Sukses

Lifestyle

Hanya Kaum LDR Yang Paham (dan Pernah Melakukan) 5 Hal Gila Ini

Buat kamu yang sedang menikmati ‘indah’nya masa long distance relationship  (LDR) alias pacaran jarak jauh, tenang.. jangan sedih, karena saya juga sedang dalam kondisi yang sama dengan kamu. Jadi mari berbagi cerita, mungkin saya dan kamu pernah melakukan hal-hal gila yang akan saya ceritakan.

Ini adalah LDR pertama saya dengan jarak pisah sejauh 700 km. Yup, dari ujung pulau Jawa ke ujung pulau Jawa yang lain. Sejak pertama kali kenal, kami sudah dipisahkan jarak, hingga sekarang ketika status kami pacaran. Awalnya, saya pikir hubungan ini akan santai dan gampang-gampang saja seperti puluhan quotes  manis yang sering saya baca di Tumblr atau Pinterest, misalnya ini..

Copyright: butterpanda.tumbr.com

Meh.. faktanya tidak semudah itu.

Setelah menjalani hubungan yang baru sekian bulan ini, saya akhirnya menyadari bahwa LDR adalah hubungan yang butuh energi ekstra dibanding hubungan di satu kota yang sama. Di awal -awal masa LDR (satu bulan pertama) saya bahkan menangis beberapa kali karena tidak pernah berada dalam kondisi seperti ini. Kangen yang hanya bisa dipendam, dorongan ingin bertemu, jealous setiap kali melihat pasangan yang bisa malam mingguan bersama dan hal-hal lain yang membuat bingung, rasanya seperti pacaran tapi tidak punya pacar (kamu pasti paham maksud saya).

Di bandingkan beberapa bulan lalu, sekarang saya mulai membiasa dengan hubungan ini dan ingin membagi beberapa hal ‘gila’ yang (saya yakin) hanya dipahami oleh kamu yang sedang LDR. Kenapa saya memakai kata 'gila'? Karena kalian tidak akan memahaminya jika belum mengalami LDR secara langsung ;)

    Skype is a must

    Ya ampun.. ini saya banget *tunjuk gambar di bawah*

    Copyright: 8tracks.com

    Jika ada penghargaan nobel untuk kategori romansa, penemu Skype wajib dapat nobel. Serius. Sebelum menjalani LDR, saya tidak pernah memakai Skype sama sekali, tetapi sekarang.. Skype adalah program yang WAJIB ada di smartphone dan laptop saya. Jika memungkinkan, memakai Skype setiap hari menjadi agenda rutin. Melakukan video call sampai ketiduran bahkan sampai terbangun dengan laptop yang menyala menjadi rutinitas yang (ternyata) menyenangkan. Walaupun tidak bisa bertemu secara langsung, layar yang hanya 12 inch bahkan 5 inch bisa meredakan kangen yang bertubi-tubi.

    Copyright: hercampus.com

    Terima kasih Skype, kamu telah menyelamatkan rindu ribuan pasangan LDR, termasuk saya (dan kamu-kamu semua yang sedang membaca konten ini). Oh satu lagi, sekarang saya paham betapa tersiksanya saat sinyal wifi lemah ketika sedang Skype-an.

    Janjian Makan Atau Nonton Film Bareng (via Skype)

    Again.. Skype! Karena jarak kami yang sangat jauh dan tidak memungkinkan setiap minggu bertemu, maka malam mingguan hanya bisa dilakukan via Skype. Satu momen yang saya suka adalah makan bareng di depan layar saat video call. Kadang kami merencanakan menu makanan yang sama di jam yang sama, misalnya pizza, camilan yang bisa dibeli di Indomaret atau makanan apapun. Walau tidak benar-benar bertemu, setidaknya kami menikmati makanan yang rasanya sama.

    Nonton film bareng via Skype juga bisa menjadi pengganti malam mingguan. Biasanya kami akan men-download film yang sama, menyalakan Skype, lalu menghitung 3.. 2.. 1.. agar menekan tombol play  pada detik yang sama. Lalu di sepanjang film, kami akan berkomentar ini dan itu, kadang kaget bareng melihat adegan absurd atau tertawa bersama.

    Apakah kegiatan 'gila' seperti ini menjadi hal yang sedih? Tidak juga, karena hal-hal seperti ini membuat saya menyadari bahwa ada yang lebih penting dari sebuah pertemuan, yaitu kebersamaan.

    Copyright: livesadvice.com

    Mulai Menabung dan Menabung Demi Tiket Untuk Bertemu

    Dulu, setiap kali melihat lipstik keluaran terbaru di beauty counter, saya pasti mampir dan tergoda rayuan mbak-mbaknya untuk membawa pulang lipstik tersebut. Tapi sekarang, saya akan berpikir ribuan kali untuk mampir ke beauty counter. Daripada saya membeli lipstik yang warnanya mirip-mirip semua dan setelah 6 bulan pasti saya buang, lebih baik uangnya saya tabung untuk membeli tiket dan bertemu dengan dia yang jaraknya 700 km dari saya.

    Copyright: mehekin.com

    Benar sih.. love has no distance, namun tetap saja, pertemuan adalah cara paling ampuh untuk mengobati rindu yang menggerogoti hati setelah berbulan-bulan tidak bertemu. Saya percaya bahwa pelukan secara langsung lebih bermakna dibanding pertemuan via 'teknologi' sehebat apapun. Sekuat-kuatnya saya menahan rindu, pertemuan adalah hadiah terindah bagi pasangan LDR. Maka ketika saya memegang selembar tiket untuk bertemu, bahagianya tidak bisa diungkapkan dengan apapun. Pokoknya happy syalala..

    Tanggal Merah dan 'Hari Kejepit Nasional' Jadi Lebih Bermakna

    Bisa dibilang, saya beruntung ‘hanya’ terpisah 700 km, masih lebih mudah untuk bertemu dibandingkan pasangan LDR yang terpisah benua. Saya tidak pernah menyangka bahwa tanggal merah dan ‘Hari Kejepit Nasional’ menjadi hal yang akan saya buru di tahun ini. Rencana untuk bertemu di kota saya atau kotanya menjadi rencana yang paling mendebarkan. Tidak mudah untuk memilih tanggal yang tepat, karena kadang jadwal kesibukan saya bentrok dengan kesibukannya.

    Copyright: viola wang/boredpanda.com

    Tapi.. jika sudah menemukan tanggal yang oke, cuti disetujui dan tiket sudah di tangan, rasanya campur aduk menjadi satu. Menghitung pemberhentian kereta dari satu stasiun ke stasiun berikutnya, hingga tiba di stasiun tempat dia menunggu kedatangan saya menjadi momen yang luar biasa. Padahal sebelum-sebelumnya, saya sudah pernah melewati stasiun yang sama puluhan kali. Ada rasa yang berbeda walaupun saya melewati jalur kereta api yang sama, because the miles that seperate us won’t be permanent *menghibur diri*

    Curi-Curi Telepon (Bahkan Saat di Kantor)

    Untuk yang satu ini, kamu mungkin pernah mengalami, tiba-tiba mendapat telepon dari dia di saat yang kurang tepat.

    Dia: "Sorry ganggu, tapi aku kangen banget,"

    Saya: *bisik-bisik* "Aku masih tugas liputan,"

    Dia: "Ngobrol tiga menit doang, please.."

    Saya: "Oke, tiga menit!" *melihat jam tangan dan mulai menghitung mundur*

    Tiga menit kemudian sambungan telepon mau tidak mau harus berakhir walaupun saya dan dia masih ingin mengobrol banyak. Sedih sih, tapi kamu pasti paham ada waktu-waktu random  saat rasa kangen akan terbayar walau hanya tiga menit mendengar suaranya. Jika kamu sudah bekerja, atau berbeda selisih waktu yang cukup banyak dengannya (mungkin dia di Inggris atau Amerika Serikat), hal-hal seperti ini kadang menyiksa. Saat kamu butuh waktu untuk curhat atau sekedar bilang kangen, waktunya tidak tepat. 

    Copyright: hubstatic.com

    Untuk saya sendiri, kadang jam istirahat siang di kantor saya pakai untuk menelepon. Lima belas menit lumayanlah untuk obrolan santai setelah makan siang. Tapi ingat ya, walaupun rasa kangen sering datang bertubi-tubi, tetap ada prioritas yang harus kamu utamakan. Jika kamu masih dalam meeting  atau kondisi yang mengharuskan untuk fokus, balas saja teleponnya dengan pesan singkat bahwa kamu belum bisa menerima teleponnya dan akan menghubungi dia sepulang kerja atau kuliah.

    Tapi saya paham kok, kadang lebih melegakan keluar sebentar dari ruang meeting dan pergi ke toilet selama 5 menit untuk menjawab telepon darinya. Teehee..

Oke! Itulah 5 hal gila yang pernah saya lakukan.

Wahai pejuang LDR, kamu tidak sendirian, mari kita hadapi LDR ini dengan penuh semangat. Jika saat ini kamu sedang merindukan dia dan merasa beraaat sekali menjalani LDR, ingat-ingatlah para kakek dan nenek dulu di masa perang yang hanya bisa bertemu sekian tahun sekali. Bahkan komunikasi hanya bisa sekian bulan sekali melalui surat yang dikirim via pos (itupun jika suratnya sampai). Perjuangan kita di masa kini lebih mudah untuk berkomunikasi, sekedar mengirim foto terbaru, video call dan juga.. untuk bertemu. 

Copyright: youtube.com

Pada akhirnya saya merasakan sendiri bahwa LDR memang berat, tapi di sinilah kadar kedewasaan dan kesabaran diuji. Jika kamu dan dia bisa melewatinya, LDR hanyalah soal waktu dan pembelajaran sebelum akhirnya bersatu. Jadi, tetaplah optimis! Semoga hal-hal gila yang saya tuliskan di atas (atau hal gila lain yang pernah kamu lakukan selama LDR) bisa menjadi kenangan manis saat sudah tidak ada lagi jarak kilometer yang memisahkan.

 

(vem/yel)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading