Sukses

Lifestyle

10 Mitos yang Menyesatkanmu Sebagai Pecinta Cokelat

Fimela.com, Jakarta Cokelat merupakan salah satu buah yang keberadannya sangat digemari oleh banyak orang. Dari tua hingga balita menyukainya. Nggak hanya sebagai camilan, kini cokelat juga dipercaya sebagai bahan untuk kecantikan. Lebih dari itu, coklat adalah panganan yang menyehatkan. Meski begitu, kamu pasti pernah mendengar mitos-mitos soal cokelat.

Setelah dilakukan penelitian oleh berbagai ahli, mitos-mitos itu terbantahkan. Apa sajakah mitos tentang cokelat yang perlu kamu tahu? Berikut ulasannya~

Menyebabkan kerusakan gigi

Kerusakan gigi (Via: apakabardunia.com)

Menurut penelitian dari Universitas Osaka, Jepang, nggak ada hubungan antara makan cokelat dan kerusakan gigi. Penelitian justru menunjukkan kalau biji kakao yang jadi bahan utama cokelat bisa menumpas bakteri mulut dan mencegah kerusakan gigi. 

Diabetes dilarang makan cokelat

Diabetes nggak boleh makan coklat (Via: linkedin.com)

Ada yang bilang kalau manis pada cokelat bisa membuat penyakit diabetes pada seseorang tambah parah. Hmm padahal cokelat punya ukuran efek penyebab diabetes yang rendah, lho! Namun, untuk mengonsumsinya, kamu perlu konsultasi dulu ke dokter.

Menyebabkan hiperaktif

Bikin hiperaktif (Via: stephensfinefoodsau.blogspot.com)

Lagi-lagi, penelitian menunjukkan bahwa nggak ada hubungan antara kandungan gula pada coklat bisa bikin anak hiperaktif. Hiperaktif pada anak muncul karena faktor lingkungan.

Mengandung kafein tinggi

Kafein tinggi (Via: tafrehmella.com)

Cokelat dengan warna lebih gelap memang memiliki kafein tinggi, namun tidak seperti yang kita bayangkan jika dibanding satu gelas minuman di coffee shop ternama dunia berinisial 'S'.

Mengandung kolesterol jahat

Kolesterol tinggi (Via: johnscreekfamilypractice.com)

Kandungan flavonoid pada cokelat yang dapat menghasilkan kolesterol baik untuk jantung lebih banyak daripada kandungan lemak jenuh atau kolesterol jahat.

Bikin jerawatan

Bikin jerawatan (Via: alertsondemand.com)

Cokelat penyebab jerawat? Mitos! Journal of American Medical Association mengambil kesimpulan kalau "diet memainkan peran dalam pengobatan jerawat pada kebanyakan pasien...bahkan jumlah besar cokelat belum terbukti klinis memperburuk munculnya jerawat."

Cokelat yang baik itu yang mengandung 70% kakao

Coklat bagus mengandung 70% kokoa (Via: wallstreetdaily.com)

Memang semakin gelap coklat, semakin tinggi kandungan anti-oksidannya. Studi menunjukkan kalau 60% kandungan kakao saja sudah cukup untuk perbaikan jangka pendek dalam aliran darah dan tekanan darah.

Nggak punya nilai gizi

Nggak punya nilai gizi (Via: pondokibu.com)

Siapa bilang cokelat nggak punya nilai gizi? FYI aja, cokelat hitam memiliki kandungan anti-oksidan sebanyak 2 3/4 cangkir teh hijau, 1 gelas anggur merah, atau 2/3 cangkir blueberry. Lebih dari itu, coklat kaya akan mineral dan serat. Masih mau bilang kalau nggak punya kandungan gizi?

Bikin stres

Bikin stress (Via: thechart.blogs.cnn.com)

Studi mengatakan bahwa makan cokelat skeitar satu ons dan setengah cokelat hitam tiap hari selama dua minggu, bisa menekan hormon stres dalam tubuh. Mungkin cokelat bisa bikin stres kalau kamu makan sambil salto di tengah jalan. Iya, itu kamunya yang stres hahaha.

Bikin gemuk

Bikin gemuk (Via: rothwellness.com)

Mitos banget! Bahkan kini telah ditemukan program diet dengan cokelat.

Masih ragu untuk memakan cokelat sebanyak-banyaknya? :p

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading