Kopi Ternyata Bisa Picu Kanker, Benarkah?

Jangan Khawatir, Penderita Maag Juga Bisa Minum Kopi — Kopi sering dituding menjadi penyebab naiknya asam lambung dan maag kambuh. Benarkan demikian? Apa benar orang yang memiliki maag tidak boleh minum kopi sama sekali?

Fimela.com, Jakarta Minum kopi memang nggak baik untuk kesehatan jantung. Tapi itu kalau kamu minum dalam jumlah yang banyak dan berlebihan.

Tapi hati-hati, soalnya, kopi sepertinya juga bahaya buat kesehatanmu. Bukan soal jantung, tapi kopi ternyata, menurut sebuah penelitian, bisa menimbulkan kanker.

Dilansir dari Women's Health Magazine, kopi bisa memicu kanker lantaran satu proses. Yaitu pada saat roasting biji kopi. Jadi, ada sebuah zat yang diproduksi biji kopi pada saat roasting. Namanya acrylamide.

Di California sudah ada warning mengenai hal ini. Namun, menurut USA Today, para industri kopi di Amerika Serikat mengklaim kalau tingkat kandungan acrylamide pada kopi nggak akan menimbulkan bahaya.

Selain itu, zat ini nggak bisa dibuang karena akan keluar dengan sendirinya pada saat roasting. Dan, justru zat inilah yang bikin kopi flavourful.

Sayangnya, mereka gagal membuktikan kepada hakim kalau minum kopi itu lebih banyak benefit-nya dari bandingkan risiko kesehatan. Terus, haruskah kamu berhenti minum kopi?

TERKAIT: LINAC dan Brachytherapy Terobosan Terkini dalam Pengobatan Kanker

TERKAIT: Mengenal Sarkoma Jaringan Lunak, Jenis Tumor yang Serang Sel Otak hingga Pembuluh Darah

Sheila on 7 dan Firasat Pindah ke Jalur Indie

Butuh Penelitian Lanjut

[Bintang] Ini Dia 3 Manfaat Kopi untuk Kecantikan Kulit Wajah yang Natural — Tidak hanya enak untuk dimimun, kopi punya khasiat penting untuk kecantikan wajah. (Sumber foto: Shutterstock)

Menurut the National Cancer Institute, acrylamide memang bisa meningkatkan kanker. Mereka menemukan hal ini usai membuat penelitian dan percobaan di lab. Namun, mereka melakukannya pada tikus percobaan.

Sehingga, mereka belum tahu seberapa banyak acrylamide akan meningkatkan risiko timbulnya kanker pada tubuh manusia. Karena itu, mereka masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.