Sukses

Fashion

[Vemale's Review] The Return of the Young Prince - A.G. Roemmers

Judul: The Return of the Young Prince (Kembalinya sang Pangeran Muda)
Penulis: A.G. Roemmers
Ilustrasi: Laurie Hastings
Penata artistik dan sampul: Mucho www.mucho.ws
Penerjemah: Julanda Tantani
Editor: Lana Puspitasari
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Terbit: 2017

Perilaku Pangeran Muda yang begitu menyentuh perasaan, tergambarkan secara rinci dalam buku ini. Ia membawa kita agar tidak terseret dalam beban masalah. Mengajarkan kita untuk tidak menjadi orang dewasa yang terlalu serius. Melatih kita agar memberikan cinta kasih lebih kepada binatang daripada mobil. Menunjukkan jalan agar kita tidak menggelayuti masa lalu atau masa depan.

Bercerita tentang seorang muda yang menjalani kehidupannya dengan kepolosan, buku ini memberikan gambaran nilai-nilai yang patut kita renungkan. Nilai-nilai yang bahkan sudah ditinggalkan oleh banyak orang dewasa, seperti cinta kasih, kesederhanaan dan kesabaran.

Saat menyusuri jalanan sepi di Patagonian, seorang pengemudi mobil menemukan seorang anak laki-laki sedang tidur pulas di salah satu sisi jalanan. Pria pengemudi mobil itu kemudian membaringkan si anak laki-laki di jok penumpang karena tak mungkin tega meninggalkannya di sana sendirian. Saat siuman, si anak laki-laki itu kemudian menceritakan asal usulnya dan alasan ia bisa sampai terdampar di tempat tersebut. Dan yang tak disangka-sangka, anak laki-laki ternyata adalah Pangeran Muda.

Si pengemudi mobil yang hanya menyebut dirinya "aku" akhirnya melakukan perjalanan dengan sang Pangeran Muda. Selama perjalanan, mereka terus berdiskusi, berdialog, dan melontarkan tanya jawab yang tak ada habisnya. Sang Pangeran Muda seperti seorang manusia polos dengan rasa ingin tahu yang begitu besar. Dan si "Aku" seperti seorang bijak yang dengan sabar menjawab semua pertanyaan.

Banyak sekali hal yang dibahas oleh mereka. Pertanyaan tentang makna kehidupan yang paling banyak dilontarkan. Seperti, apa itu masalah? Apa itu takdir? Kenapa orang dewasa selalu bersikap serius? Hingga membahas soal kematian dan juga Tuhan. Tak lupa juga nilai-nilai universal tentang cinta kasih dan damai. Kita benar-benar akan ikut dibuat berpikir dan merenung dengan semua tanya jawab yang dilakukan Pangeran Muda dan "Aku".

Foto: copyright Vemale/Endah Wijayanti

"Masalah itu seperti sebuah pintu yang kuncinya tidak kau miliki."

"Lantas apa yang kau lakukan apabila menghadapi masalah?" tanya anak laki-laki itu ingin tahu, sekarang menjadi semakin tertarik untuk berbicara meskipun matanya terus menatap kejauhan.

(hlm. 20-21)

Membaca novel ini memang perlu dalam keadaan tenang dan membaca setiap baris kalimatnya perlahan. Dengan begitu, kita bakal lebih mudah mencerna setiap nasihat dan pesan yang disampaikan. Salah satu pembahasan yang paling menarik menurut saya adalah soal cara menjadi orang dewasa tanpa jadi orang yang serius. Si Aku pun menjelaskan panjang lebar, salah satunya seperti yang ada di halaman 78-79, “Beberapa orang akhirnya meninggalkan mimpi-mimpi mereka yang berharga, dan menambatkan diri pada kemapanan palsu dari pemikiran-pemikiran rasional. Mereka menjadi orang-orang yang serius, dan memuja angka-angka dan rutinitas karena merasa di sanalah sumber kemapanan. Tapi karena memang tak ada apa pun yang sepenuhnya mapan, mereka tak pernah benar-benar merasa bahagia. Mereka mulai mengumpulkan bermacam-macam kepemilikan karena selalu merasa kekurangan sesuatu. ‘Memiliki’ tidak membuat mereka bahagia – karena itu menghentikan mereka dari merasa ‘ada’. Mereka terlalu memusatkan perhatian pada sarana-sarana sehingga lupa dengan tujuan akhirnya."

Foto: copyright Vemale/Endah Wijayanti

Kita akan kembali digugah soal hakikat hidup yang sesungguhnya. Betapa selama ini ternyata kita sering berada di jalur yang salah, memilih langkah yang tak seharusnya diambil, sampai melepas hal-hal yang seharusnya kita pertahankan. Banyak sekali nilai-nilai kehidupan yang bisa kita petik dari tanya jawab sang Pangeran Muda dan Aku.

“Banyak orang yang mengkhawatirkan akhir hidup mereka. Padahal akan lebih baik apabila mereka khawatir tentang memberikan awal yang baik bagi hidup mereka, dan memastikan agar hidup mereka menghasilkan buah.” (hlm. 138)

Sedih juga mendengar kisah Pangeran Muda yang harus kehilangan banyak hal dalam hidupnya. Banyak sekali hal yang ia tanyakan. Dan menurut saya hal-hal yang ia tanyakan itu pada dasarnya merupakan hal yang sering kita tanyakan dalam diri sendiri. Dan si Aku dengan bijak dan sabar mencoba memberi pemahaman dan penjelasan. Pangeran Muda dan Aku sama-sama saling belajar dari perjalanan mereka.

Buat kamu yang sering merasa hilang arah dan bingung mau menjalani hidup yang seperti apa, novel The Return of the Young Prince ini bisa jadi bacaan yang sangat inspiratif. Kita akan kembali diingatkan soal nilai-nilai paling dasar kehidupan serta kemanusiaan yang sering kita lupakan dan tinggalkan.

(vem/nda)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading