Sukses

Lifestyle

Penyebab Terjadinya Pelecehan Seksual di Pesantren Bagian II

Dalam artikel sebelumnya, terdapat beberapa penyebab terjadinya pelecehan seksual yang terjadi di lingkungan pondok pesantren. Pondok pesantren yang seharusnya menjadi wadah pendidikan moral dan spriritual justru dijadikan kesempatan untuk melakukan penyimpangan. Berikut ini adalah beberapa penyebab lain yang meyebabkan beberapa pihak melakukan pelecehan seksual di area pondok pesantren.

Salah satu penyebab terjadinya kekerasan dan pelecehan seksual di pondok pesantren adalah tidak adanya tes psikogi saat penerimaan santri baru. Asalkan dapat memenuhi persyaratan administrasi, semua orang dapat langsung diterima. Padahal, banyak orang tua memasukkan anaknya ke pondok pesantren karena alasan anaknya nakal, tidak bisa diatur, dan broken home.
Tidak diketahui secara pasti apakah anaknya memiliki kelainan seksual atau tidak. Hal inilah yang memicu terjadinya berbagai macam pelecehan seksual di pondok pesantren. Tidak menutup kemungkinan pengaruh dari santri baru yang memiliki kelainan seksual juga dapat mendorong terjadinya penyimpangan seksual.

Alasan lain adalah banyak santri di bawah umur yang mengikuti pelajaran pendidikan seksual, menurut informasi yang dilansir situs suar.okezone.com. Pelajaran seksual di pondok pesantren seharusnya hanya diikuti oleh santri-santri senior yang sudah cukup umur. Akan tetapi dalam prakteknya masih banyak santri di bawah umur yang menyamar dan mengikuti pelajaran seksual. Hal inilah yang dapat mendorong seorang santri melakukan penyimpangan seksual.

Bukan hanya para santri yang melakukan pelecehan seksual, pemimpin sebuah pondok pesantren di Depok juga dilaporkan telah melakukan pelecehan seksual terhadap santrinya. Menurut informasi yang dilansir situs pikiran-rakyat.com, setelah diketahui pemimpin ponpes melakukan pemerkosaan terhadap salah satu santrinya, masyarakat berbondong-bondong merusak dan membakar pondok pesantren tersebut.

Nah, untuk itulah perhatian lebih bukan hanya diberikan pada para santri tetapi juga pengurus pondok pesantren untuk menghindari terjadinya pelecehan seksual. Semoga informasi di atas bermanfaat untuk Anda.

Oleh: Rani R. Wati

(vem/rsk)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading