto secara bersamaan dan  diminta menuliskan essay serta di-interview mengenai kejadian yang mereka alami.

Salah seorang korban bernama Heidi Thomas bercerita mengenai kejadian yang dialaminya. Ia dipertemukan dengan Cosby olah agennya. Sebagai aktris baru yang ingin mencoba peruntungannya di dunia entertainment, Heidi merasa sangat beruntung bisa bertemu dan berkesempatan untuk mendapatkan pelajaran akting dari Bill Cosby. 

“Saat sedang melakukan dialog akting, Cosby memberiku segelas white wine yang disebut sebagai properti shooting. Aku tidak ingat apa-apa sampai akhirnya sadar dan terbangun di sebuah kamar dan melihatnya telanjang. Dia kemudian memaksaku melakukan hal yang tidak aku inginkan,” tuturnya kemudian.

Kekuatan perempuan yang bersatu memang sulit dikalahkan. Di sini, kami mengajakmu untuk lebih peduli. Seorang korban menyebut hubungan antar korban kekerasan seksual ini sebagai a sorrowful sisterhood. Di saat kaum kamu mengalami tindakan yang melecehkan dan melanggar hak mereka, apakah kamu akan ikut menghakimi atau berdiri sebagai sesama perempuan atas nama solidaritas? Selain terus memupuk rasa kepedulian kepada perempuan korban kekerasan dan pelecehan seksual, kamu juga harus semakin berhati-hati karena hal seperti ini bisa terjadi kepada kita.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading