Sukses

Lifestyle

Aku Sudah Memaafkannya meskipun Hatiku Tertatih

Fimela.com, Jakarta Punya cerita mengenai usaha memaafkan? Baik memaafkan diri sendiri maupun orang lain? Atau mungkin punya pengalaman terkait memaafkan dan dimaafkan? Sebuah maaf kadang bisa memberi perubahan yang besar dalam hidup kita. Sebuah usaha memaafkan pun bisa memberi arti yang begitu dalam bagi kita bahkan bagi orang lain. Seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Menulis Fimela: Sambut Bulan Suci dengan Maaf Tulus dari Hati ini.

***

Oleh: Hosianna Agnessa - Jakarta

Pada suatu kesempatan, aku mengenal seorang laki-laki yang kemudian menjadi kekasihku. Pada awalnya aku tidak mau untuk berpacaran dengannya karena kami berbeda keyakinan. Tapi dia hadir dan menciptakan suasana yang nyaman. Aku masih menganggapnya seperti seorang teman, tapi dia memanggilku dengan panggilan “ayank” (sayang). Entah bagaimana, pada saat itu aku begitu merasakan kenyamanan yang tercipta di antara kami, sehingga aku pun bisa ikut memanggilnya “yank”.

Singkat cerita, dia semakin sering hadir dalam hari-hariku. Sampai tiba waktunya buatku menyadari bahwa dia hanya memanfaatkanku. Memang, selama itu aku lebih banyak memfasilitasi dalam hal dana. Kami makan, nonton, berpergian, semua tidak berarti apa-apa bagiku memfasilitasinya selama kami bisa menghadirkan kebersamaan yang menyenangkan.

Suatu kali, aku mendapati foto-foto pre-wedding nya bersama wanita lain. Rasanya kaget dan sangat menyesakkan. Aku merasa dibohongi dan terpukul bahwa dia hanya menghargaiku sejauh fasilitas yang bisa dia dapatkan selama bersamaku. Selebihnya, dia sudah berencana menikah dengan wanita lain yang seiman dan yang memfasilitasi lebih banyak lagi dariku. Aku begitu terpukul dan berusaha memberitahu wanita ini tentang apa yang aku alami. Karena itu, aku mengalami teror dari laki-laki yang pernah menjadi kekasihku ini. Dia meneror dan justru memfitnahku. Memang, orang yang ketakutan karena sudah berbuat salah mampu melakukannya. Dia takut rencana pernikahannya bubar.

 

 

 

Jiwaku Retak

Saat itu rasanya jiwaku retak. Seperti dihancurkan dari dalam, dari pribadi yang mengambil tempat di hatiku. Begitu sesak rasanya, tapi aku tidak mampu membencinya. Aku mengingat bahwa dia adalah anak laki-laki dari keluarga broken home. Aku bersimpati bahwa ayah kandungnya sudah lama meninggalkan ibu dan anak-anaknya untuk hidup bersama wanita lain. Aku bisa membayangkan betapa dia sendiri pernah menderita dengan perasaan tidak berharga karena ditinggal dengan sengaja oleh ayah kandungnya. Aku bisa memahami betapa dia tidak memiliki figur ayah yang cukup selama hidupnya. Bahkan, dia tidak memiliki teladan yang baik tentang menjadi laki-laki yang bertanggung jawab. Semua kisah yang pernah dia utarakan kembali berputar di benakku, dan membuatku mampu memaafkannya. Aku tidak pernah membencinya.

Aku sangat sedih dan merasa hancur seperti mengalami sebuah tragedi. Aku menyaksikan dokumentasi pernikahan laki-laki yang beberapa minggu sebelumnya masih bersamaku. Aku mengenang bahwa dia sudah berbalik menyerangku dengan teror dan fitnah demi untuk bersama wanita yang dinikahinya. Saat itu bulan Februari, bulan penuh cinta di mana orang-orang merayakan Hari Kasih Sayang. Tapi aku belajar merayakan kasih dan sayang dengan cara memaafkan dan mengampuninya.  

Saat ini sudah 5 tahun berlalu sejak kepergiannya. Satu kali pun aku tidak pernah berjumpa lagi dengannya. Semoga dia berbahagia.

Simak Video di Bawah Ini

#GrowFearless with FIMELA

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading