Sukses

Beauty

Kebiasaan Meregangkan Jari, Berbahaya Atau Tidak?

tulang-tulang jariPernah mendengar penyakit arthritis? Penyakit yang sering dikaitkan dengan kebiasaan meretakkan jari ini,merupakan penyakit peradangan sendi. Menurut Harry Isbagio, dokter divisi Rematologi Rumah Sakit Umum Cipto Mangunkusumo, penderita mengalami bengkak yang kemerahan sebagai gejala awal. "Penderita penyakit juga sering mengalami deformasi (perubahan bentuk) pada sendi, sehingga kehilangan mobilitas," jelasnya. Penyakit tersebutlah yang dikabarkan dapat timbul karena dipicu dari kebiasaan meregangkan jari.

Ternyata pernyataan tersebut hanyalah mitos! Seorang dokter di California, Donald Unger, telah membuktikannya. Ia melakukan penelitian terhadap kebiasaan tersebut, dengan rutin meretakkan jari-jarinya sebanyak dua kali sehari selama 60 tahun. “Namun saya tak merasa tangan saya terkena radang sendi setelah 60 tahun,” paparnya, seperti yang dilansir dari BBC. Berdasarkan penelitian ini, ia mendapatkan Nobel Prize pada 2009 lalu.

Walaupun begitu, bunyi tersebut memang berasal dari sendi yang terdapat dalam jari-jari ketika kita melakukan peregangan. Sendi di seluruh tubuh kita dikelilingi cairan bening dan kental yang bernama cairan sinovial. Jika jari ditekuk untuk dibunyikan, suara ‘krak’ akan timbul karena cairan di sekitar sendi meletus. Itu sebabnya kita butuh waktu 10-20 menit untuk dapat membunyikan jari-jari lagi, karena gelembung gas yang terdapat dalam cairan sendi membutuhkan proses untuk terisi kembali.

Tidak ada hubungan langsung antara meregangkan jari dengan arthritis. Dr. Jonathan Kay, direktur klinik dari rumah sakit umum Massachusetts, merupakan salah satu yang setuju atas pernyataan tersebut. Ia menyatakan bahwa bunyi yang timbul ketika meretakkan jari adalah seperti melepaskan tekanan negatif dalam sendi. “Seperti membuka segel yang terbentuk dari cairan sinovial. Bunyi tersebut menandakan bahwa segel telah terbuka,” ujarnya. Meskipun dengan kebiasaan ini kamu telah meregangkan beberapa sendi, namun menurut Dr. Jonathan sesering apapun kamu meregangkan jari, kemungkinan timbulnya penyakit arthritis sangat kecil.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Raymond Brodeur juga mendukung pernyataan tersebut. Dalam studinya ia meneliti 300 orang yang mempunyai kebiasaan membunyikan jari, untuk mengetahui dampak kerusakan dari perlakuan ini. Seperti yang telah terbit dalam ‘Journal of Manipulative and Physiological Therapeutics’, hasilnya menunjukkan bahwa penyakit yang diderita mereka tidak ada yang berhubungan dengan penyakit arthritis. Walau beberapa dari mereka menunjukkan adanya kerusakan seperti pada jaringan lunak, dan turunnya kekuatan genggaman, tapi tak ada yang mengidap penyakit sendi tersebut.

Namun, dampak buruk tetap timbul pada kebiasaan meregangkan jari. Kebanyakan orang seringkali merasa perlu untuk meregangkan jari-jarinya ketika lelah sehabis menulis ataupun mengetik. Serasa melepas keletihan dan ketegangan terutama pada bagian tangan, hal ini tanpa disadari mempunyai efek kontinuitas. Ketika melakukannya, kebiasaan ini sulit untuk dihindari karena akan memancing adanya perlakuan yang sama secara terus-menerus. “Gerakan membunyikan buku-buku jari adalah kebiasaan yang salah karena menyalahi aturan persendian normalnya,” ujar Edmund Edelma, ketua German Rheumatologists Association.

Timbulnya penyakit sendi yang kronis tetap dapat mengancammu di kemudian hari. So, do you still want to crack your knuckles in a daily basis?

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading