Sukses

Lifestyle

Simple Things are Tryst Living

Penasaran dengan berbagai produk ‘simple’ buatan Tryst Living, FIMELA.com berkunjung ke showroom-nya yang terletak di kawasan Kemang Utara, Jakarta Selatan. Kesan ‘simple’ langsung didapat saat kali pertama kita menginjakkan kaki di halaman depan showroom Tryst Living. Nggak ada dinding dengan motif khusus ataupun kayu dengan ukiran rumit, hanya kaca besar yang digunakan untuk membatasi ruangan showroom dan halaman luar.

Berbagai produk Tryst Living dalam showroom yang terletak di Kemang UtaraZacky Badrudin, founder Tryst Living bertutur panjang lebar tentang konsep Tryst Living. “Nama Tryst berasal dari bahasa Inggris yang artinya secret meeting place. Konsep yang kita pegang adalah ‘simple’ karena desain yang paling sulit adalah desain yang simple. The hardest one is the simple one. And we don’t sell product, we sell wood experience,” ujar Zacky.

Zacky BadrudinWood experience ditawarkan Tryst Living kepada para konsumen dengan membuat produk yang didominasi dengan unsur kayu. “Kayu pastinya adalah unsur utama produk kita dan sebagai perusahaan eksport, Tryst Living menggunakan 70%--80% bahan-bahan lokal. Walaupun kayu mendominasi produk Tryst Living, bukan berarti kami menebang kayu-kayu yang ada di hutan Indonesia. Kayu yang kami gunakan berasal dari perkebunan bersertifikat dengan sistem tebang satu pohon dan tanam satu pohon,” Zacky menjelaskan.

Untuk menciptakan produk-produk furniture-nya, Zacky merekrut desainer-desainer muda dari berbagai perguruan tinggi ternama untuk membantu Tryst Living. “Furniture bukan seperti fashion yang bisa muncul setiap season. Malah biasanya orang hanya hanya membeli furniture sekali dalam seumur hidup. Karena itu, furniture dibuat dengan desain yang bisa langsung membuat orang jatuh cinta saat kali pertama melihat. Dan karena itu pula, saya lebih senang bekerja dengan anak-anak muda yang bisa menghasilkan ide-ide segar,” ujar Zacky tertawa ringan.

Nggak hanya itu, untuk menghargai para desainer, Tryst Living pun menggunakan nama masing-masing desainer pada setiap produk yang diciptakan. “Untuk menghargai para desainer, kami menggunakan nama desainer pada produknya. Nggak cuma desainer sih, bahkan nama pekerja pun kami jadikan nama produk. Misalnya saja, meja yang ada di kantor Fimela.com. Meja itu diberi Boncu Table. Mau tahu kenapa dikasih nama Boncu Table? Karena pekerja di bagian kami yang bernama Boncu yang membuat meja itu menjadi sempurna pada tahap akhir,” Zacky tertawa menutup pembicaraan.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading