Sukses

Beauty

Usia Harapan Hidup Masyarakat Indonesia Meningkat, Ini Alasannya

Indonesia mencatat kemajuan besar dalam bidang kesehatan sejak tahun 1990, dengan meningkatnya usia harapan hidup jadi delapan tahun lebih lama – serta menurunnya beban penyakit menular seperti diare dan tuberkulosa (TBC).

Namun pada saat ini juga Indonesia menghadapi tantangan meningkatnya berbagai penyakit tidak menular, antara lain penyakit jantung, diabetes, stroke, kanker, dan lain-lain.

“Indonesia saat ini menghadapi tantangan ‘Beban Ganda Penyakit’. Kita harus tetap giat melakukan berbagai upaya untuk menurunkan infeksi penyakit menular seperti TB, diare dan berbagai gangguan kesehatan ibu dan bayi. Pada saat bersamaan, kita juga perlu meningkatkan berbagai upaya pencegahan dan mengatasi penyakit-penyakit tidak menular, yang pengobatannya membutuhkan biaya yang sangat besar” jelas Dr. Nafsiah Mboi, Menteri Kesehatan Republik Indonesia (2012-2014),
yang juga bertindak sebagai Lead-Author (penulis utama) dari Studi ini, saat ditemui dalam konfrensi pers, Jumat (29/6), di Jakarta Selatan.

Studi ini, diterbitkan dalam The Lancet, meliputi kurun waktu 1990 hingga 2016; dan merupakan bagian dari Studi Global “Burden of Disease” (GBD) atau Beban Penyakit Global, sebuah upaya ilmiah yang komprehensif untuk mengkuantifikasi kondisi kesehatan diseluruh dunia.

Dalam Studi ini, Dr. Nafsiah dan tim para peneliti dari IHME dan Indonesia, termasuk a.l. Badan Litbang Kementerian Kesehatan, BAPPENAS, Biro Pusat Statistik, Eijkman Oxford Institute, Universitas Indonesia dan BPJS Kesehatan, mengkaji penyebab kematian dan disabilitas dari 333 penyakit di Indonesia dan tujuh negara pembanding. Studi ini merupakan upaya sistematis terbesar yang pernah dilakukan untuk memahami trend kesehatan di Indonesia serta berbagai penyebabnya.

Usia harapan hidup orang Indonesia tahun 2016 mencapai 71,7 tahun, lebih lama dibandingkan dengan usia harapan hidup yang hanya 63,6 tahun pada tahun 1990. Perempuan Indonesia hidup sedikit lebih lama dibandingkan para pria.


Peningkatan usia harapan hidup ini sebagian besar disebabkan karena keberhasilan Indonesia menanggulangi penyakit menular, penyakit terkait kehamilan, neonatal, dan penyakit-penyakit terkait gizi. Di tahun 1990, penyakit diare, infeksi saluran nafas bawah (LRI), dan tuberkulosa (TBC) masih merupakan tiga penyakit penyebab utama kematian dan disabilitas. Lebih dari 25 tahun kemudian, TBC menduduki peringkat ke-4, diare ada di peringkat 10, dan infeksi saluran nafas bawah tidak lagi berada dalam sepuluh besar penyebab kematian dan disabilitas.

“Namun demikian, penyakit-penyakit tersebut masih merupakan masalah kesehatan yang besar,” ungkap Dr. Nafsiah.

Pada saat yang bersamaan, beban karena penyakit tidak menular meningkat secara drastis. Penyakit jantung dan diabetes telah meningkat dengan cepat selama 25 tahun lebih.

Peningkatan ini didorong oleh pola makan yang tidak sehat, tekanan darah tinggi, kadar gula darah yang tinggi, dan kebiasaan merokok, yang pada saat ini menjadi faktor resiko tertinggi di Indonesia. Diabetes menunjukkan peningkatan yang mencemaskan. Kematian dan disabilitas yang disebabkan oleh diabetes meningkat sebesar 38,5% sejak 2006, dan kemungkinan besar akan makin menambah beban masyarakat dan sistem Kesehatan di masa mendatang.

Cedera karena kecelakaan lalu lintas dan berbagai penyakit tidak mematikan seperti sakit pinggang bawah dan nyeri leher, serta gangguan penglihatan dan pendengaran juga semakin jadi beban kesehatan masyarakat di Indonesia.

Studi ini diterbitkan di saat yang tepat bagi Indonesia. Lebih dari 180 juta orang – atau hampir 70% penduduk – telah terdaftar dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN-KIS) Program ini diluncurkan pada tahun 2014 dan bertujuan untuk mencapai Cakupan Pelayanan Kesehatan Semesta (Universal Health Coverage, UHC) bagi seluruh rakyat Indonesia, di mana pemerintah membayar premi bagi penduduk yang tidak mampu.

Pemerintah telah menetapkan target yang ambisius, yaitu 95% dari penduduk terdaftar dalam program ini pada tahun 2019, dengan demikian secara efektif mencapai Cakupan Pelayanan Kesehatan Semesta (UHC).

“Perluasan dari cakupan pelayanan Kesehatan dalam waktu yang relative singkat ini, tentu saja membutuhkan investasi lebih besar dan strategis dengan pengelolaan yang makin efisie,” tambah Dr. Nafsiah.

“Studi ini dapat membantu pemerintah dalam menyusun kebijakan dan investasi bidang kesehatan. Kita membutuhkan riset yang berkesinambungan untuk menambah pemahaman kita atas tren kesehatan terutama di berbagai propinsi dan kabupaten/ kota di negara kita yang sangat luas dan beragam ini,” jelasnya.

Studi Beban Penyakit Global (Global Burden of Disease) ini memungkinkan para pembuat kebijakan dan jajarannya di Indonesia untuk makin memahami berbagai penyakit, cidera, dan faktor risiko yang akan memberikan dampak bagi kesehatan– serta bagaimana perubahan yang terjadi dari waktu kewaktu.

“Informasi tersebut memampukan kita untuk membuat keputusan Kesehatan yang lebih efektif” ujar Dr. Christopher Murray, Direktur – Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) di University of Washington, Lembaga yang mengkoordinasikan Studi global ini.

Studi bertajuk, “On the road to universal health care in Indonesia, 1990 – 2016: a systemic analysis for the Global Burden of Disease Study 2016,” diterbitkan hari ini melalui The Lancet. Studi ini merupakan bagian dari edisi khusus yang akan mengangkat berbagai aspek dari kesehatan di Indonesia.

Yang juga merupakan bagian dari temuan dalam Studi ini:

10 Penyebab dari beban penyakit di tahun 2016:


1. Penyakit Jantung Iskemik
2. Stroke
3. Diabetes
4. Tuberkulosa (TBC)
5. Sakit pinggang bawah dan Nyeri Leher
6. Komplikasi disebabkan kelahiran premature
7. Masalah yang berhubungan dengan panca indra
8. Cedera dan kecelakaan Lalulintas
9. Penyakit Kulit
10. Penyakit yang berhubungan dengan Diare

10 Faktor Resiko Utama – yang berkontribusi pada beban penyakit di tahun 2016:

1. Pola makan
2. Tekanan darah sistolik yang tinggi
3. Gula darah puasa tinggi
4. Kebiasaan Merokok
5. Gangguan gizi pada anak dan Ibu hamil
6. Indeks Massa Tubuh yang tinggi (kegemukan)
7. Resiko terkait pekerjaan
8. Polusi udara
9. Kolesterol total tinggi
10. Gangguan ginjal

(vem/asp)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading