Sukses

Lifestyle

Wow, Jika Patah Hati Warga Jepang Malah Dikasih Cuti!

Fimela.com, Jakarta Siapa yang tak sedih jika ditinggal sang kekasih? Hubungan yang sudah susah payah terbangun, kandas begitu saja karena tak lagi sejalan. Begitu banyak mimpi yang sedang dirajut pun tak mungkin bisa terwujud.

Hal yang dibutuhkan saat mengalami patah hati adalah liburan. Berjalan-jalan seharian menenangkan pikiran agar rasa sedih tak lagi bertandang. Namun, apalah daya jika kamu masih harus datang ke kantor dan menyelesaikan segudang pekerjaan yang menuntut konsentrasi tinggi? Jika kamu warga negara Jepang atau sedang bekerja di sana, maka pastilah keberuntungan berada di pihakmu.

Disadur dari Knowledge Salad, perusahaan bernama Hime & Company yang berlokasi di Tokyo ini memberlakukan cuti patah hati. Sebuah kantor yang mayoritas karyawannya berjenis kelamin wanita ini memberlakukan jenis cuti tak lazim. Pasalnya, jika kamu menelpon perusahaan dengan izin patah hati, kamu hanya perlu mengatakan "shitsuren kyuka". Tanpa proses panjang, kamu bisa meliburkan diri dan tetap digaji!

Perusahaan ini memberikan cuti dengan harapan sang karyawan bisa cepat melupakan rasa sedih dan kembali bekerja dengan pikiran yang tenang esok hari. Lucunya, jumlah "heartache leave"pun berbeda-beda karena disesuaikan umur. Untuk karyawan berusia 24 tahun, cuti diberikan satu hari per tahun, bila berusia 25-29 tahun maka jatah 'libur'nya bertambah menjadi 2 hari per tahun. Sementara untuk mereka yang berusia 30 tahun ke atas diberikan 3 hari per tahunnya. Wah, lucu banget ya!

Perusahaan ini nampaknya mengerti dampak dari patah hati. Mereka pun mengatakan bahwa semakin tua usia seseorang, maka semakin sulit pula mereka mencari jodoh. Efek patah hati pun bisa menjadi lebih menyakitkan. Rasanya, untuk negara Jepang yang memiliki tingkat stres tinggi cuti ini sangat dibutuhkan. Kalau menurutmu, apa Indonesia bisa mengadaptasi cuti ini?

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading