Sukses

Lifestyle

Nasihat Orangtua Membuatku Bertahan dengan Kerasnya Hidup di Perantauan

Fimela.com, Jakarta Nasihat orangtua atau tradisi dalam keluarga bisa membentuk pribadi kita saat ini. Perubahan besar dalam hidup bisa sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai dan budaya yang ada di dalam keluarga. Kesuksesan yang diraih saat ini pun bisa terwujud karena pelajaran penting yang ditanamkan sejak kecil. Seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba My Culture Matters: Budayamu Membentuk Pribadimu ini.

***

Oleh: Lia Souisa - Merauke

Bukan Emas atau Berlian yang Diwariskan, Melainkan Nasihat Orang Tuaku adalah Warisan Tak Ternilai

Seperti mentari yang tetap bersinar walaupun sendiri menghadapi berbagai macam kerasnya hidup ku sadari karena warisan, kebiasaan, dan nasihat keluargaku sejak kecil. Aku terlahir dengan percampuran budaya barat dan timur Indonesia dari kedua orang tuaku yang kuat akan tata krama. Masa kecilku lebih banyak dihabiskan bersama kakek dan nenekku dikarenakan orang tuaku yang sering bepergian.

Sejak kecil hidupku selalu diatur dengan waktu dan kedisiplinan, mungkin karena latar belakang kakekku yang merupakan bekas tentara Belanda. Ya, segala aktivitasku selalu diatur dengan kedua hal itu. Ketika makan misalnya, harus bersama-sama makan di meja makan, tidak ada obrolan atau peralatan makan yang berbunyi saat waktu makan berlangsung. Atau tidak pernah duduk berbasa-basi dengan tetangga. Hal-hal kecil seperti itulah yang sampai saat ini terus tertanam dalam kebiasaan hidupku.

Suatu saat aku memutuskan untuk merantau ke negeri orang meski latar belakang keluargaku adalah orang berada yang bisa saja pekerjaan pun didapat dengan begitu mudah. Tapi aku bersikeras ingin mandiri. Tibalah aku di tanah orang dan mulai membiasakan diri. Dengan berbekal pendidikan sarjana hukumku tak sulit aku mendapatkan pekerjaan. Aku pun mulai mendapat godaan saat aku sudah hidup sendiri dengan penuh kebebasan dan gemerlapnya malam. Tapi aku sama sekali tidak terhanyut dengan ajakan kawan-kawan baruku untuk sekadar menikmati indahnya malam di tempat-tempat hiburan atau bahkan kehidupan seks bebas ketika ada pria kaya yang mendekatiku dengan modus cintanya.

Aku lebih memilih mengumpulkan energiku di kamar untuk menyambut hari esok dengan sejumlah ide-ide baru untuk pekerjaanku. Sesekali aku masih sering ditelepon orangtuaku sekadar mengingatkan jangan pulang malam walau masih ada pekerjaan kantor yang menumpuk. Terkadang risih karena aku merasa aku bukan anak kecil lagi yang harus dinasihati, tapi aku sadar nasihat-nasihat kecil itulah yang sampai saat ini menjagaku dari hal-hal negatif yang selalu datang mengoda.

 

Sesekali rasa bosan memang datang dengan cara hidupku yang masih sama. Aku hanya mencoba mengubah sedikit kebiasaanku agar bisa menikmati hidup dengan meluangkan waktu berkumpul dengan teman-teman tapi tidak untuk bergosip atau mengurusi hidup orang lain. Tiap kali ada ajakan untuk mencoba hal-hal yang bukan inginku pun, saat itu juga sering terdengar nasihat orangtuaku dalam hatiku. Seperti sudah terekam setiap nasihat keluargaku dalam pikiran dan hatiku dan akan selalu tergiang setiap kali aku ada godaan untuk mencicipi indahnya dunia.

Empat tahun sudah aku mandiri sebagai seorang wanita muda di rantau orang dan masih tetap sama memegang kebiasaan-kebiasaan keluargaku. Dua tahun pertama aku habiskan di daerah Papua barat bekerja di salah satu perusahaan terbesar di Indonesia. Tahun selanjutnya aku mendapatkan tawaran kerja di Papua dan aku memutuskan untuk pindah sampai detik ini. Saat ini usiaku 29 tahun, dan masih bahagia menikmati kesendirian dengan pekerjaanku sebagai penyiar di salah satu radio swasta dan sering mengisi acara-acara sebagai master of ceremony, bahkan sering meliput kehidupan masyarakat setempat sampai di pedalaman papua.

Satu hal yang selalu kuingat bahwa budaya, kedisiplinan, dan nasihat orang tuakulah yang menjagaku dari kerasnya kehidupan ketika aku memutuskan hidup mandiri di tanah rantau yang penuh kebebasan dan gemerlapnya hidup. Bukan emas atau berlian yang diwariskan padaku, melainkan nasihat orang tua dan kegigihanku menghadapi persoalan kehidupan menjadi teladan dan warisan yang tak ternilai harganya.

Terima kasih keluargaku. Aku sangat mencintai kalian, walau kutahu itu tidak sebanding dengan cinta kalian kepadaku. Tapi aku berjanji akan menjadi kebanggaan kalian selalu.

 

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading