Sukses

Health

Kenali Gejala, Penyebab dan Penanganan Usus Buntu pada Anak

Fimela.com, Jakarta Penyakit usus buntu kerap dikaitkan dengan sakit yang hanya diidap orang dewasa. Padahal anak-anak juga bisa mengidapnya.

Dr.Yohanes Arif Eko Nuryanto, Sp.BA, dokter spesialis bedah anak dari RS OMNI Alam Sutera, mengungkapkan radang usus buntu atau apendisitis pada anak disebabkan oleh adanya sumbatan pada usus buntu, baik sebagaian maupun total.

Lebih lanjut, Dr.Yohanes mengungkapkan penyakit usus buntu pada anak biasanya terjadi pada anak usia 11 hingga 12 tahun.

“Ditemukan pula pada anak usia 4 hingga 14 tahun. Tapi, tak menutup kemungkinan radang usus buntu juga bisa terjadi pada bayi,” Dr.Yohanes dalam acara Fimela Talks, Senin (30/8/2021).

Gejala usus buntu pada anak

Gejala usus buntu pada anak kecil cenderung lebih sulit dideteksi karena bisa sangat mirip dengan gejala sakit perut biasa. Apalagi anak-anak biasanya masih sulit mengutarakan keluhan yang mereka rasakan.

“Gejala usus buntu pada anak umumnya diawali adanya penurunan nafsu makan, anak kelelahan, muntah, dan merasa perutnya sakit di daerah ulu hati. Nah ini terkadang yang orangtua pikir anak sakit maag. Padahal pada anak-anak bisa saja ini menjadi gejala dari adanya apendisitis atau peradangan usus buntu,” ujarnya.

Dr. Yohanes mengingatkan, jika gejala usus buntu pada anak terlambat ditangani dapat berisiko usus buntu pecah. “Bila sudah pecah, maka bisa menumpahkan bakteri ke organ tubuh lainnya. Ini yang menjadi berbahaya karena bisa sebabkan kematian,” tuturnya.

Maka dari itu, orangtua harus lebih jeli mengenali perubahan yang tampak pada perilaku anak maupun kondisi tubuhnya agar penyakit si kecil dapat segera diobati sejak dini.

Penanganan

Untuk penanganan usus buntu pada anak sendiri, kata dokter, paling baik dilakukan prosedur operasi. Ada dua jenis prosedur operasi usus buntu pada anak yakni apendiktomi dan laparoskopi.

“Laparoskopi itu irisannya hanya di 3 titik kecil. Jadi tidak dibuka lebar atau panjang seperti apendektomi. Keuntungan dari prosedur operasi laparoskopi ini masa pemulihannya lebih cepat,” terang Dr.Yohanes.

Pencegahan usus buntu

Tidak ada cara khusus untuk mencegah radang usus buntu. Meski begitu, beberapa langkah pendekatan dapat dilakukan untuk menurunkan risiko terjadinya apendisitis.

“Beberapa upaya yang bisa diterapkan adalah dengan mengonsumsi makanan tinggi serat seperti sayuran segar, buah-buahan, serta minum air yang cukup,” tandasnya.

#Elevate Women

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading