Aku Masih Punya Harapan

Sebuah kisah yang menggugah hati membuat kami terharu pada seseorang yang menamakan dirinya mempunyai harapan besar pada kehidupan.

---

[quote]

Banyak hal buruk yang terjadi padaku belakangan. Selain tidak adanya kesempatan yang diberikan oleh ratusan perusahaan untuk memanggilku pada satu waktu bernama interview, aku juga mendapatkan kabar buruk bahwa baru saja kekasih yang kuidam-idamkan telah menikah dengan gadis pujaannya. Kesalahanku memang mencintainya diam-diam, tetapi untuk ratusan perusahaan itu? Mengapa tak ada satupun yang memberiku waktu untuk interview coba?

Di tengah keterpurukan karena nasib buruk, aku teringat akan satu kemampuan menulisku yang telah lama kutinggalkan. Benar, jauh sebelum aku sibuk mencari pekerjaan dan banyak menghabiskan waktu untuk penelitian semester akhir, aku masih rajin menulis. Menuliskan apa saja yang ingin kutulis, terlebih sebuah kumpulan cerita pendek untuk anak-anak.

Lalu, dengan harapan yang menggebu, aku mulai menulis banyak cerita pendek untuk anak-anak. Saat itu, tak peduli dengan berapa cerita yang kubuat, aku terus menulis hingga titik nadir kalau perlu. Sedikit berlebihan memang, tapi mau bagaimana lagi kalau ternyata aku memang hanya punya harapan? Hanya itu yang tersisa dari hidupku.

Dengan semangat dan harapan penuh, iseng-iseng aku mencoba memasukkan kumpulan naskah cerita pendek anak-anak di beberapa penerbit. Kau tahu, apa yang membuatku terlonjak kegirangan? Naskah cerpen anak-anak yang kutulis dengan semangat menggebu tersebut berjumlah seratus, dan masing-masing buku kuplot dengan isi sepuluh cerpen. Otomatis aku berhasil mengumpulkan sepuluh buku kumpulan cerpen anak-anak. Lalu, kesepuluh naskah tersebut kukirimkan pada penerbit yang berbeda. Hasilnya, delapan buku di antaranya lolos dan segera naik cetak.

Ah, tak ada yang salah dengan harapan, bukan? Meski hanya bermodalkan harapan, ternyata hidup masih berpihak padaku. Aku tak putus asa untuk meraihnya, karena harapanku tinggi dan selalu tergantung pada pohon maple.