Novi Amelia Meninggal Bunuh Diri, Ini Pentingnya Memeriksakan Kesehatan Mental pada Ahli

Depresi Menjadi Penyebab Umum Tindakan Bunuh Diri — Ilustrasi Depresi Credit: freepik.com

Fimela.com, Jakarta Model majalah dewasa Novi Amelia dikabarkan meninggal di apartemennya di kawasan Jakarta Selatan pada Rabu (16/2/2021). Novi Amelia meninggalkan dikarenakan bunuh diri.

Hingga saat ini polisi pun masih menyelidiki motif Novi Amelia bunuh diri.

Diketahui Novi Amelia merupakan seorang model yang sempat beberapa kali tersandung masalah yang menjadi sorotan publik. Mulai dari menabrak tujuh orang hingga overdosis narkoba.

Novi Amelia mengalami depresi dan gangguan kejiwaan. Ia pun pernah menjalani pengobatan beberapa tahun lalu karena merasa mendengar suara-suara aneh di kepalanya.

Penjelasan ahli

[Fimela] Depresi — Ilustrasi Depresi | unsplash.com/@anthonytran

Terkait meninggalnya Novi Amelia akibat bunuh diri, praktisi psikologi Andre Wibawa, M. Si menjelaskan seseorang yang memutuskan diri pasti memiliki luka di masa lalu.

"Ada long term memory. Cepat atau lambat long term memory ini akan menstimulus sikap berujung pada pengambilan keputusan," ungkap Andre Wibawa saat dihubungi Fimela.

Lebih lanjut Andre menjelaskan berkunjung kepada ahli menjadi penting untuk mendapatkan terapi yang tepat sehingga tidak terjadi self diagnose yang berujung pada persepsi. Tujuannya untuk menyelaraskan energi dan paradigma agar seseorang memiliki persepsi yang tepat.

Pendekatan terapi yang tepat

Dimulai dengan pendekatan roh yang mendekatkan kita dengan Tuhan. Jika masih belum merasa terselesaikan, melakukan pendekatan jiwa dengan mengunjungi psikolog. Psikolog tidak memberikan obat layaknya psikiater, melainkan memberikan terapi kejiwaan.

Sementara jika belum terselesaikan juga barulah melakukan pendekatan tubuh dengan berkunjung ke psikiater. Menurut Andre, kebanyakan orang yang akhirnya memutuskan bunuh diri, ia langsung mengambil pendekatan tubuh dengan berkunjung ke psikiater dan melewatkan pendekatan jiwa maupun roh.

"Kalau sudah mentalnya sudah mengganggu tubuhnya datang ke psikiater. Tapi kalau bisa melakukan terapi mental, tidak perlu (pendekatan) tubuh. Karena tubuh biasanya bersinggungan dengan obat," jelas Andre.