Sukses

Lifestyle

Cosmopolitan Reader’s Choice Award Biyan Wanaatmadja

Vemale.com -

Biyan adalah salah satu desainer fashion yang secara bisnis sudah mengekspansi lini label fashion-nya. Mulai dari lini label utama Biyan, Studio 133, Biyan Bride, Biyan Living dan (X)S.M.L. Setiap label fashion yang dilansirnya merepresentasikan karakter desain dan target market yang berbeda. Dari koleksi bernapas elegan hingga urban street style khas anak muda. Biyan juga salah satu desainer yang sudah menggandeng beberapa perusahaan tekstil untuk membangun lini (X)S.M.L. Salah satu bisnis fashion yang turut membangun perkembangan fashion Indonesia menuju konsep ready-to-wear.

History dan heritage juga menjadi inspirasi yang terus digali oleh Biyan untuk koleksi fashion-nya. Inspirasi tersebut dikreasikan dalam nuansa elegan, modern dan mengikuti tren terkini. Tema koleksi tahunannya untuk tiga tahun belakangan seperti Pasar, As Time Goes By dan The Orient Revisited merefleksikan kekayaan tradisi Indonesia dan sejarahnya yang memang bersentuhan dengan kebudayaan Asia lainnya. Hal tersebut patut dibanggakan oleh setiap pekerja kreatif tanah air. Menurut Biyan, “Perkembangan suatu bangsa atau negara karena sejarah bangsa itu sendiri. Sejarah dan kebudayaan merupakan warisan yang harus berjalan bersama, karena itu merupakan cikal bakal dalam perjalanan hidup seseorang,” jelasnya.

Asia yang kini menjadi puncak perhatian banyak industri dan desainer dunia bisa dilihat tren dunia 2 tahun belakangan juga mengindikasikan adanya eksplorasi siluet, motif dan ragam tekstil serta detail khas Asia. Asia dari China dan tak terkecuali Indonesia menjadi pangkal kreativitas desainer ternama untuk perkembangan industri fashion dunia. Hal tersebut justru sudah Biyan peluk di sepanjang perjalanan kariernya.

“Asia menurut saya bisa bertahan perekonomiannya. Banyak label internasional yang berniat mengembangkan usaha di negara-negara Asia. Salah satu simbol yang mudah dicerna, diterima, dilebur dan ditembus adalah melalui tradisi Asia itu sendiri,” ungkapnya.

Cosmo yakin fashion adalah simbol dan cara yang bisa digarap untuk meningkatkan bisnis fashion secara khusus dan perekonomian bangsanya secara umumnya.

“Sesuatu yang tradisional jika dikembangkan dengan pemakaian material, pengolahan warna dan permainan detail terkini, bentuknya yang klasik akan terlihat modern. Dari situ kita belajar perlahan-lahan untuk terus mengerti kebutuhan dari pelanggan kita dengan kesempatan untuk mengolah inspirasi tadi,” jelas Biyan.

Banyak label fashion dunia yang berguguran atau justru berkembang dengan kolaborasi label legendaris dengan desainer muda. Perkembangan desainer dan bisnis fashion di Indonesia justru mengalami kemajuan yang signifikan.

“Bisnis fashion Indonesia dari setiap orang atau pelakunya harus optimis. Walau belahan bumi lain krisis dan juga di Indonesia, tapi harus optimis dan yakin bisa berjalan terus. Setiap orang mesti memiliki semangat itu sehingga bisa membangun dirinya dan sesamanya.” Komentarnya Biyan pada perkembangan fashion.

Desainer fashion era sekarang banyak yang mulai mengembangkan kreativitas dan talentanya. Seperti dari dunia fashion bergerak ke industri arsitektur, fotografi dan seni. Begitupun Biyan mencoba mengepakkan sayap kreativitasnya ke dunia furnitur dengan mendirikan Biyan Living.

“Itu suatu progress, sebuah pertumbuhan yang natural. Setelah berjalan jauh pada dunia fashion lalu menuju sesuatu yang berdasar pada dunia dunia desain juga. Biyan Living didirikan untuk tempat yang menyediakan sesuatu yang beautiful, yang diterima dan disukai masyarakat. Saya tidak membuat semuanya, kami memilih dan sesuai dengan selera yang berpakem pada sesuatu yang indah tadi. Saya memiliki mitra untuk mengembangkan Biyan Living,” jelas pria kelahiran Surabaya ini.

“Kita memiliki banyak kesempatan dan talenta seperti pengrajin atau product designer dan lain sebagainya. Kerja sama dengan energi untuk bersama juga harus saling mendukung. Jika masyarakat sadar pada kemampuan diri sendiri otomatis memberikan dukungan terhadap pertumbuhan orang kreatif. Pada akhirnya demi pertumbuhan industri lokal yang terus bergulir. Dunia kreatif Indonesia bisa menjadi industri yang mandiri. Itu bisa kita lihat dari kekayaan Indonesia yang memiliki apa saja dari kekayaan alam, talenta dan kecerdasan. Namun kadang beberapa bingung untuk memulai dari mana, sering kali malah mundur karena takut dan keterbatasan lainnya seperti materi, pengetahuan dan latar belakang,” ungkapnya. [initial]

Source: Cosmopolitan Edisi Mei, halaman 286

(cosmo/yel)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading