Sukses

Lifestyle

Rumah Terindah Itu Bernama Keluarga

Aku wanita berumur 35 tahun dengan keluarga kecil yang bagiku indah. Indah karena aku memiliki seorang suami yang taat dan dua putra-putri kecil. Aku seorang ibu rumah tangga yang setiap saat selalu siap menyapa keluarga ketika mereka baru pulang sekolah atau kantor bagi suamiku yang taat.

[quote]

Berbicara mengenai kantor, suamiku yang taat adalah seorang korban PHK perusahaan swasta dan kini bekerja sebagai supir bajaj. Ya, kantor yang kumaksud adalah pangkalan bajaj di dekat rumah. Meski menjadi supir bajaj, aku yakin bahwa suamiku adalah orang yang taat pada agama. Terbukti dengan ceritanya beberapa minggu yang lalu.

---

Malam telah larut, jam menunjukkan pukul 7 malam. Namun, suamiku yang taat masih di jalanan, mencari penumpang terakhir yang mempunyai tujuan sama dengan arah pulang. Dan, penumpang itu adalah seorang wanita cantik nan elok dengan pakaian minim. Bagaimanapun, seorang supir tak boleh memilih-milih penumpang, bukan?

Dalam perjalanan tersebut, si wanita cantik tengah menangis tersedu seraya mengumpat tak jelas. Sebagai seorang suami yang taat, suamiku hanya diam tak menanggapi. Hingga si wanita menegur suamiku yang taat dengan pertanyaan,

"Semua lelaki itu sama ya, Bang? Abang gitu juga? Penghianat juga?"

Diberi pertanyaan demikian, suamiku yang taat hanya mengingatkan pada wanita tersebut agar beristighfar, mengingat Tuhan. Namun wanita tersebut malah acuh dan mencibir. Tentu saja hal itu tetap tak digubris oleh suamiku yang taat. Ia tetap mengemudikan bajaj dan terus beristighfar dalam hati. Hingga satu pertanyaan mengejutkan terlontar dari si wanita tersebut,

"Abang, mau menemaniku? Gratis, Bang."

Dengan dada berdegup kencang, suamiku menggeleng cepat. Begitu juga dengan istighfar yang diucapkannya, semakin terdengar keras. Dan, kau tahu apa yang dilakukan suamiku yang taat? Ya, ia menurunkan si wanita tersebut di tepi jalan. Persis di tepi jalan sebelum tujuannya sampai. Saat itu, suamiku yang taat hanya berpikiran bahwa semakin lama ia terjebak bersama wanita tersebut, maka kemungkinan tergoda juga akan semakin besar.

Suamiku mengaku bahwa seketika ia ingat dengan keluarganya. Rindu pulang, bercengkrama dengan putra-putri mungil kami. Ya, suamiku yang taat itu rindu keluarganya. Baginya, kehidupan di jalanan terlalu keras jika kita tak pandai menjaganya.

---

Keluarga, sekeras apapun kehidupan di jalan, seliar apapun jalanan, ia akan selalu dirindukan. Karena hadir di dalamnya, banyak tawa harmonis yang menentramkan jiwa-jiwa kosong.

(vem/tik)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading