Sukses

Fashion

Nyaman serta Effortless, UNIQLO LifeWear Spring/Summer 2015

Jakarta
Para penggemar UNIQLO pastinya sudah sangat paham dengan kombinasi dari basic items yang super nyaman, dari koleksi pakaian olahraga sampai item smart-kasual yang terkenal jadi andalan perusahan retail raksasa asal Jepang ini. Koleksi terbaru mereka memperlihatkan hal-hal yang kita cintai dari UNIQLO. Lini utama mereka yang disebut LifeWear, memiliki berbagai item yang mendukung segala aspek hidup kita - sesuatu yang sudah dilakukan UNIQLO sejak lama. 


Kunci dari koleksi LifeWear Spring/Summer 2015 UNIQLO adalah penggabungan antara sportswear dan kasual, dan justru tidak terpaku pada gaya atau tren, tapi lebih kepada fungsi. Makanya bahan dasar/kain jadi kuncinya. "Suatu tantangan, bagaimana membuat sesuatu yang baru dan segar setiap musim. Bagaimana membuat sesuatu yang cocok untuk berbagai tipe orang di seluruh dunia," ungkap LeAnn Nealz, Chief Creative for Global Design UNIQLO. Hal tersebut juga menjadi filosofi di balik lini LifeWear. Konsep LifeWear pertama kali diperkenalkan oleh UNIQLO awal tahun 2013. Fokus kepada pemakainya, LifeWear mempresentasikan dedikasi UNIQLO untuk menawarkan jenis pakaian yang inovatif, gaya, dengan desain universal dan kualitas yang baik. LifeWear memberikan kenyamanan untuk semua orang dengan gaya hidup yang berbeda-beda.


Perempuan stylish berkacamata kucing ini juga mengatakan bahwa gaya hidup (orang) adalah inspirasi utama bagi ide desain UNIQLO. Mengutamakan bahan atau pilihan kain yang dipakai adalah DNA dari UNIQLO sebagai brand. "Gaya hidup masyarakat sekarang sangatlah aktif. Sehingga tidak heran kalau kemudahan 'maintenance' pakaian adalah salah satu hal yang penting." Pengaruh (budaya dan masyarakat) Jepang yang sederhana serta praktis juga menjadi faktor saat pengerjaan setiap koleksi.

"Bisa dibilang, secara nggak langsung ada kesederhanaan di dalamnya. Nggak berteriak menyuarakan tren tertentu serta sangat mudah untuk di-mix-n-match dengan apa yang sudah kita miliki di dalam lemari," jelas perempuan yang membawahi beberapa grup desainer UNIQLO di New York, Los Angeles, Tokyo serta Shanghai.


Dan nggak masalah apakah kamu tipe yang fashionable serta suka mengikuti tren atau suka gaya yang konvensional, kamu tetap bisa memilih atau memakai UNIQLO, karena kesederhanaan tersebut. Dibandingkan dengan mengikuti tren yang ada, mempertahankan konsep sederhana justru lebih sulit. Makanya, (teknologi) bahan yang dipakai jadi satu hal yang akan terus dikembangkan. UNIQLO terkenal nggak pernah bosan untuk mengembangkan kualitas bahan dengan riset dan pengembangan teknologi. Terbukti dengan bekerja sama dengan Toray Industry asal Jepang serta pembuat bahan denim terkenal dari Jepang, Kaihara yang menghasilkan Jeans Skinny Fit menggunakan jeans serat yang kosong pada bagian tengahnya sebagai hasil pengembangan teknologi dari UNIQLO. Serat baru ini 20% lebih ringan dari pada serat denim biasa sehingga menjadikannya sangat ringan dan terasa nyaman di kulit, lentur, menyerap keringat dan cocok untuk musim panas. By the way, jika kamu penggemar denim, pasti familiar dengan brand Kaihara. Nah, di UNIQLO, kamu bisa mendapatkan denim kualitas nomer satu Kaihara dengan harga yang sangat sangat terjangkau.

Pernah dengan HeatTech? Bahan dasar kaus serta pakaian dalam khusus untuk cuaca dingin keluaran UNIQLO ini sudah dikembangkan selama 10 tahun sampai akhirnya mencapai kelebihan yang dimiliki saat ini. Khusus untuk musim panas, pakaian dalam AIRism sangat ringan, lentur, dan sangat nyaman. Diciptakan berdasarkan konsep dasar bahwa pakaian dalam akan menghangatkan tubuh dan ternyata produk ini sangat disukai bahkan oleh orang yang tidak terbiasa untuk mengenakan pakaian dalam. Dan tahun ini, UNIQLO menjadikan AIRism lebih baik lagi. Bakteri yang menempel pada serat kain merupakan penyebab bau tak sedap pada pakaian. Koleksi untuk laki-laki AIRism, telah memiliki kandungan untuk menetralkan bau yang disebabkan oleh ammonia acetic, isovaleric acid, noneal dan lainnya, dan untuk musim ini kami menambahkan kandungan baru untuk mengontrol bau yang disebabkan oleh bakteri saat kita mengeringkan baju di dalam ruangan. UNIQLO juga menambahkan kandungan pelembab pada koleksi perempuan AIRism agar terasa lembut saat dipakai.

Teknologi merupakan strategi untuk tetap berada di depan di antara brand lainnya yang sekelas dengan UNIQLO.


Global Chief Marketing Officer Jorgen Andersson mengungkapkan bahwa pengembangan teknologi atau menjadikan hal tersebut unik adalah tugas utamanya sebagai marketing. "Banyak perusahaan lain yang bisa dibilang mirip satu sama lain. Apalagi yang memang mengikuti tren yang ada. Kadang sekilas mengamati window display (para kompetitor), sulit untuk membedakan satu dengan lainnya. Tapi jika kamu masuk toko UNIQLO, (kamu) dengan yakin bisa bilang kalau ini memang UNIQLO."

Nggak cuma komitmen untuk selalu mengembangkan teknologi bahan yang dipakai, UNIQLO juga mengejar kesamaan selera di antara para pelanggannya di seluruh dunia. "Ke depannya, ambisi UNIQLO adalah mencapai target setinggi mungkin di pasar global, tapi juga pada saat yang sama tetap menghormati serta mengamati apa yang terjadi serte diinginkan oleh pasar setempat," ungkap Andersson, yang dulu pernah menjabat posisi yang sama di H&M.


Dalam hal kolaborasi seperti bran yang pernah dipimpinnya dulu, Andersson mengungkapkan kalau UNIQLO cukup selektif dalam pemilihan 'partner' kolaborasi. UNIQLO pernah bekerjasama dengan Jil Sander, melahirkan koleksi UNIQLO + J di tahun 2009 sampai tahun 2011. Jil Sander bisa dibilang sebagai ratunya kesempurnaan (teknik) serta simplicity, dianggap sejalan dengan konsep UNIQLO sendiri sebagai brand. Plus, tidak melulu berkolaborasi hanya dengan desainer, tapi juga tokoh, yang memang mempunyai jiwa yang sama dengan UNIQLO. Contohnya kolaborasi yang sudah berjalan selama tiga tahun belakangan ini, bersama mantan model dunia serta style icon asal Perancis, Ines de la Fressange. Kolaborasi dengan Ines bisa dibilang satu hal yang spesial, karena walaupun ia bukan desainer, tapi Ines bisa 'menyatukan' berbagai outfit jadi satu tampilan yang gaya. "Ines' style punya DNA UNIQLO di dalamnya," ungkap Andersson. Menurut Andersson, koleksi Ines adalah bagian dari strategi UNIQLO untuk 'mendengarkan' apa yang dibutuhkan masyarakat lokal. Dalam hal ini, gaya serta kultur Perancis.

Fashion bisa saja diartikan sebagai pemanis, tapi UNIQLO sanggup untuk memberikan rasa otentik yang khas di dalam dunia yang terkenal artifisial itu.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading