Sukses

Lifestyle

Pelajaran Dari Kasus Kekerasan Ardina Rasti Agar Anda Tidak Mengalaminya

Nama Ardina Rasti sering keluar masuk acara infotainment. Gadis cantik ini membeberkan fakta kekerasan verbal dan fisik yang didapat saat menjalin hubungan dengan Eza Gionino. Berdasarkan berita yang ditulis Kapanlagi.com, kekerasan yang dialami Rasti terjadi di pertengahan tahun 2011.

Jika banyak orang mempertanyakan mengapa Rasti bertahan dalam hubungan tak sehat itu, dan apa ciri seorang pria yang sering melakukan tindak kekerasan pada kekasih atau pasangannya, baca artikel ini sampai habis.

kapanlagi.com

Saat Rasti dan Eza masih bersama

Bukan Berarti Sang Wanita Bodoh

Banyak orang berspekulasi bahwa hanya wanita berekonomi lemah dan berpendidikan rendah yang bisa menjadi korban kekerasan dalam sebuah hubungan, nyatanya fakta menunjukkan bahwa wanita dari golongan apapun dapat mengalami hal menyakitkan ini. Sebenarnya tidak bijak jika Anda menganggap wanita yang mengalami kekerasan sebagai wanita bodoh. Inilah beberapa alasan mengapa wanita bertahan dalam hubungan tidak sehat dan menyakitkan itu, dilansir Love is respect.

Takut.Rasa takut dan trauma pasti dialami wanita yang mengalami kekerasan fisik dari orang terdekatnya, apalagi jika sang pria melakukan ancaman. Jika nekat memutuskan hubungan, sang wanita takut menanggung risiko bahwa dirinya akan terancam (bahkan nyamannya). Wanita juga takut sang pria nekat untuk menyakiti keluarga atau orang yang dekat dengan sang wanita.

 

Malu. Seseorang pasti ingin membangun image baik akan hubungannya, jangan sampai orang lain tahu bobroknya sebuah hubungan. Hal yang sama terjadi pada wanita yang mengalami kekerasan. Mereka tidak mengungkapkannya karena merasa malu, mereka takut keluarga atau teman-teman akan menyalahkan si wanita.

Kekerasan Dianggap Normal. Beberapa wanita yang tumbuh atau sering melihat langsung kekerasan fisik (misal ayahnya sering memukul ibunya), dia akan menganggap bahwa kekerasan adalah hal yang normal. Jika sang pria sering menyalahkan sang wanita, maka wanita akan menganggap dirinya memang bersalah, tidak berharga dan pantas disakiti.

Cinta. Cinta membutakan mata, mungkin terdengar klise, tetapi inilah yang terjadi. Seringkali sang wanita sulit meninggalkan sang pria karena masih mencintainya. Walaupun sang pria berkali-kali menyakiti, wanita seringkali berpikir bahwa suatu saat, kekasihnya akan 'sembuh' karena cinta, nyatanya hal itu tidak banyak terjadi dan membuat sang wanita semakin teraniaya.

Bagaimana mengetahui ciri pria berpotensi melakukan kekerasan? Suara rekaman yang menjadi bukti kekerasan Ardina Rasti sedikit menjawabnya. Silakan tekan tombol di bawah ini! 

(vem/yel)

Ciri Pria Yang Berpotensi Melakukan Kekerasan

Mari kita bandingkan ciri-ciri yang dipaparkan Reachout dengan pengakuan Ardina Rasti yang kami dapat dari Kapanlagi.com:

Posesif

Pria yang berpotensi melakukan kekerasan, biasanya akan 'mengikat' sang wanita dan tidak ingin dia dekat dengan siapapun, entah itu keluarganya atau teman-teman sang wanita. Dia akan mengontrol sang wanita dan semua keinginannya HARUS dituruti. Jika tidak menurut, dia akan sangat marah.

Kasus Ardina Rasti:

Rasty mengaku bahwa sejak menjalin hubungan dengan Eza, dia selalu dilarang syutiing. Saat Rasti nekat untuk syuting FTV dan film karena tidak mampu membayar tagihan listrik dan cicilan, Eza memutuskan Rasti dan menyumpahi Rasti dengan kata-kata binatang.

Selalu Menyalahkan Sang Wanita dan Si Pria Selalu Benar

Pria yang melakukan kekerasan fisik seringkali menempatkan sang wanita di posisi bersalah. Dia seringkali membuat wanita merasa bersalah dengan segudang alasan dan memberi pembenaran bahwa si pria benar. Ha ini dilakukan agar sang wanita tersudut dan merasa tidak berharga, sehingga sang wanita akan pasrah dipukul, dihina dan dilecehkan karena dia tersudut tanpa bisa membela diri. Sehingga sang pria merasa tidak bersalah menyakiti wanita, karena baginya, sang wanita bersalah dan pantas disakiti.

Kasus Ardina Rasti:

Anda bisa mendengar rekaman suara pertengkaran Rasti dan Eza dengan kata-kata seperti ini pada video pertama:

Rasti:

Kamu barusan nampar aku, Gi

Eza:

Jauh lebih sakit daripada kamu nggak dengerin omongan aku

Sama, kamu bilang kamu nggak nyakitin perasaan aku, tapi kamu nyakitin perasaan aku.

Kamu nggak ngerasa kamu nyakitin perasaan aku?

Lebih baik kamu nendang gitu daripada aku nendang muka kamu!

 

Pada video kedua, inilah sebagian percakapan penuh emosi:

Eza:

Mama kamu ngomongin aku nggak enak. Ada aku balas omongannya? Yang kamu omongin ke mamaku itu apa? Tidak ada orang lain yang boleh menyakiti mama aku

Rasti:

Tapi kamu juga tidak boleh nyakitin secara fisik gini kan?

Eza:

Aku udah nurunin gengsi gue, emosi gue, tapi ini yang aku terima. Kamu tau nggak rasanya kayak apa?


Berteriak, Mengina Berkata Kasar dan Menyakiti Secara Fisik

Awalnya sang pria akan berteriak dan menghina sang wanita. Dia merasa benar melakukan hal itu karena si wanita sudah bersalah dan menyakiti sang pria (menurut pemikiran si pria). Setelah menghina, biasanya sang pria mulai berani melakukan kekerasan fisik. Sang pria biasanya merasa tindak kekerasannya benar, karena si wanita bersalah dan pantas dihukum dengan kekerasan.

Kasus Rasti:

Anda bisa mendengar di semua video rekaman suara, bagaimana Eza bertengkar dengan Rasti. Misalnya di video ketiga:

Eza:

Itu yang bikin aku sampai kayak gini ke kamu, bisa nggak sih kamu nggak nyakitin aku? Aku nggak akan nyakitin kamu. Aku nggak pernah ada niat buat nyakitin batin kamu.

Rasti:

(sambil menangis) Iya tapi kamu nggak usah nyakitin aku secara fisik, Gi

Eza:

Iya makanya kamu tolong ngertiin aku, tolong kamu terima semua omongan aku.

 

Dan masih ada lanjutan yang bisa Anda dengarkan sendiri, bagaimana Eza membela dirinya di depan Rasti.

Benar atau tidaknya keaslian rekaman suara tersebut, tetapi itulah gambaran kasus kekerasan yang sering terjadi pada wanita. Bagaimana sang pria terus menyalahkan wanita, merasa berhak menghukum sang wanita dan sulitnya sang wanita keluar dari hubungan tidak sehat itu.

Bersalah atau tidaknya Eza, biar pihak berwajib yang memutuskan. Semoga hal yang sama tidak terjadi lagi pada siapapun. Dan jika hal ini sedang terjadi pada Anda, segera putuskan hubungan Anda. Percayalah, Anda pantas mendapat perlakuan baik, dan Anda juga pantas mendapatkan pria yang lebih baik dan bisa menghargai Anda.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading