Sukses

Lifestyle

Sebagai Pengagum Rahasia, 7 Hal Ini Bikin Hati Porak-Poranda

Jatuh cinta, oh berjuta rasanya. Ada rasa berbunga-bunga. Wajah yang berseri-seri sepanjang hari. Hidup yang terasa lebih ringan untuk dijalani. Bahagia saat berada di dekat dia yang kita cintai. Segalanya terasa indah dan cantik dipandang mata. Tapi di balik itu semua, kita pun bisa begitu tersiksa ketika jatuh cinta.

“First best is falling in love. Second best is being in love. Least best is falling out of love. But any of it is better than never having been in love.”

― Maya Angelou

Ladies, ketika Anda jatuh cinta pada seseorang, pasti ada masa-masanya ketika Anda merasa tersiksa. Hati terasa perih. Perasaan tak menentu. Sampai kehilangan semangat untuk menjalani hari-hari kita. Apalagi jika kita mencintai seseorang yang tidak tahu bahwa kita mencintainya. Atau naksir dengan seseorang yang tak tahu perasaan kita yang sebenarnya padanya.

Kali ini Vemale akan beberkan tujuh hal yang bisa membuat Anda merasa tersiksa ketika mencintai seseorang secara diam-diam. Hmm... bisa saja Anda adalah salah satu orang yang juga pernah merasakan perasaan tersiksa karena hal-hal ini. Let's check this out!

(vem/nda)

Terus Kepikiran Do'i

Pikiran tak pernah lepas dari memikirkan dia yang kita sukai. Setiap kali melakukan aktivitas, kita langsung saja teringat padanya. Mulai dari bangun tidur hingga pergi tidur lagi di malam hari, bayangan wajah dan senyumannya terus saja terbayang. Mau apa-apa juga selalu ada hal-hal yang berkaitan dengan dirinya. Duh, bikin tersiksa nggak sih kala mau melakukan sesuatu, pikiran malah terfokus pada si do'i.

Tadinya mau konsentrasi belajar, tapi lagi-lagi hanya wajahnya yang muncul di setiap lembaran buku yang kita baca. Mau fokus kerja, lha kok susah karena susahnya mengalihkan pikiran kita darinya.

[startpuisi]“I was falling. Falling through time and space and stars and sky and everything in between. I feel for days and weeks and what felt like lifetime across lifetimes. I fell until I forgot I was falling.”
― Jess Rothenberg, The Catastrophic History of You and Me [endpuisi]

Lumrah memang kalau pikiran kita jadi dipenuhi segala hal tentang dia. Tapi kalau dibiarkan terus menerus, lama-lama kita jadi kehilangan akal sehat sendiri. Perasaan pun jadi terasa super sensitif.

Maunya Sih Nyatakan Cinta, Tapi...

Perasaan ini sudah tak terbendung lagi. Ingin rasanya langsung menemui si dia dan menyatakan cinta. Tapi, gengsi dong kalau kita yang menyatakan cinta terlebih dahulu. Masak perempuan dulu yang menyatakan cinta? Nanti dikira kita terlalu memaksa? Atau jangan-jangan dia malah mengecap kita sebagai wanita murahan?

Dengan terpaksa, kita harus menahan perasan itu seorang diri. Tak berani mengungkapkannya kepada siapa-siapa. Dan memendam perasaan seorang diri itu rasanya sangat menyakitkan sekali, bukankah begitu Ladies?

Hingga pada akhirnya kita hanya mampu menatap punggungnya. Diam-diam curi perhatian padanya. Namun, tak ada sedikit pun nyali untuk mendekatinya. Paling-paling juga stalking akun media sosialnya. Eksis di media sosial dengan maksud bisa menarik perhatiannya.

Terjebak Friendzone

"Kamu sudah kuanggap sebagai sahabat sendiri." "Bagaimana kalau kita tetap jadi teman biasa saja." "Aku lebih nyaman menganggapmu sebagai temanku." Wah, kalau si dia sudah terang-terangan menganggap kita sebagai teman biasa saja, mau apalagi kita? Ketika kita sudah diberi garis batas jelas yang tak boleh dilewati, ya kita pun harus bisa semampu mungkin menjaga jarak. And it won't be easy for us.

[startpuisi]“Love never dies, but the heart does; it dies the day we become silent and indifferent to the things that matters to it the most.”
― Jourdane Erasquin[endpuisi]

Terlebih ketika dia sudah tahu perasaan kita yang sesungguhnya. Tapi dengan halus ia menolak dan mengatakan bahwa sebaiknya hubungan yang dijalin cukup sebatas sebagai teman saja. Ladies, hal ini bisa juga memiliki sisi positifnya sendiri. Daripada kita diombang-ambing dan digantung, mengetahui kepastian yang sebenarnya akan membuat kita lebih mudah membenahi hati kita, meskipun menerima kenyataan itu tidaklah mudah pada awalnya.

Dia Terlalu Populer

Oh, no! Sulit memang untuk menahan diri tak jatuh cinta pada seseorang yang begitu populer. Risiko jatuh cinta pada orang yang begitu populer adalah kita harus bisa menahan rasa cemburu. Saat banyak wanita lain yang naksir padanya. Ketika terlihat dengan jelas bahwa banyak mata yang tertuju pada sosoknya. Fiuh, rasanya ingin membenamkan diri dalam-dalam ke tanah karena hilangnya rasa percaya diri untuk mendekatinya.

[startpuisi]“To win the hearts of beautiful creatures, your stories must always be told with a joyful face, full of sweetness and love, seen at a distance with kindness.”
― Auliq Ice[endpuisi]

Ingin merebut perhatian dia yang populer pun rasanya butuh usaha ekstra keras. Perhatiannya pasti tersebar dan teralihkan ke banyak orang lain. Belum lagi dengan banyaknya wanita yang lebih cantik dan lebih pintar dibandingkan kita. Wah, wah, jadinya kita malah minder duluan. Dan, hati kita pun rasanya akan lebih perih dan teriris-iris.

Ada Wanita Lain yang Terang-Terangan Mendekatinya

Terbakar api cemburu. Susah sih ya kalau kita berada dalam posisi sebagai pengagum rahasia. Si dia tak tahu perasaan kita yang sebenarnya. Tapi kita juga tak suka ketika melihat ada wanita lain yang terang-terangan mendekatinya. Mau melarang wanita pun, kita tak punya hak. Mau membuat si do'i menjauhi wanita itu juga kita tak punya kuasa.

[startpuisi]“The thing about unrequited love is that you try your hardest to survive the aftermath of the wild goose chase between fantasy and reality.”
― Jourdane Erasquin[endpuisi]

Kita jadi terjebak antara dunia fantasi dan realitas yang ada. Maunya kita lah yang bisa mencuri hatinya. Tapi pada faktanya malah ada wanita lain yang lebih dulu mencuri perhatiannya. What are you gonna do when you are in this position, Ladies?

Do'i Malah Curhat tentang Wanita Lain

Mengobrol dengan orang yang kita sukai, ah itu pun sudah cukup untuk membuat hari kita lebih indah. Tapi kalau ternyata tujuan ia mengajak kita ngobrol adalah karena ingin curhat tentang wanita lain yang disukai, hmm... sakit banget nggak sih? Dia berada persis di depan kita tapi malah yang dibicarakannya adalah wanita lain. Dia mengungkapkan semua kekaguman dan rasa sukanya pada wanita tersebut. Dan dia tak tahu bahwa ada orang yang menyukainya lebih dalam dari siapapun, yaitu diri kita sendiri.

[startpuisi]“Sometimes the words that we keep in our hearts, no matter how unmistakable, are best left unspoken.”
― Jourdane Erasquin[endpuisi]

Apalagi saat dia minta saran tentang bagaimana cara merebut hati wanita tersebut. Kado apa yang perlu disiapkan untuk mencuri perhatiannya. Dan minta masukan tentang kapan saat yang tepat untuk menyatakan cinta. Saat kita berada dalam posisi sebagai teman curhatnya, wajah kita bisa menampakkan senyum tapi batin kita menangis perih.

Minta Dikenalkan dengan Sahabat Sendiri

Terjebak dalam cinta segitiga, antara kita, dia, dan sahabat kita sendiri. Ketika orang yang kita cintai malah lebih tertarik dengan sahabat kita dan ia ingin mengenal sahabat kita lebih dalam lagi. Dilema besar pasti akan membuat kita tak tahu harus berbuat apa. Kita menyayangi sahabat kita. Kita juga ingin melihat orang yang kita sukai bahagia. Tapi di sisi lain, kita tak bisa mengingkari perasaan dan hati kita sendiri. Haruskah merelakan orang lain bahagia tetapi membuat diri tersiksa? Atau menahan orang lain tak mendapatkan kebahagiaannya demi menghilangkan rasa tersiksa dalam diri sendiri?

[startpuisi]“I was caught in a love triangle with one dead side.”
― John Green, Looking for Alaska[endpuisi]

Pengagum rahasia... ia sangat mencintai seseorang. Tapi ia tak berani mengungkapkan perasaannya. Orang yang dicintai pun sama sekali tak tahu bahwa ada seseorang yang begitu mencintainya tapi tak bisa berbuat apa-apa. Ladies, apakah Anda pernah menjadi seorang pengagum rahasia? Apa hal yang paling membuat Anda tersiksa dan sedih ketika menjadi seseorang yang hanya bisa mencintai seseorang dalam diam? Let us hear your story :)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading