Sukses

Lifestyle

Kata Perempuan: Setuju Tarif Tol JORR Naik?

Fimela.com, Jakarta Saat ini tengah ramai isu kenaikan tarif jalan Tol, di mana pemerintah berencana melakukan penyesuaian tarif Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR), dengan membelakukan sistem integrasi. Seiring pemberlakuan sistem tersebut, maka para pengguna Tol jarak dekat maupun jauh akan dikenakan tarif yang sama.

Ya, sebelumnya kendaraan golongan I yaitu sedan, jip, truk kecil/pikap, dan bus kecil dikenakan tarif sebesar Rp 9.500, golongan II yaitu truk dengan dua gandar dikenai tarif Rp 11.500, golongan III Rp 15.500, golongan IV, Rp 19.000, dan golongan V Rp 23.000.

Meski pemberlakukannya diundur, nantinya jika telah disahkan tarif baru Tol JORR akan memberlakukan harga baru, di mana golongan I akan dikenakan tarif Rp 15.000, golongan II dan III Rp 22.500, serta golongan IV dan V Rp 30.000.

Jika dilihat dari nominalnya, memang terlihat memberatkan, terlebih tarif ini akan diberlakukan bagi semua pengguna Tol JORR yang menempuh jarak dekat maupun jauh. Meski begitu pemberlakukan ini bukan tanpa alasan.

Beberapa alasan dibelakukannya kenaikan tarif integrasi Tol JORR adalah untuk mengurangi kepadatan serta antrean di pintu Tol yang dapat menyebabkan kemacetan, juga sebagai salah satu usaha untuk mengalihkan pengguna kendaraan pribadi ke angkutan umum.

"Pasti turun antara 15 persen-25 persen, untuk jarak-jarak dekat. Berdasarkan historikal untuk Tangerang dan Jagorawi, jarak-jarak dekat biasanya turun 15 persen-25 persen. Nah kita harapkan yang turun ini pindah ke angkutan umum supaya tol-nya tetap lancar," ujar Direktur Operasional II Jasa Marga, Subekti Syukur dikutip dari laman Liputan6.

Seiring dengan rencana pemberlakukan tarif integrasi Tol JORR pun menuai pro dan kontra, hingga membuat pemberlakukannya pada 20 Juni 2018 ditunda, sampai waktu yang belum di tentukan. Kira-kira seperti apa tanggapan para perempuan pengguna jalan Tol atas rencana pemberlakukan aturan di atas?

Tarif Memberatkan

Jalan bebas hambatan atau Tol telah menjadi andalan, terlebih saat sedang bepergian jauh, karena bisa menghemat waktu dalam perjalanan. Selain itu, jalan Tol juga kerap diandalkan banyak orang untuk menghindari kemacetan di jalur arteri, meski memang, jalan Tol tak selalu menjanjikan jalur yang benar-benar lancar.

Kerap menjadi andalan untuk menghemat waktu dan biaya, rencana kenaikan tarif integrasi Tol JORR pun mendapat tanggapan beragam dari para penggunanya. Bagi sebagian perempuan yang menggunakan Tol JORR jarak dekat, mereka keberatan akan kenaikan tarif tersebut.

"Buat aku yang lebih sering pakai Tol JORR untuk jarak dekat, tarif segitu (Rp 15.000) terasa banget ya di dompet. Tapi buat yang pakai untuk perjalanan jauh, ini lumayan menguntungkan sih," - Ina, Karyawan Swasta.

Selain itu, selain keberatan akan tarif baru, mereka juga khawatir akan kepadatan jalur arteri seiring dengan pemberlakuan tarif integrasi Tol JORR.

"Kalau tujuannya buat mengurangi kepadatan di jalan Tol, imbasnya pasti ke jalan-jalan arteri yang makin padat dan macet. Waktu tempuh pasti akan lebih lama. Ya mau nggak mau sih ya, jadi harus keluar biaya lebih kalau nggak mau macet-macetan atau berangkat lebih awal," - Titi, Karyawanti.

Naik kendaraan umum belum jadi pilihan utama

Selain untuk mengurangi kepadatan dan kemacetan di pintu Tol, tujuan lain pemberlakukan tarif intergrasi ini juga dilakukan untuk mengalihkan pengguna kenadaraan pribadi ke angkutan umum.

Bagi para perempuan pengguna kendaraan pribadi, nyatanya hal itu tak lantas membuat mereka ingin beralih menggunakan kendaraan umum. Bahkan ada yang rela bermacet ria di jalan ketimbang menggunakan kendaraan umum.

Alasannya beragam, mulai dari waktu tempuh yang lebih lama, hitungan ongkos harian yang naik, hingga tak ingin menggadaikan keamanan dan kenyamanannya.

"Sepengalaman saya, naik angkutan umum makan waktu lebih lama. Belum lagi kalau saya mau mampir-mampir, agak ribet aja nggak bisa langsung," - Sandy, Entrepreneur.

"Aku lebih pilih macet-macetan sih kayaknya, naik angkutan umum lama nunggunya, lama sampainya juga. Kecuali kalau masyarakat Jakarta dan sekitarnya sama-sama mau komit pakai kendaraan umum, terus infrastruktur juga mendukung," - Desti, Makeup Artist.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading