Sukses

Fashion

Diary Fimela: Bermula dari Modal Ratusan Ribu, Inilah Strategi Ria Sarwono dalam Membangun Bisnis Fashion CottonInk

Fimela.com, Jakarta CottonInk merupakan salah satu brand fashion lokal yang didirikan sejak tahun 2008, dan masih eksis hingga saat ini, serta selalu menawarkan style yang selalu berkembang seiring perkembangan zaman pula. 

Pendiri sekaligus Brand and Marketing Director CottonInk Ria Sarwono membagikan strategi suksesnya dalam membangun bisnis fashionnya bersama partner-nya Carline Darjanto dalam event ShopeePay Talk yang diselenggarakan pada Jumat (16/7).  

“Aku nggak pernah nyangka kalau CottonInk akan sebesar sekarang, karena awal mula aku membuat CottonInk juga karena sekadar mau punya penghasilan sendiri setelah aku lulus kuliah,” ujar Ria Sarwono dalam webinar ShopeePay Talk: Modal Ratusan Ribu, Omzet Ratusan Juta, Jumat (16/7). 

Dirinya mengungkapkan awal terbentuknya bisnis CottonInk ini bermula dari penjualan kaos putih dengan gambar Obama yang banyak dicari orang pada masa pemilu Amerika Serikat tahun 2008.

Hanya bermodalkan 1 juta rupiah hasil patungan secara setengah-setengan dengan partnernya, Carline Darjanto, ia mengatakan bahwa modal tersebut ia dapatkan dengan cara meminjam uang orang tuanya. 

“Aku cuma modal 500 ribu aja. Waktu itu karena mikirnya cuma mau bikin kaos 24 pcs, jadi ya nggak kepikiran untuk ngeluarin uang banyak-banyak. Toh, aku juga nggak expect bakalan banyak yang beli. Eh ternyata, kurang dari satu minggu, kaos itu udah sold out,” ujarnya. 

Dengan modal awal yang tidak terlalu besar, ternyata Ria bisa membuktikan bahwa dirinya bisa memulai bisnis dan terbukti bahwa bisnis itu masih ada hingga saat ini.

Tantangan terberat selama menjalankan bisnis

Dalam menjalankan bisnis, pastinya setiap orang pernah merasakan yang namanya jatuh-bangun dalam menghadapi tantangan dalam bisnis tersebut. Begitu pula Ria dalam menjalankan bisnis CottonInk ini. 

Dirinya mengungkapkan pernah menghadapi beberapa struggle dalam fase awal menjalankan bisnisnya, yakni dalam menyesuaikan diri dengan partner, mencari tenaga kerja, produksi, dan ekspansi bisnis. 

“Waktu awal-awal, mungkin tahun pertama dalam menjalani bisnis, aku sempat struggle dalam adjusting myself to Carline. Tapi, aku selalu sadar, ketika kita berdua bertengkar, kita berdua masih punya visi yang sama. Jadi, kita ya selalu mengingat visi kita lagi, dan kembali melanjutkan bisnis ini. Tapi itu hanya berlangsung di awal-awal saja, sih,” ungkap Ria dalam menjelaskan tantangan yang pernah ia alami selama menjalankan bisnis ini. 

Ria juga mengatakan hal kedua yang terberat dalam menjalankan bisnis ini adalah tantangan dalam aspek produksi. “Setiap bisnis pasti sering mengalami struggle dalam aspek produksi, sih, dan itu wajar. Tapi, Alhamdulillah, kita selalu punya cara untuk mengatasi masalah tersebut,” tambahnya. 

CottonInk merupakan bisnis yang ia jalani berdua dengan partnernya hingga saat ini, dan ia mengatakan bahwa sampai sekarang Ia selalu mengandalkan modal dari masing-masing orang, atau dalam kata lain self-funded

“Karena CottonInk ini self-funded, jadi ketika kita ingin melakukan ekspansi bisnis yang lebih luas, jadi dilema gitu. Semua pasti ada resikonya, jadi ya kita selalu melakukan ekspansi perlahan,” pungkasnya.

Selalu punya strategi untuk tampil beda

Dari banyaknya brand fashion lokal yang ada di Indonesia, CottonInk merupakan salah satu brand yang masih bisa bertahan hingga saat ini karena selalu mempertahankan kualitasnya sejak awal. 

“Komitmen yang aku dan partnerku miliki adalah, kita berdua harus selalu punya produk yang bagus, jadi quality always number one. Selain itu, karena biar punya image yang beda daripada yang lain, maka kita selalu memiliki strategi untuk berkolaborasi dengan perempuan Indonesia yang inspiratif,” ujar Ria. 

Beberapa tahun silam, CottonInk pernah berkolaborasi dengan Raisa, Isyana, dan artis perempuan lainnya yang inspiratif dan mencerminkan wanita indonesia, karena menurutnya kolaborasi merupakan nilai yang sangat penting dalam menjalankan suatu bisnis. 

Selain itu, dirinya juga mengatakan bahwa setiap tahunnya setiap bisnis harus ‘naik level’ dari tahun-tahun sebelumnya. “Karena awalnya CottonInk ini online-based, jadi sekarang mulai ada offline store-nya CottonInk di beberapa mall di Indonesia,” tambahnya.

Dirinya mengungkapkan dalam masa pandemi ini CottonInk tidak mengalami kesulitan selain dari segi produksi, karena dari awal memang sudah terbiasa dengan platform online dalam memasarkan produknya.

“Untungnya, di masa-masa sekarang ini semuanya jadi lebih mudah karena online marketplace seperti Shopee dan e-commerce lainnya menyediakan tempat untuk para pebisnis dalam memasarkan produknya. Ditambah pula kemudahan dalam pembayaran dan promo-promo yang ditawarkan, terus terang itu sangat menguntungkan kami para pengusaha, serta para konsumen yang menikmati produk kami juga,” ujar Ria.

Penulis: Chrisstella Efivania

#ElevateWomen

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading