Sukses

Lifestyle

Mulai Hidup Sehat, Stop Konsumsi 3 Jenis Makanan Laut Berikut!

Next

Jakarta hidup sehatTelur penyu: Antara good sex dan stroke?

Buat para pencinta obat-obatan alternatif yang hobi mengonsumsi berbagai produk penyembuh, pasti sudah tidak asing lagi dengan telur penyu. Telur penyu menjadi salah satu binatang laut yang kerap menjadi buruan banyak pihak. Dengan alasan hidup sehat, manusia pun meraup telur penyu dari sarang mereka. Bahkan, dari ratusan telur yang dihasilkan oleh satu ekor penyu, tidak jarang hanya ada beberapa telur yang bisa selamat menetas menjadi tukik (anak penyu).

Masyarakat percaya bahwa konon mengonsumsi telur penyu bisa menjanjikan hidup sehat serta meningkatkan libido yang akan berakhir pada ranjang yang kembali hangat. Dan ternyata, mitos yang beredar inilah yang menjadi predator nomor satu penyu. Alih-alih menghangatkan ranjang dengan pasangan, mengonsumsi telur penyu justru malah bisa meningkatkan risiko terkena stroke dan penyakit jantung lain.

Mengapa? Ini disebabkan tingginya kandungan kolesterol dalam telur penyu. Bahkan, kandungan kolesterol dalam satu telur penyu setara dengan kolesterol yang terdapat dalam 20 butir telur ayam. Bukan sekadar tinggi kolesterol, telur penyu juga mengandung bahan yang sangat berbahaya dalam tubuh. Dalam sebuah jurnal Environmental Health Perspective di tahun 2009, yang berjudul �Dangerous Delicacy�-Contaminated Sea Turtle Eggs Pose A Potential Health Threat dinyatakan bahwa telur penyu mengandung Polutan Organik Persisten (POP) dan logam berat yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Kanker, liver, kerusakan sistem syaraf, dan gangguan sistem hormon endokrin hanya segelintir efek yang ditimbulkan dari zat tersebut.

Yang ada bukannya mendapatkan kehidupan seks yang lebih baik, kamu malah berinvestasi penyakit kanker dan stroke jika terus mengonsumsi telur penyu. So, stop konsumsi telur penyu!

Next

hidup sehatSirip hiu: Antikanker yang sebabkan kanker

 

Kesan ganas pada hiu, sukses melekat di masyarakat terlebih saat cukup banyak film yang menggambarkan keganasan makhluk yang satu ini. Di China, hiu banyak diburu untuk diambil siripnya dan dikonsumsi. Masyarakat China percaya bahwa sirip hiu sangat bermanfaat untuk kesehatan mereka serta dipercaya bisa menghindarkan kita dari penyakit kanker. Trend ini pun berkembang hingga ke Indonesia. Menurut Riyanni Djangkaru, seorang aktivis kelautan, trend konsumsi hiu di Indonesia tidak hanya dilakukan pada sirip tapi seluruh bagian tubuh hiu.

Gaya hidup seperti ini semakin berkembang terlebih saat restoran dan supermarket menyediakan berbagai hidangan yang menggunakan hiu sebagai bahan utama. Semakin tingginya permintaan terhadap hiu, membuat banyak orang tertarik berperan sebagai penyedia hiu. Padahal, hiu adalah binatang laut yang paling banyak mengandung racun dalam tubuhnya.

�Kandungan merkuri dalam tubuh hiu paling tinggi jika dibandingkan dengan binatang laut lainnya. Dan, informasi inilah yang tidak banyak diketahui oleh masyarakat luas, sehingga permintaan masyarakat terhadap daging hiu masih tinggi. Selain karena pengaruh gaya hidup, tingginya perburuan hiu di Indonesia juga disebabkan tidak adanya peraturan jelas dari pemerintah yang bisa melarang perburuan hiu. Selain Indonesia, banyak juga negara lain yang dengan bebas berburu hiu di perairan Nusantara. Dan Indonesia menyumbangkan angka 15% sebagai negara yang paling berperan dalam musnahnya populasi hiu. Jika kondisi seperti ini dibiarkan terus-menerus, diperkirakan pada tahun 2040 ikan tuna akan hilang dari perairan Indonesia karena rusaknya ekosistem laut. Dan nantinya bukan hanya tuna saja yang bisa menghilang dari ekosistem laut,� ujar Riyanni saat dihubungi oleh FIMELA.com.

Nah, Fimelova, terbayang kan bagaimana jadinya tubuhmu jika merkuri terus bertambah dan mengendap di dalamnya. Masih juga termakan mitos khasiat hiu untuk tubuh?!

Next

 

pembantaian lumba-lumba di JepangLumba-lumba: Makhluk lucu sarang merkuri

Berita lumba-lumba yang dijadikan sebagai bahan makanan memang tidak sebombastis berita tentang hiu dan penyu karena konsumsi lumba-lumba memang tidak setinggi hiu. Tapi, itu bukan berarti tidak ada masyarakat pengonsumsi makhluk yang kerap menjadi "bintang" dalam berbagai acara pertunjukan ini. Sebuah daerah di Jepang, Taiji, memiliki masyarakat yang kerap berburu lumba-lumba untuk dikonsumsi.

Bahkan, di Jepang pernah ada peristiwa pembantaian lumba-lumba yang membuat perariran Jepang memerah sesaat karena darah lumba-lumba. Peristiwa pembantaian yang dilakukan beberapa tahun lalu ini menjadi kecaman berbagai pihak. Entah berapa banyak pastinya lumba-lumba yang menjadi korban peristiwa pembantaian di Taiji.

Padahal, layaknya daging hiu, daging lumba-lumba pun mengandung kadar merkuri tinggi. Seorang profesor dari Health Sciences University of Hokkaido, Tetsuya Endo mengatakan bahwa daging lumba-lumba berbahaya untuk tubuh. Pernah dilakukan penelitian pada penduduk kota Taiji di Jepang untuk mengetahui kandungan merkuri dalam tubuh mereka. Dan hasilnya pun mengejutkan. Kandungan merkuri dalam tubuh masyarakat Taiji, Jepang lebih tinggi 10% dibandingkan dengan masyarakt lainnya.

Nah, Fimelova, untuk mulai hidup sehat, mulai sekarang, hindari ketiga jenis makanan tersebut. Selain untuk menjaga tubuh, berhenti mengonsumsi penyu, hiu, dan lumba-lumba akan membantu menyelamatkan seluruh ekosistem laut. Nggak mau kan kamu harus berhenti makan kepiting karena kepiting jadi makhluk langka akibat rusaknya ekosistem laut. Saat ekosistem laut terganggu, bukan hanya hiu, penyu, dan lumba-lumba yang bisa menghilang dari muka bumi, tapi semua binatang yang berada di dalam rantai makanan mereka. Jadi, stop konsumsi hiu, lumba-lumba, dan telur penyu!

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading