Sukses

Lifestyle

Perpisahan Yang Ditolak Allah II

Vemale.com - Oleh: Sandya Cato

 

Sambungan dari bagian pertama

Perpisahan Yang Ditolak Allah 1

....suatu pagi, di tahun 1975, saat usia saya menjelang 45 tahun, saya menerima sebuah undangan dari orang yang tidak saya kenal untuk berceramah di Beijing, Cina. Di tahun itu Cina adalah negara yang benar-benar anti agama, dan saya agak ngeri berangkat ke sana. Saya bergejolak antara berangkat atau tidak, tetapi akhirnya saya putuskan berangkat. Saya diundang untuk berceramah di depan keluarga kaya raya asal Medan yang tinggal ibunya meninggal dan dimakamkan di Beijing. Mereka sedang yang memperingati 1 tahun kematian ibu mereka.

Acaranya diadakan di tempat pemakaman, yang jauh dari mana-mana. Setelah menjalankan tugas, saya merenung. Orang-orang semua sudah jalan kembali ke mobil, saya masih tetap berdiri di depan makam sang ibu itu. Saya bertanya-tanya mengapa saya ada di sini, di tempat yang jauh, diundang oleh orang yang tidak saya kenal. Mereka bisa mencari penceramah lain, tidak harus saya. [quote]

Kemudian samar-samar saya melihat ada wanita di kejauhan sedang berdiri di depan sebuah makam. Saya tergerak untuk berjalan mendekat. Jaraknya cukup jauh, mungkin 300-an meter dari tempat saya berdiri. Ketika semakin dekat, saya dengar wanita tersebut menangis. Saya tidak bisa bicara dalam bahasa Mandarin, jadi saya menyapanya dengan bahasa Inggris:

"Madam, why are you crying alone here? Anything I can help?"

Wanita itu diam tertunduk sambil menutup mukanya dengan sapu tangan. Saya merasa iba melihatnya sendirian di tempat itu. Kemudian.. Alangkah terkejutnya saya ketika wanita itu mengangkat kepalanya! Dia melihat saya dengan tertegun juga.. Dia adalah mantan istri saya yang sudah 11 tahun tidak pernah bertemu dan entah bagaimana kami bisa bertemu di tempat yang asing dan tidak lazim seperti ini.

Saat itu juga hati saya bergetar. Saya tahu ini rencana Tuhan, mempertemukan saya kembali dengan dia. Saya langsung mencecarnya dengan banyak pertanyaan,

"Mengapa kamu di sini? Apa yang kamu kerjakan? Siapa yang meninggal?"

"Suamiku. Suamiku meninggal beberapa tahun lalu saat bertugas di Beijing. Aku datang ke sini berziarah."

Hati saya semakin berdegup kencang, saya benar-benar yakin kalau kami memang dipertemukan kembali. Kami berbincang-bincang beberapa lama dan dia pun merasakan apa yang saya rasakan. Saya mengajaknya pulang bersama-sama dengan rombongan saya, dan sepanjang jalan kami bercerita pengalaman kami selama 11 tahun terakhir.

***

Sepulang dari Beijing, kami memutuskan untuk menikah lagi. Kami merasa bahwa Allah telah mempertemukan kami kembali. Kami yakin ini semua adalah rencana-Nya karena Allah tidak setuju dengan perceraian.

Sampai hari ini usia pernikahan kami yang kedua sudah 37 tahun, usia saya sudah 82 tahun. Sungguh pernikahan yang sangat indah, kami benar-benar hidup dalam keharmonisan dan cinta kasih yang mendalam.

Kami semakin percaya, bahwa apa yang disatukan oleh Allah tidak bisa diceraikan oleh manusia...

BACA KISAH-KISAH UNIK, MENGHARUKAN DAN INSPIRATIF LAIN:

(vem/sct/miw)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading