Sukses

Lifestyle

Menahan Rindu Memang Bukan Perkara Mudah Saat Berada di Perantauan

Punya pengalaman tak menyenangkan atau tak terlupakan soal pertanyaan 'kapan'? Kata 'kapan' memang bisa jadi kata yang cukup bikin hidup nggak tenang. Seperti kisah sahabat Vemale yang disertakan dalam kompetisi Stop Tanya Kapan! Ungkapkan Perasaanmu Lewat Lomba Menulis Juli 2018 ini. Pada dasarnya kamu nggak pernah sendirian menghadapi kegalauan dan kecemasan karena pertanyaan 'kapan'.

***

Di kala aku jauh dari rumah dan orangtua, tentu rasa rindu menyelimutiku. Takdirku sebagai orang yang harus meninggalkan kampung halaman demi impian-impianku. Kampung tempat aku lahir yang selalu mengingatkan kenangan dan keceriaan keluarga. Keluarga utuh yang harus terpecah karena suatu keadaan, di mana aku dan adik-adikku harus terpisah dengan orangtua kami. Tersisa orangtua dan adikku yang masih balita di rumah, tempat seharusnya keluarga kami berkumpul. Aku harus melanjutkan kuliah ke luar kota, sedangkan adik-adikku di pesantren.

Bukannya aku egois kuliah harus ke luar kota. Akan tetapi takdir yang membawaku. Aku mencari perguruan tinggi yang negeri supaya biayanya tidak terlalu tinggi. Di sisi lain, aku perlu pengalaman. Jikalau aku hidup di kampung halamanku selamanya, sedikit pengalaman yang akan aku dapatkan. Aku juga tidak akan merasakan rasanya hidup jauh dari orangtua.

Ilustrasi./Copyright unsplash.com/andras vas

Selalu kuingat saat di mana kami berkumpul. Aku dan adik-adikku pulang ke rumah. Rumah dan keluarga itu terasa kembali lagi, begitulah kata yang dilontarkan ibuku. Akan tetapi, itupun tidak akan berlangsung lama. Rindu yang baru saja terobati, harus terulang kembali. Aku dan adik-adikku harus kembali pergi untuk melanjutkan perjuangan kami. Tentu aku sedih, tetapi aku ada impian yang harus kukejar. Aku harus menjadi lulusan sarjana, demi masa depanku.

Ilustrasi./Copyright unsplash.com/ravi roshan

Di perantauan, aku seringkali merasakan rindu yang sangat dalam. Walaupun aku bisa sedikit mengobatinya dengan menelepon orang tuaku, tetapi rindu ini belum terobati jikalau belum berada di rumah. Begitulah rasanya menjadi anak rantau. Seringkali di telepon ibuku menanyakan kapan pulang. Apalagi adikku yang masih balita, aku baru saja berangkat dan saat aku sampai menelepon rumah, sudah bertanya kapan kakak pulang.

Aku sudah tidak asing lagi dengan pertanyaan kapan pulang. Begitulah pertanyaan saat aku tidak berada di rumah orangtuaku. Bukannya aku tidak ingin untuk pulang ke rumah, akan tetapi aku hanya mempunyai kesempatan untuk pulang saat libur akhir semester. Dan aku juga tidak bisa jikalau sering-sering pulang ke kampung halaman. Aku harus hemat supaya bisa memenuhi keperluanku selama di kota orang.





(vem/nda)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading