Sukses

Lifestyle

Tak Ada Manusia Sempurna, Berani Memaafkan adalah Hal Luar Biasa

Fimela.com, Jakarta Punya cerita mengenai usaha memaafkan? Baik memaafkan diri sendiri maupun orang lain? Atau mungkin punya pengalaman terkait memaafkan dan dimaafkan? Sebuah maaf kadang bisa memberi perubahan yang besar dalam hidup kita. Sebuah usaha memaafkan pun bisa memberi arti yang begitu dalam bagi kita bahkan bagi orang lain. Seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Menulis Fimela: Sambut Bulan Suci dengan Maaf Tulus dari Hati ini.

***

Oleh: Salsabila Husna - Bandung

Ramadan. Saat melihat kata itu terpajang dengan berbagai font yang cantik, di pikiranku sudah terbayang sebuah kalimat yang bahkan sudah acapkali menjadi awal mula penyambung silaturahmi antara orang yang berjauhan, antara orang yang saling menyayangi, anak kepada orang tua, dan bahkan saingan bisnis sekalipun.

“Minal Aidzin Walfaidzin ya! Mohon maaf lahir dan batin.” Notif kalimat itu selalu membanjiri ponselku ketika bulan ini tiba. Aku biasanya selalu tersenyum menatap ponselku sambil membalas satu per satu pesan masuk tersebut, mulai dari teman hingga keluarga, aku pun mengirimkan kalimat yang sama kepada mereka. Tujuannya hanya satu, meminta agar kesalahan yang pernah aku lakukan baik disengaja, maupun tidak disengaja dapat mereka maafkan dengan lapang dada. Namun, di bulan yang spesial pada tahun ini ada sebuah notif yang membuat pikiranku kusut seperti benang di kotak jahit ibu, guntur di dada seperti bedug yang dipukul saat azan Magrib tiba, mengubah bibirku yang sedari tadi melengkung ke atas menjadi garis horizontal sempurna.

“Sal, minal aidzin ya, mohon maaf kalau aku banyak salah sama kamu.” Kini mataku terpaku pada kalimat ini. Mencerna apa yang baru saja aku baca, kalimat ini ternyata dapat memutar perasaanku 180 derajat. Setelah mematung beberapa menit yang kulakukan hanyalah membacanya tanpa menjawab balik kalimat yang telah aku terima tadi.

Di pikiranku melayang-layang kembali kejadian waktu itu, di mana ia melukai perasaanku yang telah percaya kepadanya untuk menjadi teman hati, namun ternyata aku dikhianati. Aku begitu emosi dan marah. Luka itu sudah lama ada, namun aku sadar luka itu belum sembuh.

 

 

Melepaskan Beban

Seperti bisa membaca ekspresi, ibuku tiba-tiba menghampiri. “Nak apakah kamu tahu? Memaafkan dengan tulus seseorang yang pernah melukai kita, dapat membuat hati kita lebih tenang, dan dapat menghilangkan dendam di hati. Jika di hati kita masih terdapat dendam kepada orang lain, dendam itu bisa jadi penghambat kita untuk hidup lebih baik lho, ibaratnya kain yang masih terdapat noda berat hati rasanya jika kain itu langsung dijemur dan dimasukkan ke dalam lemari. Ingat Nak orang lain pun punya perasaan, sama seperti dirimu, apakah kita tak pernah berbuat salah kepada orang lain?” Aku tersadar dengan apa yang ibu ucapkan, jangan-jangan hal inilah yang membuat hatiku selalu gelisah dan sulit untuk melupakan apa yang telah terjadi.

Setelah selesai berbincang dengan ibu, aku langsung mengambil ponselku dan membuka ruang chat yang di dalamnya terdapat pesan yang belum aku balas. “Sudah kumaafkan, aku juga minta maaf ya jika selama ini aku pernah banyak berbuat salah kepadamu.” Dengan satu ketukan kalimat itu sudah meluncur ke ponsel si pengirim, beberapa saat kemudian ia lalu membalas. “Terima kasih Sal, aku harap kita bisa berteman baik seperti biasa.” Aku menjawab lagi. “Sama-sama.”

Hatiku rasanya tenang sekali, ibu benar. Jika kita melepaskan beban-beban seperti dendam dan kebencian, hati kita akan terasa lebih ringan. Manusia tidak ada yang sempurna, berani memaafkan merupakan hal yang luar biasa dengan menyadari bahwa kita pun pasti pernah berbuat salah terhadap orang lain. Kini aku mantap untuk menjalani hidupku tanpa ada dendam lagi. Di bulan ramadan ini aku berharap bisa semakin dekat dengan Allah swt. Memang benar ikhlas dan memaafkan tidak semudah membalikkan telapak tangan. Namun koin pun memiliki kedua sisi, dan aku yakin semua yang telah aku alami ada hikmah luar biasa di baliknya. Allah lebih mengetahui mana yang terbaik untuk hamba-Nya. Bismillah, semoga di bulan yang suci ini aku bisa menjadi pribadi yang jauh lebih baik lagi dari sebelumnya.

 

Simak Video di Bawah Ini

#GrowFearless with FIMELA

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading