Mengenal Album Miles To Go Karya Daniel Dyonisius

Musa AdeDiterbitkan 16 Desember 2021, 21:24 WIB

Fimela.com, Jakarta Daniel Dyonisius merupakan komposer dan gitaris asal Jakarta yang sanag berbakat. Ia bakal memperkenalkan diri melalui album Miles To Go yang lahir dari kerja sama dengan label rekaman Demajors. Rencananya album debutnya ini akan diperkenalkan pada 17 Desember 2021.

Miles To Go merupakan fusion antara musik jazz, rock dan blues. Total ada 7 lagu yang telah disiapkan oleh Daniel pada album debutnya itu, antara lain Freedom, Miles To Go, Stella By Starlight, Malam Bergumam, Time Will Tell, A.H. Blues, Ikhtiar dan Sunyata.

Album karya Daniel Dyonisius ini menampilakan kolaborasi Qadra Shakuhachi pada drums dan Hanhan pada bas. Gitaris Dewa Budjana tampil sebagai bintang tamu di lagu Freedom, menambahkan warna-warna yang unik pada komposisi pembuka album ini. "Daniel merupakan satu nama baru yang buat saya menarik dari cara bermain dan komposisinya. Dengan peran Qadra dan Hanhan yang kuat pada rhythm section, MILES TO GO menampilkan perpaduan trio gitar yang solid," ujar Dewa Budjana dalam keterangan tertulisnya baru-baru ini.

2 dari 3 halaman

Inspirasi

Daniel Dyonisius

Track Miles To Go digambarkan sebagai sebuah penghormatan kepada komposer, penulis lagu dan pemusik jazz Indonesia. Track ini terasa seperti sebuah perjalanan spiritual melalui musik, dimulai dari solo gitar yang intens dan eksploratif hingga balada dengan tema melodi yang menenangkan dan sederhana.

Inspirasi karya-karya dalam album ini datang bukan hanya dari musisi jazz mancanegara seperti John Coltrane, Bill Evans, Keith Jarrett, Wes Montgomery, Lee Ritenour, dan Allan Holdsworth, namun juga dari melodi dan lirik puitis musisi Indonesia seperti Ebiet G. Ade, Guruh Soekarno Putra, Chrisye, Eros Djarot, Yockie Suryoprayogo, Tonny Koeswoyo, dan Dewa Budjana.

3 dari 3 halaman

Tumbuh di Keluarga Musik

Daniel Dyonisius Rilis Single Pertama berjudul Freedom. (instagram.com/daniel.dyonisius)

Daniel Dyonisius tumbuh di dalam sebuah keluarga pecinta musik dan seni. Sejak usia dini ia sudah dikelilingi oleh bunyi-bunyian musik tradisional, jazz, pop, dan rock dari berbagai Negara. Ia mulai mempelajari gitar di usia 10 tahun, seperti umumnya anak-anak yang tertarik pada citra musisi di atas panggung atau jalanan Jakarta. Meskipun bermula dari gitar klasik, Daniel sudah bereksperimen dengan improvisasi dan menulis musik sedari awal.

Daniel berharap untuk terus memproduksi dan merilis musiknya sendiri. Ke depannya, ia ingin menggabungkan lebih banyak suara dan elemen dari berbagai sumber, termasuk musik tradisional Indonesia dalam komposisinya. Tujuannya bermusik adalah agar karyanya bisa menjadi sumber terapi bagi pendengar, di mana pun mereka berada.

Tag Terkait