Sukses

Parenting

7 Cara Mengajarkan Anak Setop Kekerasan Terhadap Perempuan

Fimela.com, Jakarta Kesetaraan gender dimulai di rumah, dan keluarga berada di garis depan perubahan. Untuk generasi berikutnya, teladan yang diberikan di rumah oleh orangtua, pengasuh, dan keluarga besar membentuk cara mereka berpikir tentang gender dan kesetaraan.

Dari stereotip gender dan mendidik anak-anak tentang hak-hak perempuan dimulai dari keluarga. Untuk itu,  berikut beberapa cara untuk mengajarkan anak-anak menghargai mereka di rumah agar nantinya mereka menghindari kekerasan terhadap perempuan, melansir UNWomen.org.

1. Ajak anak bicara mengenai keseteraan gender

Rangkulah anak-anak dengan berbicara tentang kesetaraan gender dan hak-hak perempuan.  Dengan berbicara kepada anak-anak tentang kesetaraan antara jenis kelamin dan apa yang masih perlu dilakukan agar kita mencapai dunia yang setara dengan gender, menyiapkan mereka untuk memimpin jalan menuju masa depan yang lebih baik untuk semua.

2. Mengajarkan pekerjaan

Dari memasak hingga bersih-bersih dilakukan hampir semua perempuan. Akibatnya, ribuan perempuan dan anak perempuan kehilangan kesempatan yang sama untuk bersekolah, bekerja, dan beristirahat. Oleh karenanya, berilah contoh dengan membagi rata semua pekerjaan rumah. Libatkan anak laki-laki dalam pekerjaan perawatan dan pekerjaan rumah tangga sejak usia dini. 

3. Ajarkan keberagaman 

Ajarkan anak untuk menerima perbedaan, ajarkan bahwa setiap orang berbeda dari jenis kelamin, warna kulit, dan latar belakang budaya. Dorong anak untuk merangkul keberagaman. 

Dan ingatkan ana bahwa mereka bisa menjadi apapun yang diinginkan, tidak berpatok pada jenis kelamin. 

4. Berdayakan anak-anak untuk berbicara

Kaum muda di seluruh dunia sedang meningkatkan kesetaraan gender. Maka, ajarkan anak-anak untuk berpendapat mengenai kesetaraan agar mereka bisa menyuarakan hak-hak perempuan. 

5. Lawan stereotip

Gender bukan tentang perbedaan biologis antara jenis kelamin, melainkan konstruksi sosial — orang-orang mendefinisikan apa artinya menjadi laki-laki atau perempuan, dan kondisi sosial ini sering kali mengharapkan anak-anak menyesuaikan diri dengan peran dan harapan gender yang spesifik dan membatasi dari anak-anak. 

Para peneliti mengatakan, anak-anak mulai menyerap stereotip pada usia 3 tahun, menyebabkan dunia berkembang untuk anak laki-laki dan menyusut untuk anak perempuan pada usia 10. Itu sebabnya kita harus memulai percakapan tentang peran gender sejak dini, dan menantang fitur dan karakteristik yang ditetapkan untuk pria dan perempuan. Di rumah, dalam rutinitas sehari-hari, di sekolah, dan di tempat kerja.

6. Ajarkan untuk mencintai diri sendiri

Dunia kita dibangun dengan cara yang membuat kita membandingkan diri sendiri dengan standar kecantikan yang ditetapkan oleh media, budaya, dan masyarakat. Kita selalu mengukur diri sendiri terhadap orang lain dan merasa dinilai dari penampilan fisik. 

Mempermalukan tubuh adalah perilaku yang dipelajari, jadi penting bagi orang tua untuk memberi contoh.  Berhati-hatilah untuk tidak mengkritik citra tubuh, termasuk citra diri sendiri, dan menolak stereotip negatif tentang standar tubuh yang tidak realistis dan seksis. Ajarkan gaya hidup positif tubuh di rumah dengan menunjukkan kepada anak-anak  bahwa mereka tidak ditentukan oleh penampilan mereka, tetapi oleh bagaimana mereka bertindak.

7. Dengarkan anak

Pemuda saat ini mewakili kemungkinan tak terbatas dan bakat luar biasa untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi dunia.  Tetapi untuk benar-benar memanfaatkan kekuatan itu, kita perlu mendengarkan mereka. 

Anak perempuan dan laki-laki memiliki peran untuk dimainkan dalam mencapai kesetaraan gender. Selama beberapa tahun terakhir, anak muda telah berbicara tentang masalah yang mempengaruhi mereka, dan dunia.

#changemaker

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading