Sukses

Lifestyle

Cerita-Cerita Unik Suka Duka Jadi Mak Comblang

Mak comblang, mungkin bisa jadi disebut makelar cinta. Bedanya, mak comblang hanya menyisakan hutang budi kalau berhasil. Pahitnya, kalau tak berhasil bisa membuahkan caci maki. Setidaknya itulah yang berhasil Vemale rangkum dalam curhatan para mak comblang.

Apakah Anda pernah menjadi mak comblang? Atau pernah dicomblangin? Beberapa orang yang dicomblangin ada yang senang dan ada juga yang jadi berang. Pasalnya, tak semua orang sih suka dijodoh-jodohkan. Namun bagi yang sudah jomblo akut, kadang mak comblang bisa mengubah 'madesu' alias masa depan suram jadi lebih ada titik terang.

Berikut ini adalah beberapa curhatan para mak comblang dengan suka duka mereka. Ada yang manis dan ada juga yang miris.

(vem/gil)

Comblangan Sukses: Saya Senang Saat 'Klien' Saya Bejodoh

Nama saya Merry. Sejujurnya saya hanya sekali mencomblangkan teman. Menurut saya mereka cocok. Namun kalau boleh saya bilang, saya adalah mak comblang yang beruntung. Mengapa?

Pasangan yang saya comblangkan bukan tipe yang akan menyalahkan saya kalau memang hubungan itu tidak berhasil. Waktu itu saya mengenalkan mereka berdua, selanjutnya terserah mereka. Syukurlah mereka jadian. Tapi, saat ada masalah, saya menjadi pendengar bagi keduanya.

Alasan kedua saya sebagai mak comblang merasa beruntung adalah karena keduanya berhasil hingga menikah. Yah, semuanya mereka yang jalani, namun saya senang pernah membantu mereka.

Comblangan Sedih, Berteman Hanya Untuk Dijadikan Mak Comblang

Dua tahun lalu saya didekati kakak kelas yang ganteng. Saya ngefans banget dan ternyata dia mengajak saya kenalan. Saya senang sekali, seolah mimpi jadi kenyataan.

Namun semua itu pupus sudah karena ternyata dia minta dikenalkan pada teman saya. Ternyata setelah saya perhatikan selama beberapa bulan, berteman dengan saya hanyalah 'pemanasan' agar bisa mendekati teman saya yang cantik itu.

Sejak itu dia mundur teratur dari kehidupan saya dan mulai 'sibuk' dengan teman saya itu. Hanya kalau perlu saja dia menghubungi saya. Ah, sedihnya. Saya tak menolak jadi mak comblang. Namun kalau jenisnya memanfaatkan dan hanya saat ada maunya saja seperti ini, saya tidak mau ikut-ikutan.

Saya Jadi Mak Comblang, Tapi Kami Akhirnya Jadian

Ini adalah cerita lucu antara saya dan 'klien' saya. Saya punya seorang teman masa kecil yang belum juga punya pacar. Rencananya sih, saya ingin jodohkan dengan teman.

Sayangnya dia ini pemilih dan ragu-ragu dalam bertindak. Sudah banyak yang saya comblangkan dan akhirnya dia menemukan seseorang yang klop dan cocok dengannya. Tapi lagi-lagi hubungannya berakhir karena teman wanita yang saya comblangkan dapat beasiswa dan harus ke luar negeri.

Di saat saya bingung mencarikan di mana lagi, dia berkata pada saya suatu siang di kampus. "Kenapa sih kamu selalu mengajukan orang lain? Kenapa bukan kamu yang mengajukan diri?" tanya dia saat itu.

Saya terhenyak, lalu kehabisan kata, hingga akhirnya tertawa bersama. Antara tersipu malu dan mau juga. Akhirnya kami jadian sampai sekarang. Pelajarannya, sebelum mencomblangi orang, lebih baik validkan status hubungan Anda dulu. Trust me.

Klienku Selingkuh Dan Aku Kena Getahnya

Gara-gara mencomblangi seorang teman dengan teman lainnya yang ternyata selingkuh, aku hampir saja jadi buah bibir satu sekolah. Aku mencomblangkan teman sekelas dengan anak dari sekolah lain. Kesalahanku adalah terlalu sering meyakinkan teman sekelas itu tanpa analisa lebih dulu.

Mereka jadian dan sebulan kemudian putus. Usut punya usut, teman dari sekolah lain itu ternyata selingkuh dan terkenal suka PHP. Aku merasa bersalah, tapi pada akhirnya aku juga yang disalahkan.

Teman sekelasku dan gengnya hampir membullyku gara-gara salah merekomendasikan orang. Sejak saat itu, aku tak mau mencomblangkan sembarangan lagi.

Perjodohan Merusak Persahabatan

Jangan mau sembarangan dijadikan mak comblang oleh orang yang sembarangan minta data pribadi sahabat Anda. Ini adalah kisah nyataku dan cukup aku saja yang mengalaminya.

Aku memiliki seorang sahabat yang sangat cantik, namanya Tari. Dia berwajah agak oriental dan super langsing. Anaknya juga supel dan membuat orang-orang satu sekolah menyukainya. Namanya bahkan terdengar sampai sekolah tetangga.

Aku adalah sahabat dekatnya. Ke mana-mana aku selalu bersamanya. Jadilah aku sasaran empuk teman-teman yang ingin dekat dengannya. Banyak yang ingin tahu nomor telepon, alamat rumah, bahkan info terbaru Tari.

Waktu itu, dengan polosnya aku memberikan nomor HP Tari pada seorang teman yang cukup akrab dan bilang bahwa dia suka dengan Tari. Ternyata oleh dia disalah gunakan untuk 'menteror' Tari dengan sms yang super annoying seharian. Hampir setiap jam temanku itu menghubungi Tari.

Tari sempat jengkel dan marah padaku karena aku tak bisa menjaga rahasia. Dia bukan tipe yang suka dicomblang-comblangkan. Syukurlah akhirnya Tari memahami kondisiku yang sering dimanfaatkan orang lain, apalagi dengan kepolosanku. Ia juga mengganti nomor pribadinya.

Pelajarannya, tidak semua orang suka dicomblangi. Dan hati-hatilah bila Anda adalah orang yang mudah dihasut orang lain.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading