Sukses

Lifestyle

Stop Jadi Penjahat Sampah, Sekarang!

Next

Lauren Conrad

Saya bilang itu ketidakwarasan karena perbuatan buang sampah adalah sebuah kejahatan psikologis terhadap lingkungan dan orang di sekitar kita. Bahkan, untuk Cathy Ives, seorang blogger spesialis lingkungan asal San Diego, Amerika Serikat, yang dengan gencar dan rutin menyuarakan visinya tentang penyelamatan lingkungan, berani mengatakan bahwa pelaku buang sampah sembarangan bisa dimasukkan ke dalam kategori sosiopat. Ia bisa menggunakan istilah tersebut karena merujuk pada definisi sosiopat yang ia lihat dari Wise Geek, bahwa sosiopat adalah seseorang yang mempunyai kelainan kepribadian antisosial, sehingga akan selalu mengabaikan hak orang lain.

Berdasarkan definisi tersebut, maka bisa dengan jelas tersimpulkan bahwa seorang pembuang sampah yang tanpa menyesal mengotori tempat umum dari  jendela mobil, adalah seseorang yang antisosial karena nggak peduli bahwa ia sudah merusak Bumi, tempat tinggalnya, dan nggak mempedulikan lingkungan sekitar yang melihat perbuatannya mengotori lingkungan.

Buang sampah memang terlihat sebuah “dosa” yang sepele. Kita seperti hanya “memindahkan” sepuntung rokok, selembar kertas tisu, bungkus permen, atau struk ATM, dari dalam tas atau genggaman tangan, ke lantai yang sedang dipijak. Tapi, anggapan itu hanya untuk orang berpikiran picik, karena tahukah kamu, apabila kamu meluangkan waktu sejam saja untuk menyusuri jalanan dan mengumpulkan sampah apapun yang ditemui sepanjang perjalanan, maka kamu akan terkejut betapa dahsyatnya efek membuang sampah? Itulah yang dilakukan oleh Ives pada suatu hari untuk mengumpulkan data betapa sosiapatnya seorang pembuang sampah sembarangan. Ives berjalan kaki sepanjang kurang lebih dua setengah kilometer dan berhasil mengumpulkan kurang lebih 1000 buah sampah!

 

Next

Pick up the garbage

 

Tertarik dengan apa yang sudah dilakukan Ives, saya pun mencoba sendiri apa yang bisa saya temukan dari trotoar mulai dari depan Wisma Kosgoro, Thamrin, menuju Hotel Nikko. Dan, saya nggak kesulitan untuk menemukan sekitar 30-an puntung rokok, beberapa botol plastik minuman, dan plastik pembungkus makanan. Jumlah sebanyak itu tergolong miris, mengingat jarak yang saya tempuh bukan jarak yang jauh, hanya sekitar 200 meter. Dengan penemuan itu, tampaknya kecintaan kebersihan masyarakat kita masih sangat jauh dibanding negara Jepang. Kita semua tahu, Negeri Bunga Sakura itu adalah negara yang bersih berkat kesadaran mereka akan pentingnya kebersihan.

Gerakan bersih masyarakat Jepang tersebut adalah karena mereka sangat mencintai negara mereka, sehingga ingin membuat negara mereka selalu terlihat bagus bila dilihat tamu dari negara lain. Setiap pagi, warga Jepang sudah terlihat menyapu, mengepel, dan mengumpulkan sampah, agar minimal lingkungan rumah mereka terlihat bersih dan rapi bila dilihat orang lewat. Warga Jepang pun jarang terlihat makan atau minum sambil berjalan di tempat umum, karena menganggap itu adalah sebuah perbuatan yang kasar dan mengganggu kenyamanan orang lain. Jadi, walaupun vending machine tersebar di berbagai sudut kota Jepang, mereka akan berhenti dulu untuk minum atau makan di suatu tempat atau sudut, lalu setelah selesai membuang sampahnya, dan kembali melanjutkan perjalanan.

Jadi, bila kamu ingin negara ini bebas dari penyakit Demam Berdarah, Diare, atau nggak lagi terserang banjir, mulai sekarang berhenti menjadi penjahat sampah, baik untuk dirimu sendiri maupun orang lain. Remember, Karma does exist, jadi bisa saja, kesulitan yang disebabkan oleh kerusakan lingkungan, berasal dari sampah yang kamu buang sembarangan.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading