Sukses

Lifestyle

Indah dan Penuh Makna, Ini 10 Prosesi Pernikahan Adat Jawa

Fimela.com, Jakarta Pernikahan merupakan impian hampir setiap orang. Mengenai pernikahan sendiri, setiap daerah memiliki adat sendiri-sendiri untuk prosesi atau acara pernikahan. Setiap prosesi ini memiliki makna atau arti yang sangat sakral. Misalnya saja prosesi atau acara untuk pernikahan adat Jawa.

Bagi orang Jawa, prosesi pernikahan yang dianggap ribet oleh kebanyakan orang, tetap dijalankan dengan penuh keikhlasan dan kehati-hatian. Pernikahan dinilai sebagai hal yang sangat sakral dan menjadi ibadah seumur hidup bagi pasangan suami istri. Setiap prosesi dalam pernikahan juga memiliki makna yang berarti buat pasangan suami maupun istri.

Inilah sedikitnya 10 proses pernikahan adat Jawa tersebut.

1. Siraman. Prosesi pertama ada siraman. Acara ini dilakukan dua hari sebelum hari pernikahan baik oleh pengantin pria maupun pengantin perempuan. Prosesi siraman memiliki makna membersihkan diri dari segala hal buruk. Pada prosesi ini, calon pengantin disiram dengan air kembang oleh tujuh orang berbeda. Tujuh dalam bahasa Jawa adalah pitu dengan harapan calon pengantin mendapat "pitulungan" (pertolongan) dalam segala hal terutama kelancaran acara pernikahannya.

2. Midodareni. Prosesi selanjutnya ada midodareni. Ini adalah acara silaturahmi oleh keluarga mempelai pria ke keluarga mempelai perempuan. Midodareni dilakukan di malam sebelum acara akad nikah. Malam midodareni dianggap sebagai malam baik karena para bidadari turun ke bumi memberi berkat kepada dua keluarga mempelai.

3. Injak Telur. Saat pernikahan, ada prosesi injak telur. Injak telur dilakukan oleh pengantin pria. Setelah menginjak telur, kaki pria akan dibasuh oleh pengantin istri sebagai tanda bahwa ia adalah istri yang patuh dan hormat pada suami. Dalam prosesi ini juga bermakna agar kedua pengantin diberi keturunan terbaik dalam pernikahan mereka nantinya.

4. Sikepan Sindur. Ini adalah prosesi di mana kedua pengantin digendong oleh ayah pengantin perempuan. Sedangkan sang ibu akan menuntun mereka dari belakang. Digendong di sini adalah membentangkan kain sindur pada tubuh kedua pengantin di mana kedua ujung kain dipegang oleh ayah dan kedua pengantin bersama ayah serta ibunya berjalan bersama. Arti sikepan sindur adalah orangtua berharap kedua mempelai selalu rukun dan hubungannya erat satu sama lain. Ini juga sebagai tanda bahwa kedua pengantin telah dipersatukan oleh ayah pengantin perempuan.

5. Pangkuan. Dalam prosesi pernikahan adat Jawa juga ada pangkuan. Kedua pengantin dipangku oleh ayah pengantin perempuan. Dari prosesi ini diharapkan kedua pengantin bisa berkasih kasih dengan adil. Diharapkan kedua pengantin juga memiliki kasih sayang sama besar untuk kedua orangtua mereka.

6. Kacar-Kucur. Ini adalah prosesi di mana pengantin pria mengucurkan kantong berisi biji-bijian, uang receh dan beras kuning ke sebuah wadah yang dipegang pengantin perempuan. Arti prosesi ini adalah suami bertugas mencari nafkah pada sang istri. Sementara istri menerima dan menggunakannya dengan tulus ikhlas. Dari prosesi ini diharapkan pasangan pengantin mendapatkan rezeki cukup di kehidupan pernikahannya.

7. Dahar Klimah atau Dulang-dulangan. Ini adalah prosesi di mana kedua pengantin saling menyuapi sebanyak 3 kali. Dalam prosesi ini harapannya kedua pengantin bisa selalu rukun, saling menolong dan saling peduli di bahtera rumah tangga yang mereka bangun.

8. Sungkeman. Sungkeman dilakukan sebagai tanda bakti anak ke orang tua. Sungkeman juga sebagai prosesi untuk mendapat restu dari keluarga besarnya terutama dari kedua orang tua mereka.

9. Janur Kuning dan Tarub. Dalam pernikahan adat Jawa yang tak pernah terlewatkan adalah janur kuning dan tarub. Dengan adanya dua hal ini diharapkan pernikahan yang dilangsungkan mendapat kesejahteraan dan pencerahan. Adanya janur kuning dan tarub juga sebagai tanda bahwa pemilik rumah sedang ada hajatan besar dan semoga selalu diberi kelancaran hingga akhir acara. Janur kuning juga dimaksudkan untuk menyingkirkan hal-hal yang tidak diinginkan.

10. Kembar Mayang. Kembar mayang juga sebagai hal penting dalam pernikahan adat Jawa. Kembar mayang terbuat dari janur kuning yang dibentuk sedemikian rupa. Setiap bentuk di kembar mayang memiliki makna berbeda. Bentuk keris bermakna pengantin harus berhati-hati. Bentuk burung bermakna kedua pengantin harus menjalani hidup dengan penuh motivasi dan semangat tinggi.

Itulah beberapa prosesi dalam pernikahan adat Jawa. Semoga informasi ini bermanfaat dan buat Sahabat Fimela yang hendak melangsungkan pernikahan, semoga selalu diberi kelancaran.

 

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading