Sukses

Lifestyle

5 Tanda Anda Dipermainkan Pria (Asumsi Final)

Artikel ini ditujukan kepada para manusia yang suka sekali bermain api dengan ‘Asumsi’. Sebelum kami bongkar lebih jauh kasus perasumsian, mari kita samakan pemahaman tentang kata ini:

Asumsi (menurut KBBI) adalah menduga; memperkirakan; memperhitungkan; ataupun meramalkan.
 
Sebagai contoh, Anda masih ingat kisah Cinta dan Rangga yang menghabiskan satu dekade berusaha berdamai dengan drama kumbara hubungan mereka, hingga Rangga yang berubah Panji si manusia milenium yang berpindah dari media surat menyurat ke aplikasi pesan singkat. Herannya, si Cinta masih saja merasa terjebak di dalam permainan cintanya Rangga.

Tenang saja, jawabannya tidak akan muncul setelah pesan-pesan berikut ini. Jawaban atas dari segala pertanyaan tersebut adalah asumsi-asumsi yang bersarang di pikiran Cinta. Kecenderungan karakter Rangga yang tertutup membuat Cinta berasumsi macam-macam, dan sulit sekali menemukan jalan tengah tanpa komunikasi yang berkualitas. Psikolog Setipe.com, Pingkan Rumondor, mengatakan bahwa asumsi menjadi salah satu pemicu paling rawan atas terjadinya peperangan sengit dalam hubungan, atau bisa jadi hubungan Anda salah satunya? Mari kita kupas tuntas masalah ini bersama-sama:

(vem/setipe/yel)

1. Balas chat 1000 tahun lamanya

 

Kasus 1:

Anda: Hai, lagi apa?

15 juta tahun kemudian..

Dia: Eh sorry baru bales!
 
Kasus 2:

Dear SETIPE,

Nama saya Nurbaya dari negeri seberang. Lelaki yang sedang pendekatan sama saya tidak mau menjaga chat agar tetap berlangsung. Nyapa saya setiap dua hari sekali. MAKSUDNYA APA?
 
Asumsi: Dia datang kalau butuh atau dia memang tidak niat

Kenyataan: Baterai lowbatt, bawa powerbank tapi lupa kabelnya, handphone sudah berumur berakhir nge-hang terus, ditambah sinyal sebar dua bar yang hanya bisa ditemukan di gym

Analisis: Membalas chat dengan waktu yang sangat lama sesungguhnya adalah hal yang sangat lumrah Anda temui jika memang calon pasangan Anda memiliki kesibukan yang berlimpah. Bukan berarti dia datang hanya karena sedang butuh, kok! Coba deh cek kembali, apakah obrolan Anda memang berkualitas, namun, intensitasnya memang tidak sesering itu. Berpikirlah positif! Mungkin si pasangan memang sedang fokus dengan masa depannya (yang nantinya bisa jadi dilewati dengan Anda)! *wink*

2. Balas chat pelit kata

 

Anda: Hai! Lagi apa kamu?

Dia: Mkn
 
Asumsi: Dia tidak suka saya

Kenyataan: Huruf a s d f g h j di keypad hape target keras bak kerupuk melempem

Analisis: Membalas chat yang singkat sebenarnya kembali lagi kepada kebiasaan masing-masing individu. Gaya dia dan gaya Anda bisa jadi memang berbeda. Belum lagi keadaannya yang mungkin memang sedang darurat, yang memaksanya untuk membalas singkat. Jadi, kalem saja kawan!

3. Si dia belum bisa kopi darat

 

Anda: Eh nonton film ‘Ini Itu’, yuk!

Dia: Yah, aku sibuk nih!
 
2 hari kemudian..
 
Anda: Nonton film 'Itu Ini', yuk! Katanya bagus, lho!

Dia: Aduh maaf banget, aku masih belum bisa ketemu :(
 
Asumsi: Terlalu banyak alasan. Bilang saja saya nggak menarik!

Kenyataan: Gaji pas-pasan yang menuntut lembur hampir tiap malam berjuang banting tulang sana sini untuk mendapatkan seonggok nasi

Analisis: Sejujurnya, kasus seperti ini memang bisa Anda interpretasikan dari segala arah. Namun, buang dulu asumsi-asumsi negatif Anda itu! Tanyakan alasannya secara detail dan cari tahu masalahnya. Dengan begitu, Anda bisa jauh lebih peka dalam memposisikan diri Anda dalam hubungan tersebut.

Anda: Eh nonton film ‘Ini Itu’, yuk!

Dia: Yah, aku sibuk nih!

 

2 hari kemudian..

 

Anda: Nonton film 'Itu Ini', yuk! Katanya bagus, lho!

Dia: Aduh maaf banget, aku masih belum bisa ketemu :( 

 

Asumsi: Terlalu banyak alasan. Bilang saja saya nggak menarik!

Kenyataan: Gaji pas-pasan yang menuntut lembur hampir tiap malam berjuang banting tulang sana sini untuk mendapatkan seonggok nasi

Analisis: Sejujurnya, kasus seperti ini memang bisa Anda interpretasikan dari segala arah. Namun, buang dulu asumsi-asumsi negatif Anda itu! Tanyakan alasannya secara detail dan cari tahu masalahnya. Dengan begitu, Anda bisa jauh lebih peka dalam memposisikan diri Anda dalam hubungan tersebut.

4. Tragedi salah kirim

 

Anda: Kamu udah pulang?

Dia: Iya yang, aneh banget kan?

Anda: Hah?

Dia: Eh, maaf salah kirim!
 
Asumsi: Dia playboy atau playgirl kelas teri!

Kenyataan: Target sedang curhat dengan si Iyang (teman baiknya)

Analisis: Namanya juga manusia, pasti tak luput dari kesalahan. Namanya juga jari, pasti bisa kepeleset juga (mengingat handphone jaman sekarang touch screen semua). Jika Anda terlanjur naik pitam sendirian, alangkah lebih baiknya untuk melakukan klarifikasi. Siapa tahu itu adiknya? Siapa tahu itu ibunya? Siapa tahu itu dosen atau bosnya?

5. Nebeng-zone

 

Dia: Eh, rumahmu di Jalan Keterpurukan kan? Bareng aku, yuk!

Anda: AYOK!
 
Asumsi: Sudah saya duga, dia suka saya!

Kenyataan: Rumah Anda searah dengan target, sehingga itu kesempatan emas untuk target menanyakan status sahabat Anda, yang sedang target jadikan target!

Analisis: Sudahlah kawan! Di dunia ini, kebaikan tak melulu harus diinterpretasikan dengan rasa suka dengan harapan prospek hubungan yang lebih. Anda bisa gali dia lebih dalam, untuk mengetahui niatnya lebih dalam. Siapa tahu rumah Anda memang searah?
 
Bagaimana? Apakah sekarang Anda sudah bisa merasionalisasikan asumsi-asumsi buruk atau terlalu positif Anda itu? Atau.. Tidak punya orang yang bisa ‘diasumsikan’? Makanya, mari kita usaha!

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading