Sukses

Lifestyle

Setia & Tulus Rawat Cucu yang Sakit Langka, Kisah Kakek Ini Bikin Terenyuh

Merawat dan menjaga buah hati adalah kewajiban dari setiap orang tua. Dan seiring bertambahnya usia orangtua, anak-anak serta cucunya lah yang berkewajiban menjaga dan merawat orangtua. Namun, nampaknya ini tidak berlaku pada kakek bernama Totong (88) asal Pangandaran, Jawa Barat.

Dilansir dari laman viral4real.com, selama 17 tahun terakhir, kakek Totong beserta istrinya harus tetap merawat buah hati mereka atau lebih tepatnya cucunya, Syifa. Syifa lahir dengan kondisi langka yang membuat tubuhnya sangat kurus, tidak bisa bicara dan lumpuh. Kondisinya ini sering disebut sebagai "Malabsorption Syndrome."

Malabsorption Syndrome adalah penyakit yang mengacu pada sejumlah kelainan di mana usus halus tidak bisa menyerap nutrisi dengan baik. Nutrisi tersebut antara lain adalah protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral.

Syifa menderita kondisi langka sejak ia lahir/copyright viral4real.com/cerpen.co.id

Mengenai kisah kakek Totong yang setia dan tulus merawat cucunya sebenarnya sudah menjadi perbincangan hangat netizen sejak tahun 2016 lalu. Pihak pemerintah juga telah memberikan bantuan medis maupun kebutuhan pokok sehari-hari untuknya dan keluarganya. Apa yang dilakukan kakek Totong telah menjadi pelajaran berharga bagi kita semua untuk senantiasa tulus dan rendah hati.

Mengutip harapanrakyat.com, kekek Totong telah merawat Syifa sejak ia usianya masih balita. Ibunya meninggalkan mereka untuk bekerja di luar kota tapi tak pernah kembali. Sementara ayahnya telah meninggal dunia. Bersama sang istri, kakek Totong dengan tulus memastikan cucunya terawat dengan baik. Bahkan, ketika istrinya juga harus pergi lebih dulu ke hariabaanNya, sedikit pun kakek Totong tak pernah mengeluh karena ia harus merawat Syifa seorang diri.

Dengan penuh ketulusan, kakek Totong merawat Syifa sampai ajal menjemputnya/copyright viral4real.com/cerpen.co.id

Kakek Totong sendiri adalah seorang pensiunan tentara. Namun, ia tak pernah mendapat uang pensiunan dan ia bahagia dengan kehidupannya. Di sisa usianya tak tak muda lagi, kakek Totong harus tetap kerja keras demi menghidupi dirinya sendiri maupun keluarganya.

Hidup sederhana atau mungkin kekurangan, selama ini tak pernah membuat kakek Totong patah semangat. Ia juga bukan pribadi yang mudah mengeluh dan menyerah. Untuk Syifa, setelah menjalani perawatan intensif di rumah sakit setempat, ia meninggal dunia di usia 17 tahun pada April 2017.






(vem/mim)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading