Cara Menerapkan Aturan Makan yang Tepat untuk Anak

Fimela.com, Jakarta Sarapan dibutuhkan tubuh agar kita memiliki tenaga untuk menjalani aktivitas. Bagi orang dewasa yang menjalankan diet, sarapan wajib dilaksanakan untuk mengontrol rasa lapar dan menghindari nafsu makan berlebih di siang hari. Lalu, bagaimana fungsi sarapan bagi anak?

Pada dasarnya sarapan akan membantu kemampuan kognitif, emosi, dan perilaku kita. Anak-anak yang masih dalam rentang usia pertumbuhan butuh sarapan untuk mengoptimalkan pertumbuhannya baik dari segi fisik maupun kecerdasan.

Kendati demikian, beberapa orang tua pasti merasa kesulitan membiasakan anak untuk sarapan. Tapi, jangan menyerah. Mulailah dengan menjadi contoh.

Orang tua harus lebih dulu menunjukkan kebiasaan sarapan tersebut sambil pelan-pelan melibatkan anak. Selain itu, ketahui juga nutrisi apa yang dibutuhkan anak dalam menu sarapannya.

Nutrisi yang baiknya ada dalam menu sarapan anak menurut, Dr. dr. I Gusti Lanang Sidiartha, Sp.A (K), antara lain; biji-bijian/akar/umbi-umbian, kacang-kacangan, produk olahan susu, daging, telur, sayur dan buah yang kaya vitamin A, sayur dan buah lainnya. Dari ketujuh jenis nutrisi tersebut, harus ada minimal 4 dalam satu menu makan anak.

TERKAIT: 7 Resep Ayam Bumbu Bali Sederhana Super Lezat

TERKAIT: Tips Memanggang Ayam dengan Oven Listrik agar Matang Merata

hidup sehat memerlukan niat dan kemauan yang keras serta dukungan dari orang-orang sekitar. Sama halnya seperti Dian Sastrowardoyo yang memiliki tekad untuk menerapkan gaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari.

Aturan Makan Pada Anak

Sarapan anak — Sarapan dapan mempengaruhi tingkat kecerdasan anak. (Foto: unsplash.com)

Selain menu dan nutrisi, aturan makan yang harus diterapkan orang tua pada anak juga perlu diketahui. Dokter Lanang memaparkan 3 aspek aturan tersebut, yakni;

1. Jadwal

Orang tua harus membiasakan anak makan teratur 3x sehari, diselingi dengan 2x camilan. Durasi makan anak tidak boleh lebih dari 30 menit, dan di sela-sela makan hanya boleh diisi air.

2. Lingkungan

Meski tampak seperti sebuah keharusan, anak tidak boleh dipaksa makan. Hal ini penting untuk menghindari trauma yang membuat anak semakin susah makan. Selain itu, tidak boleh ada distraksi. Setiap makan, anak harus fokus.

3. Prosedur

Yang tak kalah penting diterapkan adalah prosedur makan. Biarkan anak makan dalam porsi kecil terlebih dahulu, mengonsumsi makanan padat di awal, ajarkan untuk makan sendiri dan bersihkan area makannya setelah selesai.