Sukses

Lifestyle

Eksklusif, Ketegaran Aminah Cendrakasih di Atas Tempat Tidur

Fimela.com, Jakarta Aminah Cendrakasih, artis senior itu kini terbaring lemah tak berdaya. Kurang lebih 10 tahun, ia sulit bergerak dan beraktivitas seperti biasanya. Selama lima tahun, Aminah kini hanya bisa terbaring di atas tempat tidur. Hal tersebut bermula saat ia terjatuh di kamar mandi tahun 2007 silam. Kini, di usianya yang sudah 79 tahun, pemeran ibunda si Doel dalam sinetron Si Doel Anak Sekolahan itu hanya mampu dalam kondisi berbaring di kasur, menjalankan beragam aktivitas.

***

Wajah Aminah Cendrakasih terlihat lelah namun ia berusaha tegar menjalani hari-harinya di atas tempat tidur. Ia tak lagi bisa melihat dengan jelas sebab glaukoma telah merenggut penglihatannya. Sejenis gangguan penglihatan lantaran terjadinya kerusakan pada saraf optik itu, benar-benar mengantarkan Aminah Cendrakasih dalam 'kegelapan'.

Namun, doa dan harapan, menjadi cahaya penerang bagi Aminah Cendrakasih untuk tetap bisa menjalankan aktivitas yang kebanyakan diisi dengan ibadah. Meski hanya terbaring di atas kasur, namun tidak menyurutkan kekhusyukannya untuk terus mengingat Tuhan.

Kini, Aminah Cendrakasih yang sudah berakting di puluhan judul film itu hanya bisa pasrah. Di hari tuanya, ia tidak lagi berharap apapun, kecuali bisa sembuh dari sakitnya. Meski secara medis kecil harapan, namun tiada yang bisa melawan takdir Tuhan.

"Iya emang tiduran saja. Kalau duduk muntah-muntah. Makan, minum, salat diurusin. Jadi mesti ada orang yang ngurusin. Lala ini, anak yang keenam," ujar Aminah Cendrakasih dengan suara lemah saat disambangi Bintang.com belum lama ini di kediaman anaknya.

Aminah yang akrab disapa Mak Nyak itu hanya bisa menjawab lirih dan lemah pertanyaan dari Bintang.com. Beberapa pertanyaan kemudian dijawab Lala, anak keenamnya. Berikut cuplikan wawancara lengkapnya.

Glaukoma Renggut Penglihatan Aminah Cendrakasih

Jauh dari hingar bingar dunia keartisan, Aminah Cendrakasih yang saat ini berusia 79 tahun hidup sederhana di rumahnya yang cukup nyaman di pinggiran Jakarta. Terlebih, sudah beberapa tahun terakhir, Mak Nyak, sapaan akrabnya, diketahui tak bisa banyak beraktivitas. Hari-harinya banyak dihabiskan dengan berbaring di atas tempat tidur lantaran mengalami masalah di syaraf dan mengalami kebutaan.

Mungkin bisa diceritakan kronologinya sampai ibu mengalami kebutaan dan sulit beraktivitas?
Lala: Awalnya itu ibu jatuh di kamar mandi, tahun 2007. Abis itu dengkulnya geser terus tulang iganya ada yang retak. Waktu itu nggak bisa bangun, jadi manggil tukang urut sampai sudah bisa miring kanan-kiri, tadinya nggak bisa sama sekali. Jadi sudah sehat, terus tiba-tiba ibu tuh jatuh lagi di kamar mandi. Biasanya kan ke kamar mandi saya bopong, waktu itu saya tinggal, nah waktu saya pergi di telepon ibu jatuh lagi. Disitu jalan agak mulai susah, jadi ke kamar mandi mesti dipegangin, ditungguin di kamar mandi. Kita sering bawa ibu refleksi, pengobatan alternatif, itu masih saya bopong gitu. Ibu waktu itu untuk mandi, untuk wudu pun harus dibantu, itu masih bisa ke kamar mandi, jalan di kaki saya ke kamar mandi, nanti bawa lagi tidur.

Lalu kalau masalah di matanya kenapa?
Lala: Suatu saat ibu ngerasa matanya ada masalah, ya sudah diperiksa. Kata ibu, 'katarak kali', ibu minta operasi katarak. kita ke dokter, terus diperiksa. Ternyata begitu diperiksa bukan katarak, jadi memang glaukoma. Jadi dimatanya ada perdarahan gitu karena ibu kelamaan pakai obat tetes mata, ternyata pemicunya itu karena syaraf-syarafnya ketarik semua, jadi tegang. Ibu dulu masih ngaji, bikin anyaman terus ibu tiba-tiba nggak bisa ngelihat, pas diperiksa ternyata sudah parah banget, bahkan yang sebelah sudah ada perdarahan. Habis operasi, dibuka memang sudah nggak bisa melihat.

Terus sampai akhirnya ibu nggak bisa bangun lagi kenapa?
Lala: Sejak itu (operasi mata) mungkin ada sedikit syok. Tadinya berharap sembuh karena ibu semangat untuk sembuhnya gede banget masih pengin ngaji, jadi tiba-tiba begitu dikasih tahu dua-duanya (mata) udah rusak jadi agak nge-drop, syok. Habis itu malah keadaannya jadi memburuk. Jadi malah nggak bisa bangun sama sekali, nggak bisa duduk sama sekali. Jadi saat ibu bangun itu dia langsung mual. Jadi dampaknya ke semua syarafnya ikut down. Habis itu benar-benar nggak bisa ke kamar mandi lagi, nggak duduk lagi. Sebenarnya syarafnya masih bagus, tapi karena zaman dulunya ibu banyak syaraf-syaraf kejepit, saat ibu nge-drop penyakitnya muncul lagi.

Kalau dihitung dari pertama kali jatuh, berarti ibu sudah 10 tahun mengalami penurunan kesehatan?
Lala: Total 10 tahun, tapi yang benar-benar nggak bisa (melihat dan beraktivitas) sama sekali itu sudah hampir 5 tahun. Selama itu benar-benar di kasur hari-harinya. Subuh saya mandiin, sore saya mandiin. Tapi alhamdulillah badannya masih mulus, masih bersih, ibu malah sekarang sehat.

Ibu, sekarang gimana kondisinya?
Aminah: Kondisinya baik-baik saja sih, kan nggak sakit. Cuma matanya nggak bisa lihat saja. Sehari-hari tiduran saja, nggak bisa duduk, kalau duduk suka muntah-muntah.

Kata dokter sakit apa?
Aminah: Nggak tau, Glaukoma. Sudah 4 tahun deh. Kan tadinya di rumah anak saya yang di Pondok Aren terus dipindahin ke sini, di sini udah dari November (2016).

Sehari-hari ibu ngapain saja di tempat tidur?
Aminah: Iya memang tiduran saja. Kalau duduk muntah-muntah. Makan, minum, salat diurusin. Jadi mesti ada orang yang ngurusin. Lala ini, anak yang keenam.

Lala: Sehari-hari ya masih bercanda saja gitu. Di rumah ya gitu, ketawa-ketama sama saya sama anak-anak saya. Ngobrolin film kek, masalah apa kek yang dia dengar. Ya kita puter lawakan saja biar ketawa, ibu suka kalau ramai, kalau nggak ada pasti nyariin. Makanya saya ya di situ saja (kamar).

Ibu suka ngeluh nggak soal kondisinya yang sekarang?
Lala: Dia terima karena mungkin sudah waktunya. Ibu dikasih sehat bertahun-tahun masa dikasih sakit gini ibu nggak terima. Ibu kadang sedih juga kalau saya sebenarnya ada urusan harus pergi tapi nggak bisa karena harus menemani dia. Kadang ibu bilang, 'paling ibu juga sebentar lagi'. Kalau gitu saya bilang, 'ibu mah masih lama hidupnya. Dosa-dosanya dilunasin dulu di dunia, baru ibu ngadep (Tuhan) pas sudah bersih. Ibu dikasih waktu buat ibadah'. Kata ibu, 'oh iya ya'.

Seuntai Doa di Atas Tempat Tidur

Dalam 'kegelapan' dunianya, Aminah Cendrakasih masih berharap rekan-rekan mengingatnya untuk terus menyambung silaturahmi. Adalah Rano Karno dan adiknya Suti Karno yang terus menyambung silaturahmi, selain sejumlah artis pendukung Si Doel Anak Sekolahan lainnya.

Ibu, keluarga besar si Doel masih suka ada yang datang jenguk?
Aminah: Namanya kan kita dulu kaya saudara, terus-terusan syuting. Ya dulu sih pada datang yang ke sana (Pondok Aren). Kalau di sini kan jauh.

Lala: Kemarin pas nikahan anak saya yang perempuan bulan Mei datang abang (Rano Karno). Abang ketemu ibu sama saya di kamar. temam-teman teater kadang masih nengokin ibu rame-rame. Ibu senang kalau ada teman-temannya datang. Atun kadang suka datang waktu disana (Pondok Aren), ada Maudy (Kusnaedi), waktu itu masih ada.

Waktu ketemu bang Rano ngobrolin apa saja?
Aminah: Biasa saja ngobrolnya, nggak ada apa-apa. Bang Rano pernah bilang sih, 'Nyak kita bukannya berhenti nih (Sinetron Si Doel), kita cuma istirahat. Nanti kita syuting lagi yaa,' gitu. Terus waktu si Lala ngawinin anaknya kan dia (Rano) datang juga. Aku bilang, 'kalau mau ya syuting di sini'. Dia bilang, 'ya nggak apa-apa, di sini juga lega, gampang'. Jadi ya sudah. Tapi katanya syutingnya bukan yang di Jakarta dulu, yang di Belanda dulu, gitu katanya.

Jadi nanti mau ada syuting Si Doel lagi Mak?
Aminah: Yaa kalau Si Doel kan emaknya cuma kite. Aku kan sudah bilang ke Rano, aku kan sakit. Rano bilang, 'gampang deh, pokoknya sakit ya (ceritanya) lagi sakit'. Si Doel kan gitu kan, nggak dibuat-buat. Makanya dia bilang gampang.

Kata bang Rano kapan mulai syuting lagi?
Lala: Dia kan masih jadi pejabat sampai Oktober (2017). Mungkin habis Oktober baru deh mulai kayak persiapan dulu kali dari situ baru syuting ke Belanda dulu, baru kali di sini.

Tapi ibu kangen nggak sama keluarga besar si Doel?
Aminah: Ya gitu lah. Mereka nggak sempat (sering menengok), kan pada sibuk. Mereka nggak ada waktunya kali buat ngobrol-ngobrol.

Lala: Anaknya nggak datang saja dia santai-santai aja. Kalo sepi baru dah dia cerewet. Selagi ada saya sih dia santai-santai saja. Abang kan juga ramai orangnya. Jadi pas dateng malah ledek-ledekan, jadi udah kayak ibu sama anak saja. Ketawa-ketawa saja. Ibu mah yang dipikirin udah beda, udah waktunya ibadah sekarang.

Aminah: Yaa kalau kita sih kayaknya sudah cukup dari belum kawin sampai 70 tahun kerja terus, kan Allah kasih istirahat.

Sampai sekarang apa bang Rano masih suka nanyain kondisinya Mak Nyak?
Lala: Dia lebih kontak ke kakak saya yang di Pondok Aren. Kemarin lebaran bayar uang kue ke kakak sama ngasih titipan ke ibu, katanya THR. Karena kalau abang tuh selalu pesen kalau ada apa-apa harus cepat kasih tahu. Cuma ibunya jangan kasih tahu, takut abang kepikiran, ngerepotin. Abang orangnya walaupun lagi sibuk pasti bela-belain gitu. Kalau abang sih masih dekat banget.

Memang bukan perkara mudah, menghadapi hari tua dengan kondisi yang penuh dengan keterbatasan. Namun dalam untaian doa, Aminah Cendrakasih terus berharap diberikan yang terbaik untuk mengisi hari-harinya. Meski tak lagi bisa melihat cahaya, namun hatinya tetap bersinar, menyinari orang-orang yang dicintainya. Cepat sembuh ya Mak Nyak.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading