Sukses

Health

Whole Genome Sequencing (WGS) untuk Deteksi Omicron Lebih Cepat

Fimela.com, Jakarta Rapid test, swab, dan PCR sudah tidak asing lagi di telinga semenjak pandemi covid-19 muncul. Test tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah seseorang positif virus Covid-19 atau negatif.

Namun, baru-baru ini varian baru Covid-19 muncul yaitu Omicron. Lalu apakah testnya akan berbeda?

Menteri Kesehatan Indonesia, Budi Gunadi Sadikin mengatakan metode Whole Genome Sequencing (WGS) akan ditingkatkan di Indonesia guna mengantisipasi penyebaran Omicron.

"Rencananya kami naikin 10 perse WGS, sehingga lebih cepat pemeriksaanya," ujar Budi dalam konfersi pers virtual.

WGS ini metode pelacakan genetik suatu organisme (bakteri, virus, hingga manusia) dengan cepat dan terjangkau.

Tujuan tes ini akan mendapatkan informasi tingkat tinggi tentang varian bakteri atau organisme tertentu dengan satu kali tes. Melansir liputan6.com, WGS mengandalkan materi genetiklah, yang menjadikan berbagai varian virus Corona COVID-19 bisa dengan mudah terlacak.

Berbeda dengan PCR

WGS sendiri berbeda dengan tes Polymerase Chain Reaction atau PCR.

Metode dengan tes WGS bisa digunakan untuk mengenali varian virus atau organisme. Sementara tes PCR hanya bisa digunakan untuk mendeteksi keberadaan virus di dalam tubuh manusia.

Cara kerja WGS

Para ilmuwan dalam keterangan tertulis CDC, menjelaskan proses pengurutan basa dalam genom pada proses WGS dengan empat langkah utama.

1. Melakukan Pemotongan DNA

Para ilmuwan dalam mengidentifikasi organisme dengan WGS adalah dimulai dengan melakukan pemotongan DNA organisme tersebut.

Alat yang digunakan adalah gunting molekuler yang terdiri dari jutaan basa: A, C, T, dan G, menjadi potongan-potongan yang cukup kecil untuk dibaca oleh mesin yang dapat mengurutkannya.

2. Melakukan Pengkodean Batang DNA

Para ilmuwan dalam mengidentifikasi organisme dengan WGS adalah kedua mulai menambahkan potongan kecil tag DNA, atau kode batangnya.

Metode penelitian ini ditujukan untuk mengidentifikasi potongan DNA mana yang dimiliki bakteri mana. Ini mirip dengan bagaimana barcode mengidentifikasi produk di toko kelontong atau mini market.

3. Melakukan Sekuensing Seluruh Genom

Melakukan sekuensing seluruh genomnya. DNA berkode batang yang sudah didapat dari banyak bakteri, langsung digabungkan dan dimasukkan ke dalam sekuenser genom keseluruhan.

Sequencer ini bekerja mengidentifikasi A, C, T, dan G, atau basa, yang membentuk setiap urutan organisme yang diidentifikasi. Sequencer menggunakan kode batang untuk melacak basis mana yang dimiliki bakteri mana.

4. Melakukan Analisis Data

Langkah terakhir mulai menggunakan alat analisis komputer. Ini untuk membandingkan urutan bakteri atau organisme dan mengidentifikasi perbedaan.

Jumlah perbedaan dapat memberi tahu para ilmuwan seberapa dekat hubungan bakteri itu, dan seberapa besar kemungkinan mereka menjadi bagian dari wabah yang sama. Maka proses identifikasi suatu organisme dengan WGS selesai.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading