Sukses

Lifestyle

Beda Keluarga, Beda Tradisi Dalam Menghabiskan Momen Lebaran!

Tradisi sungkeman pasti dilakukan keluarga besar Pipit, perempuan mungil yang bekerja sebagai designer di FIMELA.com ini. Setahun sekali, ia menggunakan kesempatan Hari Lebaran sebagai momen yang pas buat mengakui kesalahan yang diperbuat. “Sehabis salat Ied, biasanya aku dan keluarga besar kumpul di rumah tante. Kita lakukan sungkeman dan meminta maaf mulai dari anggota yang tertua, orangtua hingga saudara. Setelah acara tangis-tangisan tadi dilanjut dengan pembagian THR. Sorenya, kita sekeluarga baru mudik ke Sumedang,” tuturnya dengan nada gembira.

Lain cerita dengan Agung, Accounting di kantor kami, yang ternyata nggak menyantap makanan ketupat di hari pertama dan kedua saat Lebaran. “Tiap tahun aku biasanya melakukan tradisi mudik ke Pacitan. Ada tiga titik yang pasti disinggahi mulai dari Solo, Wonogiri sampai Pacitan. Nah, di Solo makan ketupatnya itu baru seminggu setelah Lebaran,” ceritanya. “Di Pacitan, kegiatan paling seru dilakukan pas Lebaran itu ikut pesta rakyat di Pantai Teleng Ria,” tambahnya.

Momen Lebaran, nggak hanya disambut baik oleh para Muslim, beberapa sahabat kami non-Muslim pun ikut terlarut menyambut kegembiraan Lebaran. Meski nggak merayakannya, Stanley, Fashion Editor FIMELA.com, selalu menyempatkan diri melihat Perang Meriam ketika pulang kampung. “Paling menarik itu pergi ke Sungai Kapuas saat Lebaran, menyaksikan Perang Meriam dari dua daerah pinggiran yang bersebrangan. Seru banget karena mereka saling menyerang satu sama lain. Kamu bisa merasakan rumah-rumah bergetar,” ceritanya dengan antusias.

Febria, Manging Editor kami, juga ikut sibuk menyiapkan Lebaran. Meski bukan penganut Islam, ia tumbuh di keluarga multireligi. “Tradisi keluargaku, seminggu sebelum Lebaran adalah berkoordinasi dengan suami soal jadwal berkunjung keluarga. Hari pertama biasanya berkunjung ke tempat bude dan hari kedua baru ke keluarga mertua, yang memang banyak menganut Islam. Selain mengunjungi keluarga, hal yang pasti aku lakukan adalah menyiapkan parcel sampai kue kering di rumah. Pokoknya, lebih sibuk dari Hari Natal!,” lanjutnya.

Itu dia tradisi seru yang dilakukan oleh beberapa keluarga dari tim FIMELA.com. Bagaimana dengan keseruan tradisi di keluargamu, Fimelova? Apa pun itu, semoga membuat Hari Raya kali ini berkesan, ya. Last but not least, Selama Hari Raya Idul Fitri, Mohon Maaf Lahir dan Batin!

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading