Sukses

Beauty

Pengakuan Marissa Nasution: Selalu Gagal Berdiet & Menolak Bertubuh Kurus

Next

Marissa Nasution

My skin, my rules

Warna kulit sering jadi perbincangan yang menurut saya nggak penting. Di Jerman, tempat saya menghabiskan masa kecil hingga remaja, semua orang ingin kulitnya tanning karena itu dianggap warna yang paling bagus, sementara di sini kulit putih adalah segalanya. Itulah sebabnya saya jujur nggak peduli dengan warna kulit apa yang sebaiknya bagus terlihat. Ketika saya terlihat lebih tanning, itu karena saya sedang banyak melakukan olahraga air yang sangat saya suka. Saya mencoba kite surfing, senang sekali berenang, sehingga otomatis membuat kulit saya banyak terpapar sinar matahari. Saya malah lebih peduli dengan manfaat baik dari matahari yang membuat stamina dan metabolisme tubuh menjadi sehat. Jadi, saya nggak peduli kalau berkulit pucat ataupun tanning.

Horrible with diet

Ya, saya paling payah dalam urusan diet. Saya melihat sahabat saya yang kini sedang dalam program “wedding dress diet”, dimana dia hanya boleh makan sekali sehari dan kalau frekuensi makannya bertambah, dibayar dengan hanya boleh makan salad. Bila itu diaplikasikan pada saya, mungkin saya hanya bisa menjalaninya selama tiga hari, dan di hari keempat kamu akan menemukan saya duduk di bangku pojok Burger King sedang menyantap sesuatu. Menyadari benar kalau diri saya susah untuk terikat dengan diet ketat, makanya saya memilih untuk selalu mengusahakan makan dalam pola yang seimbang. Untungnya, saya suka sekali makan sayur dan bisa menghindari dari kebiasaan mengemil. Menjalani diet ketat memang bisa dengan cepat menurunkan bobot tubuh, tapi secepat itu juga berat badan saya akan kembali naik.

Saya dan olahraga

I hate gym. Kamu nggak akan pernah melihat saya di gym dan saya sendiri sudah tiga tahun nggak menginjakkan kaki kesana. Saya memilih olahraga yang memang saya sukai, yaitu yang dekat dengan air, seperti berenang. Dengan kesibukan saya sekarang, saya selalu mengusahakan minimal 1-2 kali seminggu berenang.

Body figure mengikuti perjalanan karier…

Saya bermula dari dunia modeling dengan karakter tubuh yang tidak berubah hingga sekarang, yaitu memiliki payudara dan pantat. Saat masih aktif di modeling, berat badan saya mencapai 60 kilogram dengan ukuran tinggi yang sedang-sedang saja. Apa yang saya miliki dari tubuh ini terkadang menjadi penghambat untuk karier saya dan membuat saya merasa nggak nyaman dengan tubuh saya sendiri. Belum lagi orang-orang di sekitar saya dulu secara konstan mengatakan kalau saya harus kurus dan memiliki berat badan dengan angka yang lebih kecil. Saya lalu mengikuti saran mereka dan berhasil menyusut hingga 52 kilogram. Hasilnya, saya bukannya cantik, malah membuat saya terlihat seperti orang sakit. Ternyata, apa yang disarankan oleh orang lain untuk saya, nggak cocok dengan saya. Dari segi kesehatan, saya pun jadi mudah merasa capek.

Keadaan berubah total ketika saya berprofesi sebagai presenter. Di bidang ini, ukuran tubuh nggak dipatok pasti harus seperti apa. Dan saya jadi memiliki motto untuk body figure saya. I’m not a model, I’m a woman. I have curves and that’s what’s supposed to be. Memang nggak bisa dipungkiri terkadang saya melihat pantulan diri saya di cermin sebagai seseorang yang jelek, tapi saya pun bisa berbahagia dengan apa yang dimiliki sekarang. Saya rasa, faktor umur pun berpengaruh terhadap bagaimana saya menanggapi komentar orang lain tentang tubuh saya. Selama saya bahagia dengan tubuh saya sendiri, omongan orang nggak berpengaruh untuk saya.

Next

 

Marissa Nasution

Tentang kulit…

Beruntunglah saya nggak punya banyak masalah dengan kulit seperti jerawat atau minyak berlebih. Untuk setahun terakhir ini, saya lebih suka menggunakan skincare berbahan dasar organik, seperti serum dari The Body Shop sampai hair conditioner. Untuk pelembap wajah saya menggunakan L’Occitane yang efektif melembapkan kulit saya sepanjang hari, sementara untuk kulit tubuh saya menggunakan Harnn & Thann Jasmine Natural Body Lotion yang wanginya sangat enak dan membuat saya merasa seperti berada di spa seharian. Memilih skincare dengan aroma yang menyenangkan sangat ada manfaatnya untuk saya, Karena ketika saya merasa stress namun mencium bau tubuh saya, berefek relaxing. Pemilihan ini didasarkan karena saya nggak ingin menaruh terlalu banyak bahan kimiawi di tubuh saya.

Feminine VS Boyish Side

Menurut saya, cara pikir dan mulut saya sangat laki-laki. Ketika berada di lingkungan teman-teman terdekat, karakter asli saya yang rude dan cuek bisa sangat keluar. Tapi terkadang sisi feminin itu juga bisa datang seiring dengan sifat moody saya. Saya bisa sangat menikmati menghias kuku atau memanjakan diri dengan berbagai perawatan kecantikan. Jadi, bisa dibilang sisi boyish dan feminin saya memiliki porsi yang seimbang.

Emergency trick to make myself better…

None! Saya nggak punya trik atau strategi apapun untuk memperbaiki mood saya ketika nggak sedang dalam keadaan enak namun harus bekerja. Saya hanya harus menyadari kalau saya akan bekerja, sehingga bisa mengganti “my private life mode” menjadi “working mode” dan berpura-pura kalau nggak terjadi apapun pada hidup saya. Seperti yang terjadi tahun lalu, ketika saya merasa sangat depresi dan nggak bisa tersenyum selama setahun. Saya bisa datang ke tempat kerja dan menangis, tapi ketika kamera menyala dan mulai airing, saya otomatis bisa tersenyum dan terlihat riang. Hal-hal semacam itu memang harus saya kuasai karena inilah risiko pekerjaan yang saya jalani. Saya harus pintar mengenyahkan segala hal yang bersifat pribadi ketika bekerja.

Saya dan make up

Sebagai perempuan, saya melewati berbagai fase hingga akhirnya menemukan riasan yang tepat. Saya pernah mencoba alis yang sangat tipis dan nggak akan pernah mengulanginya lagi. Trik-trik makeup dari makeup artist pun saya pelajari ketika mendandani muka saya, sambil mencoba-coba gaya riasan yang saya suka dan lihat dari majalah. Dari perjalanan itu, saya merasa paling bagus dengan riasan cat eye liner. Butuh waktu memang untuk bisa bagus membentuk eyeliner itu, tapi sekarang saya sudah sangat ahli berdandan. Di dalam mobil yang bergoyang sekalipun, saya bisa membuat riasan mata itu dengan liquid eyeliner dan memasang bulu mata palsu. Kebiasaan modeling yang terbawa hingga sekarang adalah saya selalu berdandan sendiri. Bukannya saya nggak menghargai make up artist, tapi saya merasa harus saya yang mendadndani wajah saya sendiri.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading