Sukses

Health

Delta atau Omicron, Varian Covid-19 Mana yang Lebih Sebabkan Long Covid?

Fimela.com, Jakarta Pandemi Covid-19 masih terjadi, kini sejumlah varian baru justru kembali jadi perhatian dan harus diwaspadai. Dari sejumlah varian Covid-19 yang bermunculan, para peneliti mempelajari, mana kah yang menyebabkan efek jangka panjang, apakah Omicron atau Delta yang lebih menyebabkan long covid? 

Seperti yang diketahui, long covid biasanya terjadi selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan seteral masa pemulihan, bahkan dari hasil penelitian di Inggris, menyatakan jika ada sejumlah hasil yang mengejutkan dari efek long covid varian  Delta dan juga Omicron. Penasaran apa saja? Simak selengkapnya berikut ini. 

Dikutip dari Liputan6.com, sebuah studi telah mengamatu 41.361 pasien yang pertama kali terdeteksi positif antara 1 Juni 2021 dan 27 November 2021, di mana 70% kasus Delta. Penelitian ini mencakup infeksi simtotatik dan asimtomatik untuk periode Delta. sedangkan Omicron mengetes peserta yang positif pada 10 Februari 2022 . Seluruh peserta memiliki 28 hari untuk pelaporan setelah dites positif. 

 

Hasil yang ditemukan

Dari hasil penelitian tersebut, ditemukan kasus omicron sebanyak 2.501 (4,5%) dari 56.003 mengalami long Covid. Diantara kasus delta, 4469 (10.8%) dari 41.361 orang mengalami long covid. 

Pada kasus Omicron, maka kemungkinannya lebih kecil untuk semua waktu vaksin, dengan rasio odds mulai dari 0·24 (0·20–0·32) hingga 0,50 (0·43–0·59). Hasil ini juga dikonfirmasi ketika analisis dikelompokkan berdasarkan kelompok usia.

"Ini kabar baik, tapi tolong jangan hentikan layanan COVID Anda yang lama," kata ketua peneliti Dr Claire Steves kepada Reuters.

Delta dan Omicron adalah varian yang sangat menular

Kedua varian sangat menular, namun Delta disebut-sebut lebih parah adri Omicron. Hal ini terlihat ketika gelombang kedua virus Corona di India, rentang gejala yang dialami Delta lebih luas dan serius. Dari gejala ringan hingga sedang seperti demam, batuk dan kelelahan hingga gejala parah termasuk sesak napas, nyeri dada, dan kadar oksigen rendah, banyak yang memerlukan intervensi medis, sementara banyak lainnya meninggal karena virus.

Namun, gelombang Omicron lebih penyayang dibandingkan dengan Delta. Meski jumlah yang terinfeksi lebih besar, gejalanya tidak melampaui sakit tenggorokan, pilek, batuk, kelelahan, dan nyeri otot. Untuk kasus yang parah, orang mengalami masalah pencernaan.

 

#Women for Women

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading