Sukses

Lifestyle

Figur Orangtua, Patokan Memilih Pasangan

Next

Cinta adalah emosi yang sangat besar. Saking besarnya, ia bisa membangkitkan pengalaman-pengalaman emosi masa lampau, termasuk hubungan kita dengan orangtua. “Jadi jangan lupa, hubungan dengan orangtua juga membawa pengaruh pada hubungan kita dengan pasangan,” psikolog Roslina Verauli kembali menegaskan saat berbincang dengan tim FIMELA.com. Atas dasar itulah anak menjadikan figur orangtua sebagai patokan dalam mencari pasangan hidup, mencari sosok pendamping yang memiliki kemiripan dengan orangtua yang diam-diam dikagumi, atau justru sebisa mungkin tak memiliki sifat yang tidak kita sukai dari mereka.

Laki-laki, misalnya, biasanya akan membanggakan ibu yang bagi mereka mewakili sosok perempuan sempurna. “Ibu itu masakannya paling enak, care, baik, sabar, dan anggun. Kalau pasanganku seperti Ibu, anak-anakku nanti juga akan merasakan kebahagiaan seperti yang aku rasakan,” Dino (mahasiswa, 25 tahun) mengungkap alasannya. Rekan kerja saya pun ikutan mengaku menyukai tipe perempuan seperti sosok ibunya. Sementara rekan lain mengatakan suka dengan tipe laki-laki dewasa yang bisa mengayominya seperti sosok sang ayah.

Next

“Kehidupan rumah tangga orangtua kujadikan objek pengamatan supaya ke depannya bisa memiliki hubungan yang lebih baik dari mereka. Pasti ada sisi negatif dan positifnya, yang positif diadaptasi sementara yang negatif sebisa mungkin dihindari,” jelas Mike (frontliner, 25 tahun). Ternyata tak cuma sisi positif yang dijadikan patokan, sisi negatif juga diperhatikan anak dari orangtua mereka. Hal ini dirasakan Fulan (freelance, 24 tahun), “Melihat ibuku selalu mengalah dan sabar menghadapi ayah yang temperamental seringkali membuatku sebal. Aku tidak mau terlalu berkorban seperti yang ibu lakukan, jadi pasanganku nantinya kuharap jauh lebih bisa menghargai aku.”

Walaupun hubungan orangtua-anak tak baik, kecenderungan menjadikan orangtua sebagai patokan rupanya tak meluntur. Lala (24 tahun), yang bekerja di salah satu LSM, mengaku sejak kecil hidup tanpa ayah. Ia menjadi lebih tertutup dengan laki-laki dan baru mencoba membuka diri karena takut dekat dengan orang yang memiliki sifat seperti ayahnya yang tak bertanggung jawab. Pengalaman masa lalu benar-benar membekas dan jadi pelajaran berharga yang membuatnya tak gegabah menerima kehadiran orang lain dalam hidupnya. Potensi akan timbulnya luka seperti ketika sang ayah meninggalkannya sebisa mungkin dihindari.

Next

Begitulah yang terjadi, pada dasarnya kita mengharapkan kebahagiaan dengan mendapat kehidupan yang lebih baik. Kalau orangtua sudah ada di satu titik, kita ingin bisa sampai di titik yang lebih tinggi lagi. Kalau kita melihat hubungan orangtua tak harmonis, kita ingin hubungan kita lebih langgeng. Kalau hubungan kedua orangtua langgeng, kita pun mengharapkan bisa merasakan keharmonisan itu dengan meminimalisasi kemungkinan konflik yang bisa terjadi.

Teori psikologi sendiri selalu melihat karakter seseorang berdasarkan masa kecilnya, karena faktor ini berpengaruh kuat terhadap kepribadiannya sekarang. Dan masa kecil tersebut identik dengan orangtua, dari yang pertama kita kenal, tempat pertama kali belajar, hingga yang mendampingi kita pada masa-masa pembelajaran tentang kehidupan sampai dewasa. Karena itulah, bukan cuma fisik, bukan juga sekadar sifat positif dan negatif yang menjadi perhatian tanpa kita sadari. Faktanya, cuma dengan melihat bagaimana orangtua menjalani kehidupan, kita sudah bisa belajar banyak hal, termasuk cinta.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading