Sukses

Lifestyle

Mengintip Serba-Serbi Sate dari Abad ke-19 Hingga Jadi Makanan Terenak di Dunia

Fimela.com, Jakarta Dikenal karena memiliki cita rasa yang amat memanjakan, sate menjelma jadi salah satu makanan paling populer di Indonesia. Sahabat Fimela tentu bisa dengan mudah menjumpainya di berbagai tempat. Bahkan saking variatifnya, beberapa kota di Indonesia memiliki sate dengan ciri khas tersendiri. Sebut saja Bali yang populer dengan sate lilitnya.

Meski begitu, pernahkah kamu berpikir bagaimana awalnya sate muncul, hingga menjadi salah satu primadona kuliner di Indonesia? Tanpa diduga, sate ternyata memiliki sejarah yang panjang. Makanya, biar tak sekadar menikmatinya, yuk tambah wawasan dengan serba-serbi seputar fakta menarik dari sate berikut ini.

Diperkirakan Muncul Pada Abad ke-19

Kelezatan sate yang mungkin saban hari kamu nikmati, ternyata sudah ada sejak abad ke-19 lho. Sama seperti sekarang ini, sejak awal sate rupanya dijajakan oleh pedagang jalanan di Jawa. Popularitas sate pun kian menanjak, ketika banyak pedagang dari Arab, India, hingga Timur Tengah datang ke Jawa. Uniknya, cikal bakal sate dengan cara ditusuk dan dipanggang, justru terinspirasi dari kebab. Akulturasi budaya juga memunculkan istilah ‘sate’ yang justru disadur dari bahasa Tamil, yang tak lain berarti daging.

Perkembangannya di Luar Indonesia

Tak berhenti di Indonesia, ketenaran sate akhirnya mulai merambah ke berbagai daerah di luar negeri. Bahkan, masih pada abad ke-19, perdagangan internasional membuat sate dari Indonesia berhasil dikenalkan di Afrika Selatan. Secara khusus negara yang punya tiga ibukota, bahkan menyebut sajian sate dengan nama sosatie.

Sebagai negara serumpun, sate juga turut dibawa oleh perantau dari Jawa ke Malaysia, Singapura, hingga Thailand. Wajar saat pelesiran ke sana, kamu bisa dengan mudah menemukan kuliner sate di beberapa negara tersebut.

Indonesia Punya Banyak Varian Sate

Sekalipun bisa ditemukan di luar negeri, tetapi kamu sepatutnya berbangga, karena varian sate di Indonesia sendiri sangat banyak jenisnya. Selain bumbunya yang beragam, cara masak yang tak sama membuat sate di setiap daerah di Indonesia punya citarasa khas masing-masing.

Misalnya saja, sate Madura yang diolah dari daging ayam atau kambing, serta disajikan cukup dengan bumbu kecap. Lain lagi dengan Padang. Di sana, sate tak melulu daging, tetapi juga menggunakan jerohan, termasuk lidah sapi, dengan bumbu kuah kuning pedas bercampur rempah yang kuat.

Di Ponorogo, sate justru disajikan dengan memanjang lengkap dengan bumbu kacang. Sebaliknya, di Bali, Sate Lilit dibikin dari cincangan daging sapi yang dicampur bumbu dan kelapa parut, sebelum dipanggang.

Dinobatkan Jadi Makanan Terlezat di Dunia

Berkat citarasa dan kelezatannya yang melegenda, tak heran jika sate pun dinobatkan sebagai salah satu dari 50 makanan terenak di dunia. Predikat itu pun bukan saja membanggakan Indonesia sebagai asal muasal sate, tetapi juga membuat variasi sate kian beragam. Dari sekadar lapak kaki lima yang ada di pinggir jalan, hingga sajian bintang lima di restoran mewah, sate kini menjelma menjadi hidangan lezat bagi semua kalangan.

Melihat sejarahnya yang begitu panjang, tak heran kalau sate layak menjadi salah satu kuliner Indonesia yang patut dilestarikan. Itu pula yang dilakukan oleh Sate Khas Senayan yang telah ada sejak 1974. Restoran yang dulunya bernama Sari Rasa Nusantara tersebut berkomitmen memajukan citarasa hidangan tradisional Indonesia sekaligus melestarikan budayanya.

Selama 40 tahun, restoran yang kini sudah memiliki 51 cabang tersebar di Jakarta, Depok, Tangerang dan Bekasi ini, konsisten menghadirkan citrasa istimewa di setiap masakannya. Beragam sate lezat pun bisa kamu nikmati di Sate Khas Senayan. Mulai Sate Ayam dengan baluran bumbu kacang lembut nan lezat, Sate Kambing, Sate Manis Sapi, juga Sate Ayam Bumbu Blora yang pedas.

Kabar baiknya, demi memuaskan pelanggannya, Sate Khas Senayan membagikan program menarik berupa #jangantakutLAPAR. Lewat program tersebut, kamu bisa menu menarik sepanjang harinya. Misalnya, Program Lapar Pagi (08.00-10.30 WIB) menyediakan Paket Bubur, Nasi Goreng, Nasi Jinggo dan Nasi Kucing termasuk minum seharga Rp35 ribu saja. Kemudian, ada Program Lapar Sore (15.00-17.30 WIB) yang terkenal dengan menu jajanan dan jamu. Sementara, Program Lapar Malam (mulai 21.00 WIB) menghadirkan paket Sate Ayam, Sate Kambing, dan Nasi Goreng mulai Rp78 ribu.

Supaya tak ketinggalan informasi dan program menariknya, kamu bisa follow akun media social Sate Khas Senayan di Facebook: Sate Khas Senayan, twitter: @satekhassenayan, Instagram: @satekhassenayan, maupun langsung di websitenya: satekhassenayan.com. Selamat kulineran, Sahabat Fimela!

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading