Sukses

Lifestyle

Mempersiapkan Pernikahan dalam Waktu 3 Bulan, Ini Suka Dukaku

Untuk mempersiapkan sebuah pernikahan, berapa lama waktu ideal yang dibutuhkan? Jawaban untuk pertanyaan ini mungkin bisa berbeda pada setiap pasangan. Dan sahabat Vemale yang satu ini menceritakan kisahnya mempersiapkan pernikahan dalam waktu 3 bulan saja. Selengkapnya, yuk ikuti tulisannya yang diikutsertakan dalam Lomba Menulis Here Comes the Bridezilla ini.

***

Memiliki calon suami yang kerja di lepas pantai, hubungan lebih sering LDR daripada ketemu, plus dengan perbedaan usia hampir 7 tahun (sang calon suami lebih muda, WOW). Alhamdulillah, Allah memberikan nyali dan keyakinan pada dia, saya, dan orang tua kami atas pernikahan yang akan kami langsungkan, walaupun bukan tanpa kendala.

6 tahun lalu saat sang calon suami baru saja menyampaikan niatnya pada orang tua saya, dan diterima, tiba-tiba saya blank, bingung mau mulai dari mana untuk persiapan pernikahan. Saya lalu banyak Googling dan tanya-tanya kepada teman mengenai persiapan pernikahan, apa saja to do list-nya. Ternyata panjang sekali daftarnya, fiuh.

Seminggu awal persiapan, rasanya ingin nangis (malah tepatnya bukan cuma ingin, tapi sudah menangis "berdarah-darah"). Hal yg paling membuat dongkol adalah banyaknya ketidaksepakatan, terutama dengan ibu tentang  konsep pernikahan yang akan dilangsungkan. Maklum saya anak pertama, jadi ibu pun baru pertama kali menikahkan anaknya. Dan karena pihak perempuan Jawa, tentu menjadi pihak yang sibuk mempersiapkan segala sesuatunya.

Ilustrasi. Menjelang pernikahan selalu ada suka dukanya./Copyright pixabay.com

Awalnya mimpi kami (saya dan ibu) sepertinya sedikit (atau malah banyak?) berbeda. Namun alhamdulillah, calon suami sungguh sangat suportif, semua tetek bengek yang bisa dia bantu dan beri saran, dia sampaikan dengan baik. Untuk hal-hal yang tidak bisa dia bantu, maka dia menyiapkan telinganya untuk menampung dan mendengarkan curhat saya.

Langkah saya menjadi ringan setelah saya menetapkan hati, untuk menjadi anak yang patuh pada orang tua. Khususnya ibu yang banyak berkontribusi terhadap konsep pernikahan kami. Saya yakin dan percaya, ridho darinya menjadi kunci pembuka pintu-pintu kelancaran untuk semua hal. Persiapan yang hanya 3 bulan hingga akad dan resepsi alhamdulillah berjalan lancar. Semua pintu rasanya terbuka dan semua hal dilancarkan Allah.

Mempersiapkan pernikahan tentu perlu curahan waktu, tenaga dan pikiran terbaik. Namun jangan lupa bahwa pernikahan itu bukan hanya soal keinginan dan mimpi calon pengantin wanita. Tapi juga keinginan dan mimpi calon pengantin pria. Lebih penting lagi, keinginan dan mimpi orang tua dan calon mertua. Sehingga toleransi, tenggang rasa, keikhlasan, birrul walidain harus tetap dijaga. Selamat mempersiapkan pernikahan tanpa bridezilla sindrom.

 

 

(vem/nda)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading