Sukses

Health

3 Hal Penyebab Utama Anak Kejang yang Harus Diketahui Orangtua

Fimela.com, Jakarta Kejang terjadi di mana kondisi secara tiba-tiba, ada lonjakan aktivitas listrik abnormal pada otak anak. Meski biasanya kejang berlangsung singkat, pasti menakutkann bagi para orangtua jika melihat anak mengalaminya. 

Perubahan yang biasanya terlihat saat kejang adalah gemetar tak terkendali sampai kehilangan kesadaran. Kejang tidak selalu dapat diidentifikasi penyebabnya, namun sering kali disebabkan oleh satu dari tiga kondisi kesehatan ini, melansir dari THINK Neurologu for Kids;

1. Demam tinggi

Kejang yang disebabkan oleh demam, yang disebut kejang demam, mempengaruhi 3-4% dari semua anak antara usia 6 bulan dan 5 tahun. Namun, paling sering terjadi pada bayi berusia 12-18 bulan.

Kejang demam biasanya terjadi dalam beberapa jam pertama setelah anak Amengalami demam dan berlangsung kurang dari satu menit. Orangtua harus siap untuk kemungkinan kejang demam kedua.

Anak-anak yang berusia kurang dari 1 tahun. ketika mengalami kejang demam pertama memiliki peluang 50% untuk mengalami kejang demam kedua. Risiko turun menjadi 30% untuk mereka yang berusia lebih dari 1 tahun pada kejang demam pertama mereka.

 

2. Cedera otak traumatis

Anak-anak yang menderita cedera otak traumatis sedang hingga berat (TBI) mungkin mengalami kejang dalam beberapa menit setelah cedera atau kejang mungkin tertunda, terjadi setelah seminggu. Kemungkinan kejang tergantung pada usia anak, jenis trauma, dan jika cedera menyebabkan pendarahan di otak.

Kejang pasca-trauma didiagnosis pada sekitar 37% anak berusia 2 tahun ke bawah yang menderita TBI tanpa disengaja tanpa perdarahan. Angka tersebut turun menjadi 16% pada anak usia 14-17 tahun. Insiden kejang pasca trauma dapat meningkat menjadi sedikit lebih dari setengah pada anak-anak dengan perdarahan.

 

3. Infeksi

Infeksi sistem saraf pusat seperti meningitis dan ensefalitis dapat menyebabkan kejang akut. Anak-anak yang menderita ensefalitis mungkin mengalami kejang saat mereka sakit, tetapi mereka juga berisiko kejang setelah infeksi akut sembuh karena sel-sel otak mereka lebih cenderung menghasilkan ledakan aktivitas abnormal.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading