Sukses

Lifestyle

Ibu, Hijabkan Dirimu

Kisah sahabat Vemale yang diikutsertakan dalam Lomba Menulis Surat untuk Ibu ini berisi suara hati seorang anak perempuan yang sebenarnya sangat mengingkan kebaikan untuk ibunda tercintanya.

***

Ketika aku melihat ibu bersolek di depan cermin, memakan waktu cukup lama dengan menggunakan riasan wajah untuk pergi bekerja, di saat itulah hatiku hancur. Sering kuingatkan, “Ibu pakailah hijab, tutuplah auratmu, jangan kau umbar kecantikanmu. Ibu.” Tapi peringatan itu Ibu dengar hanya bagai angin lalu, bahkan Ibu balas peringatan itu dengan perkataan yang menyakitkan hatiku.

Sudah berkali kali aku melarangmu keluar tidak memakai jilbab, sudah sering kujelaskan serta kuberikan dalil tentang bagaimana Allah mewajibkan berhijab syar’i dan azab neraka bagi seorang pengumbar auratnya. Tapi semua itu sekali lagi, hanya bagai angin lalu yang tak kau hiraukan. Bahkan kakak pun sudah jengah menasihatimu. Tapi aku, aku tak akan jengah dan menyerah untuk mengajak Ibu kepada kebaikan.

Aku sering memberikanmu khimar (kerudung panjang) dengan harga yang mahal agar Ibu tak terasa malu memakainya. Kubelikan Khimar itu dari kumpulan sisihan uang sakuku, tapi Ibu tidak pernah sekalipun memakainya. Ibu hanya anggap khimar-khimar itu sebagai benda yang memenuhi lemarimu saja.

Sungguh aku sangat mencintaimu, Bu./Copyright pexels.com

Ibu, sumpah demi apapun, tidak terbesit rasa sedikit pun kecewa dan kebencian di hatiku untuk Ibu. Tetapi bahkan aku sangat mencintaimu, sangat mencintaimu, Ibu! Karena tanpamu, aku tak mungkin berada disini. Ibu aku sangat menyayangimu oleh sebab itu aku tidak mau Ibu terjerumus ke dalam api neraka.

Ibu ayolah, hijabkan dirimu, kita gapai jannah Allah bersama-sama. Ibu pesan ini untukmu, hingga saat diriku tiada pesan ini akan terus teringat olehmu.

Dear Ibuku Tercinta,
Tahukah Ibu betapa berbahayanya diri kita sebagai kaum hawa? Tiap lekuk tubuh kita bagaikan racun yang begitu jahat dan sempurna. Ya sempurna membabat habis dan memporak porandakan teguhnya keimanan para kaum Adam. Ibu tahukah engkau, betapa berharganya dirimu? Hingga Allah meletakkan surga yang agung di telapak kakimu hingga dikatakan hancurnya sebuah negara karena kehancuranmu? Hingga Rasul menyebutmu tiga kali lebih pantas dihormati dari pada ayah. Maka, jadikanlah diri Ibu layak dihargai.

Aku hanya ingin Ibu mendapat kebaikan./Copyright shutterstock.com

Tapi tahukah Ibu betapa sakit hatiku? Ketika aku melihatmu bersolek dan mengumbar auratmu dengan bangganya kau perlihatkan, ketika lekuk tubuhmu dengan mudahnya dipandang laki-laki yang tak halal bagimu. Ibu ingatlah, sebagian besar penghuni neraka itu kaum hawa (wanita). Apakah Ibu tidak ingin dihormati dan dihargai mereka, karena kehormatan dan kepiawaianmu? Ketahuilah Ibu kita indah karena akhlak, Ibu mulia karena kehormatan dan akhlakmu.

Apakah Ibu suka jika laki laki yang bukan mahrom menyukaimu karena kecantikan paras dan keelokan tubuhmu, merasa berharga kah ketika Ibu mengumbar aurat? Lalu bagaimana bisa Ibu mengharapkan Ayah menjadi pendamping di surga nanti? Masihkah Ibu berharap mendapatkan Ayahku yang baik perilakunya, sedangkan diri Ibu berlumuran dosa?

Tapi jangan takut Ibu, Allah Maha Pengampun, tidak ada kata terlambat selama nyawa masih dalam raga. Bertaubatlah Ibu, walau dosa sebesar apapun, ampunan Allah itu luas. Kembalilah pada kesucian dirimu, Ibu. Kau indah karena akhlak terpujimu, jagalah diri Ibu, karena diri Ibu sangat berharga.

Ana uhibbuki fillah, Ibu (Aku mencintaimu karena Allah, Ibu).




(vem/nda)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading