Sukses

Beauty

Mau Hentikan Hewan Jadi Bahan Percobaan Skincare dan Makeup, Tanda Tangan Di Sini

Jakarta Untuk kita animal lover, tentu isu mengenai hewan yang sering digunakan sebagai objek percobaan (animal testing) pembuatan makeup dan skincare akan sangat memilukan. Hewan dianggap sebagai media yang paling mudah untuk penelitian ilmiah karena cepat memberikan reaksi dari hasil percobaan. Selain itu, hewan dianggap memiliki fungsi organ yang sangat mirip dengan manusia.

Hewan apa saja yang sering menjadi objek percobaan ilmiah untuk pembuatan skincare dan makeup?

Tikus, kelinci, burung, kera, kucing, anjing, dan hewan primata. Spesies primata menjadi objek yang paling sering digunakan sebagai hewan percobaan karena dianggap memiliki kemiripan anatomi seperti manusia.

Mengapa para ilmuwan memilih hewan sebagai objek penelitian?

Beberapa bahan kimia, --yang mungkin berbahaya, tentu akan sangat beresiko tinggi jika tes uji coba dilakukan langsung pada manusia. Ini lah alasan mengapa para ilmuwan memilih hewan sebagai media penelitian sebelum produk skincare atau makeup dianggap aman bagi manusia. Padahal, percobaan tersebut dapat membahayakan, menyiksa, bahkan membunuh hewan tersebut.

Apa akibat dari “animal testing” pada tubuh hewan?

Setelah proses uji coba, banyak hewan yang menderita. Banyak hewan yang mengalami iritasi, hingga menimbulkan penyakit berbahaya seperti tumor hingga beresiko kematian. Cruelty Free International (organisasi yang bergerak di bidang perlindungan hewan) menyebutkan jika 50% dari hewan yang digunakan dalam uji coba klinis dalam pengujian skincare dan makeup akan mati dalam waktu 2-3 minggu setelah percobaan.

Sampai detik ini, sayangnya masih banyak produsen kecantikan yang menggunakan hewan sebagai objek percobaan laboratorium. Padahal, walaupun telah teruji dan berhasil dengan menggunakan hewan sebagai objek, dari pengalaman kita menggunakan skincare ataupun makeup, tentu masih menemukan “produk yang menimbulkan iritasi” di wajah. Walaupun ada kemiripan pada manusian dan hewan secara anatomi, tetap ada perbedaan reaksi yang ditimbulkan ketika sebuah produk dicoba langsung di kulit kita.  

Lalu, apakah ada alternatif lain yang dapat dijadikan solusi untuk isu “animal testing" ini?

Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, mustahil jika manusia tidak dapat menemukan alternatif lain untuk menggantikan pengujian pada hewan. Melihat kekejaman yang terjadi pada hewan ini, aktivitis hak-hak hewan asal Inggris, Lady Dowding, memperkenalkan gerakan yang disebut “Beauty Without Cruelty” pada tahun 1959. Jika pernah mendengar campaign “cruelty-free” yang bertujuan untuk melindungi hak-hak hewan di dunia, nah! Lady Dowding lah penemu sekaligus yang mempengaruhi banyak perusahaan skincare, makeup, dan fashion di dunia untuk berhenti melakukan animal testing.

Di tahun 2013, telah ada 500 perusahaan skincare dan makeup di seluruh dunia yang menyepakati “no-animal testing”. Kawasan negara Uni Eropa menjadi wilayah yang banyak menyetujui larangan animal testing ini. Kesepakatan ini pun dapat kita lihat langsung di dalam produk yang telah diproduksi, dengan menemukan logo khusus “The Leaping Bunny” - bergambar kelinci.

Untuk kita sendiri sebagai konsumen skincare dan makeup, apakah ada yang dapat kita lakukan?

Tentu saja! Pertama, kita harus lebih “aware” saat membeli produk skincare dan makeup. Selain teliti memperhatikan formula yang terkandung di dalam produk, sekarang kita juga harus memperhatikan, apakah produk yang akan kita beli sudah free animal testing atau cruelty-free?

Kedua, kita dapat ikut memberikan suara untuk campaign cruelty-free ini juga lho. Produsen kecantikan ternama, The Body Shop, yang juga telah berkomitmen lama untuk tidak melakukan pengujian hewan untuk produknya, mengajak kita untuk mendukung dan berpartisipasi dalam kampanye #foreveragainstanimaltesting. Caranya dengan membubuhkan tanda tangan kita  di seluruh store The Body Shop atau lewat online di www.thebodyshop.co.id/ban-animal-testing, mulai tanggal 1 Juni 2017 hingga 30 Agustus 2018.

Bekerjasama dengan organisasi perlindungan hewan, Cruelty Free International, The Body Shop akan membawa petisi ini ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk memohon sebuah konvensi internasional yang melarang pengujian skincare dan makeup secara global.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading