Sukses

Beauty

Vitiligo Tak Menghentikanmu untuk Tampil Cantik, Cek Aturan Pakai Makeup-Skincare

Fimela.com, Jakarta Orang-orang dengan vitiligo jamak mendapatkan perlakuan diskriminatif seperti dijauhi karena dianggap memiliki kelainan sampai dianggap sebagai penderita penyakit kutukan. Mitos-mitos ini masih sering terdengar seiring berkembangnya zaman, meski informasi dan literasi sampai banyak dokter yang memberikan edukasi jika penyakit ini tidak mengancam nyawa dan tidak menular. 

Jadi wajar jika orang dengan vitiligo merasa insecure dan tidak percaya diri, karena dianggap 'tidak normal' seperti kebanyakan orang lainnya. Pada dasarnya, vitiligo adalah suatu kelainan kulit yang biasanya dialami oleh anak-anak hingga orang dewasa karena kulitnya memiliki manifestasi bercak putih, di mana pada bagian putih tersebut mengalami kondisi depigmentasi, atau sama sekali tidak memiliki pigmen.

 

dr. Hanny Nilasari, Dokter Spesialis Kulit memaparkan bahwa faktanya orang yang memiliki vitiligo mayoritas adalah perempuan dibanding laki-laki. “Usianya beragam, ada yang muda, ada yang tua, tapi ada juga yang anak-anak,” jelasnya saat menjadi narasumber di Instagram Live @fimeladotcom yang mengangkat topik “Mengenal Vitiligo Sebagai Kelainan Kulit yang Tidak Perlu Ditakuti” Selasa (22/6).

Berdasarkan pemaparannya, ia juga menjelaskan bahwa orang yang menderita vitiligo, terutama perempuan juga masih bisa menggunakan skincare routine atau makeup.

Namun, ada hal yang perlu diperhatikan oleh perempuan dengan vitiligo dalam penggunaan skincare dan makeup.

 

Menggunakan Makeup di Waktu Yang Berbeda dengan Penggunaan Obat

dr. Hanny mengatakan terdapat dua jenis pengobatan untuk penyakit vitiligo, yakni dengan obat oles dan metode fototerapi sinar ultraviolet. Namun, bagi orang-orang yang menggunakan obat oles, khususnya pada wajah, maka penggunaan makeup harus dilakukan pada waktu yang berbeda dengan saat penggunaan obat oles tersebut.

“Jangan dipakai bersamaan (sama makeup-nya), karena takutnya akan meniadakan efek dari obat tersebut. Jadi, obatnya belum terserap sempurna ke dalam kulit, namun sudah ditimpa dengan foundation atau make up lainnya,” jelas dr. Hanny.

Ia jugaa menyatakan penggunaan foundation oleh orang yang mengalami vitiligo itu sangat dimungkinkan. Jadi setiap orang yang mengalami vitiligo juga bisa dengan bebas menggunakan makeup sesuai seleranya.

 

 

Menggunakan Sunscreen

Paparan sinar matahari yang terlalu berlebihan sangat berpotensi untuk menimbulkan kelainan baru pada orang yang mengalami vitiligo. Sehingga sebagai proteksi, orang yang menderita vitiligo wajib mengaplikasikan sunscreen, terutama saat melakukan aktivitas di bawah sinar matahari. 

“Ada baiknya, orang-orang yang mengalami vitiligo selalu menggunakan sunscreen atau sunblock, topi, dan juga baju dengan kerah atau lengan yang panjang, terlebih ketika melakukan aktivitas di luar ruangan dan di bawah terik sinar matahari,” papar dr. Hanny saat menjelaskan proteksi yang dapat dilakukan oleh orang-orang yang mengalami vitiligo.

Tidak ada aturan terkait sunscreen apa yang dikhususkan untuk para penderita vitiligo. Semua sunscreen atau body lotion dengan jenis apapun bebas digunakan dan tidak ada masalah.

 

 

Penggunaan Skin Care dengan Kandungan dan Dosis yang Tepat

Banyak produk perawatan kulit yang mengandung bahan-bahan kimia seperti retinol, dan bahan lainnya. Kabar baiknya, orang yang mengalami vitiligo boleh saja untuk menggunakan produk-produk skincare tersebut, namun dengan catatan harus dengan dosis yang pas, sesuai dengan anjuran dan aturan dokter.

“Tidak masalah. Penggunaan skincare yang ada retinol-nya sangat mungkin digunakan, tapi harus dengan dosis yang jelas, dan jangan terlalu tinggi. Karena bisa malah menimbulkan kelainan yang baru, apalagi jika itu diaplikasikannya di wajah,” kata dr. Hanny dalam menjawab pertanyaan tentang skincare yang ditanyakan oleh salah satu penonton Instagram Live tersebut.

Sebagai penutup, dr. Hanny menjelaskan bahwa orang-orang yang mengalami vitiligo tidak pantas untuk didiskriminasi bahkan dijauhi, karena penyakit tersebut tidak mengancam jiwa dan tidak menular pada orang-orang di sekitarnya.

“Kalau kita punya kelainan, apalagi ini kelainannya kita tahu bahwa tidak mengancam jiwa, kualitas hidup kita seharusnya sama dengan kualitas hidup semua orang normal. Jadi gak perlu minder ataupun kecil hati,” pungkas dr. Hanny.

Simak Video Berikut

#Elevate Women 

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading