Sukses

Lifestyle

Uang Hasil Ngutang Aja Sok-sokan Jadi Crazy Rich Asian, Ngaca!

Fimela.com, Jakarta Setiap orang pasti ingin kehidupannya sejahtera, kalau bisa kaya raya tak perlu memikirkan tanggungan apa pun. Mau belanja, ya tinggal belanja, tak peduli harga. Apa pun yang diinginkan bisa dibeli dengan mudah. Banyak orang sepertinya terlihat seperti itu di Instagram atau di media sosial mana pun.

Kalau tidak pamer sedang liburan ke mana, sedang memegang tas branded musim terbaru, ya mengendarai mobil dengan angka nol yang tak terhingga. Namun benarkah kehidupan kaya raya bisa semudah itu? Jika tidak itu semua hanya pura-pura saja.

Hanya karena ingin dilihat 'wah' di media sosial, seseorang merasa perlu menciptakan image 'kaya raya' tersebut meskipun palsu. Sedikit banyak, ternyata media sosial memegang peranan penting dalam membentuk kepribadian dan sikap seseorang dalam menjalani hidup.

Sebuah penelitian yang dilakukan di University of Copenhagen menemukan bahwa banyak orang menderita karena "rasa cemburu" setelah melihat kehidupan orang di media sosial. Mereka memiliki rasa rendah diri karena tak bisa hidup seperti teman-teman mereka di Instagram atau Facebook.

Penelitian yang dimuat dalam American Journal of Epidemiology, yang melibatkan 5.208 subjek juga menemukan bahwa pengguna Facebook mengalami banyak dampak negatif yang membuatnya cenderung menipu diri sendiri dan orang lain.

 

Kehidupan Pura-pura Ala Social Media

Kebanyakan orang akan rela bekerja siang malam (kalau ini masih bagus), hutang sana-sini (ini yang merepotkan) atau bahkan 'menjual diri' demi bisa menampilkan kehidupan mewah di media sosial. Pada akhirnya, ketika kebohongan itu terbongkar, hanya ada rasa malu yang tersisa. Beberapa di antara mereka yang bermuka tebal, mungkin tak akan merasa bersalah sedikit pun telah melakukannya. Seburuk itulah media sosial, you want it or not.

Efek negatif media sosial juga dipaparkan dalam sebuah hasil penelitian yang dipresentasikan di Association for Psychological Science dan European Association of Developmental Psychology bahwa orang cenderung berpura-pura menjadi seseorang yang bukan dirinya ketika tenggelam dalam masyarakat media sosial. Pada akhirnya mereka stres sendiri.

Itulah mengapa, ada baiknya jika menjadwalkan secara rutin berapa jam sehari untuk lepas dari gadget dan mengecek media sosial. Karena sekali lagi, penelitian menjelaskan bahwa mereka yang mengurangi diri menggunakan media sosial dilaporkan memiliki kehidpan lebih tenang dan puas dengan kehidupan mereka.

See, masih suka iri dengan kehidupan orang lain di Instagram, Facebook dan lainnya? Ingat, bisa jadi itu hanya pura-pura.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading